Paste Lab Ubah Sampah Plastik Jadi Aksesori Gadget hingga Kacamata   

Paste Lab ingin orang bangga pakai produk daur ulang

Yogyakarta, IDN Times – Berawal dari kegelisahan masalah penumpukan tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) di Piyungan, Bantul, beberapa anak muda asal Yogyakarta, berinisiatif mengurangi sedikit beban sampah yang ada di sekitarnya. 

Tidak hanya berusaha mengurangi, Arinta Budhi Nugraha, Dhemi Purwanto dan teman-temannya mengajarkan kebiasaan baru mengurangi penggunaan bahan plastik. Misalnya sedotan plastik diganti dengan bahan stainless steel hingga pemakaian pembalut sekali pakai dengan berbahan kain.

Usaha mewujudkan zero waste, sekumpulan anak muda yang tergabung dalam Paste Lab. Paste Lab, juga mengubah sampah menjadi berbagai produk apik yang mempunyai nilai ekonomis.

1. Harga alat pengolahan sampah mahal

Paste Lab Ubah Sampah Plastik Jadi Aksesori Gadget hingga Kacamata   Paste Lab (dok.istimewa)

Alat pengolahan yang mahal sering menjadi kendala pengolahan sampah yang dirasakan Paste Lab. Akhirnya Budi dan teman-temannya yang merupakan lulusan teknik membuat sendiri dengan modal yang lebih murah. Setelah berbagai percobaan selama kurang lebih satu tahun, pada Juni 2021, Paste Lab meluncurkan beberapa barang hasil daur ulang sampah.  

“Sebenarnya punya ide ini sudah dari 2018, cuma alat yang dibutuhkan belum ada. Jadi, kami hold dulu nih idenya.” Kata Dhemi, tim bisnis Paste Lab kepada IDN Times, Minggu (26/12/2021) di Pasar Wiguna. 

Sebelum membuat barang, Budi dan Dhemi mengaku melakukan riset tentang barang yang disukai dan dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini agar barang buatan mereka, bisa diterima dan disukai oleh semua orang. 

2. Keterbatasan alat, Paste Lab hanya bisa olah dari plastik jenis HDPE

Paste Lab Ubah Sampah Plastik Jadi Aksesori Gadget hingga Kacamata   Paste Lab (dok.istimewa)

Fokus pengolahan sampah yang dilakukan oleh Paste Lab saat ini adalah jenis plastik HDPE, yaitu High-density polyethylene, yang berasal dari tutup botol plastik dengan warna beragam. Jenis plastik ini mempunyai ketahanan yang baik, sehingga tidak mudah pecah saat jatuh.

“Untuk bahan baku, kami fokus dengan plastik yang HDPE. Kenapa HDPE? Karena mudah diolah, titik lelehnya tidak begitu tinggi, dan lentur. Jadi tidak gampang patah,” terang Dhemi.

Paste Lab mendapatkan tutup botol plastik bekas dari pengepul, bank sampah, dan sumbangan dari teman-teman.

Baca Juga: Tolak Perluasan, Unjuk Rasa Warga Sekitar TPST Piyungan Dibubarkan

Baca Juga: Kebun Belajar Rumah Tumbuh, Ciptakan Desa yang Ramah Anak

3. Paste Lab ingin membuat orang-orang bangga pakai produk daur ulang

Paste Lab Ubah Sampah Plastik Jadi Aksesori Gadget hingga Kacamata   Produk barang yang dihasilkan oleh Paste Lab / dokumentasi istimewa

Kebanyakan barang dari hasil proses daur ulang, menurut Budhi dan Dhemi tak memiliki penampilan yang bagus sehingga mengurangi keinginan untuk memakainya. Padahal, orang seharusnya akan merasa bangga untuk menggunakan barang olahan dari sampah. 

“Kenapa aku mengagas ini, karena menurut aku produk recycle itu kebanyakan norak. Secara semangat itu kita sudah sama yaitu ingin mengurangi sampah plastik, tapi kenapa secara eksekusi tidak maksimal?” ujar Dhemi.

 

4. Harga barang hasil daur ulang mulai Rp10 ribu

Paste Lab Ubah Sampah Plastik Jadi Aksesori Gadget hingga Kacamata   Paste Lab (dok.istimewa)

Casing gawai atau gadget merupakan produk pertama Paste Lab. Terbuat dari tutup botol plastik bekas, dengan desain menarik dan kualitas kuat, anak muda yang berusia 25 tahun ini ingin menunjukkan bahwa produk daur ulang bisa digunakan di segala kondisi, namun tetap ramah lingkungan.

“Bisa dibilang ini adalah produk pertama kami. Alasannya kenapa? Karena menurut kami. gadget adalah hal yang selalu kita pegang. Kita juga ingin kasih pesan, ada lho gaya mendaur ulang yang baru dan bisa santai.” terang Budi.

Beberapa produk lainnya adalah phone holder, coaster, kacamata sampai furniture berupa meja dan kursi. Semua dibuat secara made by order, karena Paste Lab tidak ingin terburu-buru saat memproduksi barang sehingga kualitas tetap terjaga baik. Agar barang olahan sampah menarik, Paste Lab membuat produk dengan aneka warna dan lebih kekinian.

"Sering warna yang diinginkan oleh customer tidak selalu tersedia karena keterbatasan sumber daya," papar Dhemi.

Soal harga, produk dari Paste Lab bisa dibeli mulai dari Rp10 ribu. Namun, pembeli masih didominasi oleh mereka yang memiliki kesadaran untuk menjaga bumi dengan berbelanja produk daur ulang. 

Nah, jika kamu ingin bergaya sekaligus ingin berkontribusi dengan lingkungan sekitar, bisa menggunakan produk keren hasil olahan Paste Lab. Gak ada lagi deh alasan buat malu pakai barang-barang dari hasil daur ulang sampah. 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya