TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tanda Hubungan Abusive yang Diam-Diam Berbahaya, Red Flag!

Jangan sampai terjebak, ya!

Ilustrasi abusive relationship (Unsplash/Fizkes)

Hanya karena sesuatu tampak innocent, bukan berarti hal itu sama dengan yang ditampakkan. Hal ini juga berlaku pada abusive relationship. Secara singkat, abusive relationship adalah pola atau perilaku kekerasan dalam hubungan yang digunakan untuk membentuk kuasa dan kendali terhadap pasangan atau mantan pasangan. 

Pada awalnya, abusive relationship terlihat seperti hubungan yang manis. Sangat penting untuk menyadari taktik pelecehan emosional, mengingat dampaknya yang bisa lebih merusak psikologis daripada bentuk pelecehan lainnya. Menurut para ahli, berikut 7 tanda abusive relationship yang diam-diam berbahaya padahal terlihat biasa pada awalnya.

1. Mengisolasi korban dari sekelilingnya

Ilustrasi isolasi (Unsplash/Skynesher)

Isolasi menjadi hal penting yang patut diwaspadai, karena pada awalnya tidak tampak berbahaya. Ketika kamu tertarik dengan seseorang, hal pertama yang terlintas di benak adalah menghabiskan banyak waktu dengan mereka, bukan?

Pelaku kekerasan emosional juga sama. Bedanya, mereka ingin "menguasai" penuh waktumu. Jika kamu membuat rencana dengan teman, maka mereka akan membuatmu merasa bersalah.

Nickia Lowery, terapis dari Lincoln University, mengatakan bahwa seorang manipulator akan mengatakan bahwa hanya mereka lah yang benar-benar peduli denganmu. Tujuannya di sini adalah membuat kamu bergantung pada mereka. Begitu seseorang terisolasi, maka ia akan merasa terjebak dan tidak berdaya.

2. Memberikan silent treatment

Ilustrasi silent treatment (Unsplash/Kristina Flour)

Sempat ramai pembahasan tentang silent treatment yang dianggap lebih parah dari bentuk kekerasan lainnya. Uniknya, hal ini sering dipakai oleh para posesif yang bisa membawamu ke dalam abusive relationship. Ada beberapa cara untuk mengidentifikasinya menurut Choosing Therapy, yaitu:

  • Mereka sering mengabaikan kamu
  • Mereka diam dalam waktu yang lama
  • Mereka berbicara dengan orang lain, tetapi bukan kamu
  • Ketika mencoba berbicara dengan mereka, mereka tidak menanggapi
  • Kamu merasa dihukum oleh sikap diam mereka
  • Mereka tidak berusaha mengomunikasikan perasaan mereka kepadamu

Silent treatment adalah bentuk hukuman yang suka digunakan oleh banyak pelaku kekerasan emosional. Menurut para psikoterapis, itu adalah cara bagi mereka untuk mengambil kekuasaan atas dirimu.

3. Membuat komentar yang menyakitkan

Ilustrasi komentar yang menyakitkan (Unsplash/SunnyVMD)

Apakah kamu pernah merasa perlu untuk mengubah diri sendiri karena komentar pasangan? Hati-hati, karena ini adalah red flag dalam hubungan. Membuat komentar yang menyakitkan tentang penampilan atau masa lalu dengan cara "bercanda" bukanlah hal baik.

Pada awalnya, kamu mungkin mengira kalau mereka hanya bercanda. Namun menurut Lowery, beberapa orang menggunakan jenis sarkasme dan komentar pedas sebagai cara untuk mengendalikan orang lain.

Baca Juga: 5 Tanda Hubungan Toksik pada Pasutri, Bisa Jadi Bom Waktu

4. Gaslighting

Ilustrasi gaslighting (Unsplash/Iuliia Burmistrova)

Melansir dari Britannica, gaslighting adalah jenis manipulasi di mana manipulator mencoba membuat orang lain (atau sekelompok orang) mempertanyakan realitas, ingatan, atau persepsi mereka sendiri. Gaslighting sangat berbahaya karena dimulai dengan sangat halus. 

Misalnya kamu berkata, "Panas ya di sini," dan pasangan menjawab, "Nggak, kok, di sini dingin." Katie Ziskind, seorang terapis pernikahan dan keluarga, berkata kalau gaslighting bertujuan untuk membuat emosi kamu menjadi tidak valid.

Jika kamu membawa emosi dengan cara yang sehat dan pasangan menyebut kamu gila atau membuatmu merasa seperti itu, maka hati-hati karena hal itu bisa masuk ke dalam pelecehan emosional. Seringkali, gaslighting digunakan oleh para narsisis untuk membuatmu tidak nyaman dan tidak berharga.

5. Memberitahu tentang apa yang harus dan tidak harus dilakukan

Memberitahu tentang apa yang harus dan tidak harus dilakukan (Unsplash/praetorianphoto)

Memberitahu seseorang apa yang "harus" dilakukan atau tidak mungkin terdengar umum, sehingga seringkali diabaikan. Padahal, hal itu bisa jadi tanda abusive relationship di tingkat awal. Hal ini dijelaskan oleh Dr. Carla Manly, seorang psikolog klinis.

Dikutip dari laman Bustle, memberi saran memang tidak apa-apa, tapi penting untuk mengetahui apakah saran ini untuk kebaikan bersama atau tidak. Jika tidak, maka bisa jadi kalau ini adalah taktik untuk mengendalikan kamu. Hal ini akan membuat kamu bergantung pada mereka untuk membuat keputusan yang "tepat" untuk dirimu sendiri.

6. Catastrophizing

Ilustasi catastrophizing (Unsplash/DjelicS)

Catastrophizing merupakan salah satu jenis distorsi kognitif, yaitu kebiasaan berpikir negatif yang berlebihan dan tidak rasional sehingga menyebabkan gangguan psikologis tertentu. Lalu, apa hubungannya dengan hubungan yang abusive?

Seorang psikoterapis, Christine Scott-Hudson mengatakan kalau para pelaku kekerasan emosional menggunakan taktik ini untuk membuat kamu meragukan diri sendiri. Mereka terlihat seperti memperhatikan, padahal sebenarnya mencoba mengikis kepercayaan diri kamu.

Misalnya, kamu akan naik jabatan di pekerjaan sat ini. Namun alih-alih menyemangati, seorang manipulator justru akan mengemukakan segala macam skenario buruk di mana kamu akhirnya gagal. Mereka mungkin melakukan ini agar kamu tidak melihat potensi sejatimu sendiri, karena takut kalau kamu akan meninggalkan mereka.

Baca Juga: 7 Tanda Relationship OCD, Obsesif-Kompulsif dalam Hubungan

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya