TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

100 Muslim Muda Dilatih Menjadi Pemimpin Islam Berkeadilan dan Toleran

Muslim muda sebagai pembina kedamaian

Konferensi pers Salaam Summit di INNSiDE by Melia Yogyakarta, Jalan Ring Road Utara, Maguwoharjo, Depok, Jumat (27/10/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Sleman, IDN Times - Indika Foundation menyelenggarakan program nasional Salaam Summit di INNSiDE by Melia Yogyakarta, Jalan Ring Road Utara, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Jumat (27/10/2023). Program ini merupakan program pelatihan kepemimpinan bagi 100 muslim muda berdasar Islam Wasathiyah (Islam berkeadilan).

Tidak hanya melahirkan calon pemimpin yang menerapkan Islam berkeadilan, namun juga tasamuh (toleransi), ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia), dan mantiq (logika). Pelatihan untuk muslim muda berusia 17-24 tahun ini diselenggarakan melalui serangkaian Zoom Class dan Kelas Offline di Yogyakarta. Lima peserta terbaik dalam Salaam Summit akan mendapatkan dana hibah untuk melaksanakan aksi keberlanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat.

1. Muslim muda sebagai pembina kedamaian di Indonesia

Program Director Indika Foundation, Muhammad Abie Zaidannas Suhud. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Program Director Indika Foundation, Muhammad Abie Zaidannas Suhud, menyampaikan alasan terselenggaranya Salaam Summit. Menurutnya muslim muda sebagai mayoritas harus jadi motor utama dalam membina kedamaian di Indonesia. "Maka dari itu, Indika Foundation berinisiatif untuk mengasah kemampuan pemimpin masa depan yang amanah, toleran, empatik dan adil," ujar Abie.

Abie mengatakan pihaknya berharap dapat mencetak pemimpin muslim muda Indonesia yang mampu mewujudkan Islam sebagai agama Rahmatan lil Alamin di Indonesia. "Dan mendorong nilai-nilai perdamaian untuk semua anggota masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau etnis," kata Abie.

Baca Juga: FSY 2023 Wujud Pelestarian Sastra di Kota Yogyakarta

2. Pentingnya Islam berkeadilan untuk pemimpin muslim muda

Menteri Agama RI 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Menteri Agama RI 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin, juga menjadi salah satu pengisi Kelas Offline dan Zoom Class pada sesi Islam Wasathiyah dalam Salaam Summit 2023. LHS sapaan akrabnya, menekankan pentingnya Islam Wasathiyah. 

“Wasath berarti di tengah, moderat, tidak berlebihan dan tidak berkekurangan. Pemimpin muslim yang menerapkan prinsip Islam Wasathiyah adalah pemimpin yang adil dan berimbang. Ia tidak akan memaksa. Ia akan memberi ruang bagi yang lain untuk berbeda pendapat, menghargai pilihan keyakinan dan pandangan hidup seseorang," ujarnya.

Selain kelas mengenai Islam Wasathiyah, Salaam Summit 2023 juga menghadirkan lima Zoom Class dan enam Kelas Offline lainnya dengan topik yang beragam. Sebanyak 24 tokoh nasional dan internasional juga tercatat menjadi pengisi kelas Salaam Summit, di antaranya General Secretary of the Muslim Council of Elders (MCE) H. E. Judge Mohamed Abdelsalam, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, Direktur PeaceGeneration Indonesia Irfan Amalee, Country Director Search for Common Ground (SFCG) Indonesia Bahrul Wijaksana, Pendiri Institut Mosintuwu Lian Gogali, Managing Director Indika Foundation Ayu Kartika Dewi, dan juga Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah, Siti Rofiah.

Baca Juga: Relawan dari Qatar Museum Bertukar Ilmu dengan Siswa SMKN 1 Bayat

Berita Terkini Lainnya