Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Orside, Deteksi Dini Kanker Mulut Karya Mahasiswa UGM

, Tim Riset Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) UGM menghadirkan teknologi revolusioner untuk deteksi kanker mulut
, Tim Riset Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) UGM menghadirkan teknologi revolusioner untuk deteksi kanker mulut (Humas UGM)
Intinya sih...
  • Orside menggabungkan teknologi fluoresensi dan kecerdasan buatan untuk deteksi dini kanker mulut.
  • Orside memanfaatkan cahaya fluoresensi biru dan algoritma CNN canggih untuk analisis yang akurat dan efisien.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times - Penyakit kanker mulut menjadi ancaman serius di Indonesia dengan jumlah kasus menempati urutan ke-6 di Asia Tenggara. Pada 2017, Indonesia memiliki insidensi kanker mulut sebesar 5.329 dari total 18.071 kasus. Tingginya angka kejadian ini diperburuk oleh fakta bahwa mayoritas pasien baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Hal ini seringkali dikarenakan gejala awal yang sulit teridentifikasi.

Ironisnya, metode diagnosis konvensional, seperti biopsi, kerap menyulitkan pasien. Prosedur tersebut dikenal menyakitkan, memakan biaya besar, dan memerlukan waktu tunggu hasil yang lama sehingga memperlambat upaya penanganan dini.

Melihat kondisi tersebut, Tim Riset Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) UGM menghadirkan sebuah terobosan teknologi revolusioner. Inovasi ini diberi nama, Orside : Detektor Lesi Pra-kanker Portable Berbasis Fluoresensi dengan Deep Learning Convolutional Neural Network (CNN). Inovasi ini dirancang secara spesifik untuk merevolusi deteksi dini dan memangkas waktu diagnosis kanker mulut.

Inovasi yang dikembangkan oleh tim mahasiswa ini merupakan buah dari kolaborasi lintas disiplin lima mahasiswa UGM, yaitu Heironymus Damar Jati Danisworo dan Aurelius Galih Arkananta dari FT UGM, Hikmat Sejati dari FMIPA UGM, serta Fatimah Islamia dan Tyasadwi Bumi dari FKG UGM. Tim Orside dibimbing langsung oleh Indra Bramanti, Sp.KGA (K), M.Sc. dari Fakultas Kedokteran Gigi UGM.

1. Gabungkan teknologi fluoresensi dan kecerdasan buatan

Menurut Ketua Tim Orside, Heironymus Damar Jati Danisworo, inti inovasi ini terletak pada penggabungan teknologi fluoresensi dan kecerdasan buatan. Kombinasi canggih ini memungkinkan pemeriksaan lesi pra-kanker dilakukan dengan lebih cepat dan akurat di lokasi perawatan (point-of-care).

“Kami ingin menghadirkan teknologi yang bisa mempercepat proses deteksi, lebih nyaman bagi pasien, dan pada saat yang sama, tetap menjamin tingkat akurasi tinggi bagi tenaga medis,” ungkap Heironymus, Senin (6/10/2025).

2. Orside memanfaatkan cahaya fluoresensi biru

, Tim Riset Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) UGM menghadirkan teknologi revolusioner untuk deteksi kanker mulut
, Tim Riset Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) UGM menghadirkan teknologi revolusioner untuk deteksi kanker mulut (Humas UGM)

Anggota Tim Orside dari FT UGM, Aurelius Galih Arkananta, menjelaskan secara teknis Orside memanfaatkan cahaya fluoresensi biru untuk membedakan jaringan sehat dan abnormal pada rongga mulut. Kamera mini yang terhubung melalui Bluetooth menangkap citra jaringan, kemudian menganalisisnya dengan algoritma CNN canggih.

Keunggulan kecerdasan buatan ini terletak pada kemampuannya mengenali pola mikro yang tak terlihat mata manusia sehingga meningkatkan ketepatan diagnosis. “Data hasil analisis dapat langsung tersimpan di cloud dan diakses real-time oleh dokter, sehingga proses pemeriksaan jauh lebih efisien,” kata Aurelius Galih Arkananta.

Selain presisi tinggi, Orside juga dirancang dengan mempertimbangkan aspek keamanan, kenyamanan, dan portabilitas di lapangan.

3. Mudah digunakan tenaga medis

Hikmat Sejati, mahasiswa FMIPA yang fokus pada bagian sistem antarmuka, memastikan integrasi perangkat lunak dan keras berjalan mulus. “Kami merancang agar hasil analisis bisa ditampilkan dengan jelas melalui aplikasi, sehingga mudah digunakan tenaga medis di berbagai kondisi.” jelasnya.

Orside memiliki desain portable dan ergonomis, serta dilengkapi sistem sterilisasi ultraviolet (UV) pada penutupnya untuk mencegah infeksi silang antar pasien. “Prosedur ini jauh lebih aman dibanding metode konvensional. Kami berharap masyarakat bisa lebih sadar pentingnya pemeriksaan mulut sejak dini,” jelas Fatimah Islamia, anggota Tim Orside dari FKG UGM.

Senada dengan itu, Tyasa dwi Bumi, rekannya dari Fakultas Kedokteran Gigi, menegaskan, “Jika deteksi dilakukan lebih awal, angka harapan hidup pasien bisa meningkat signifikan.”

4. Bentuk sinergitas keilmuan di UGM

ilustrasi tutup mulut (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi tutup mulut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sementara itu, dosen pembimbing, Indra Bramanti, menilai Orside sebagai bukti nyata sinergi keilmuan di UGM. Menurutnya, inovasi ini adalah bukti keberhasilan integrasi teknik, kedokteran gigi, dan ilmu komputer dalam menciptakan solusi medis aplikatif yang berpotensi diterapkan di layanan kesehatan primer.

Indra berharap Orside dapat menjadi kontribusi nyata UGM dalam menekan angka kematian akibat kanker mulut sekaligus memperkuat peran kampus dalam menghadirkan inovasi teknologi kesehatan bagi masyarakat luas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us

Latest Life Jogja

See More

Orside, Deteksi Dini Kanker Mulut Karya Mahasiswa UGM

06 Okt 2025, 16:57 WIBLife