Fakta Tradisi Sinoman, Tim Sukses dari Balik Layar Hajatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berseragam, muda, dan cekatan, kira-kira siapa mereka? Bukan polisi apalagi TNI, mereka adalah kelompok sinoman yang banyak ditemukan di desa-desa di daerah Jawa, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tugasnya beragam, tapi mereka layak diberi predikat pendukung kesuksesan di balik layar hajatan. Namun apa sih arti kata dan tugas sinoman itu? Biar gak penasaran, yuk, simak fakta tradisi sinoman berikut ini!
1. Dilakukan oleh anak muda dan telah ada sejak abad ke-14
Menurut laman Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinoman artinya adalah sekelompok pemuda yang bertugas membantu orang yang sedang mempunyai hajat sebagai pelayan tamu, terutama di pedesaan. Sedangkan menurut laman Kalurahan Bangunharjo, Bantul, sinoman berasal dari kata bahasa Jawa yakni 'sing para nom-noman' atau para pemuda.
Dari situ dapat disimpulkan bahwa kegiatan sinoman yang menurut berbagai sumber telah ada sejak abad ke-14 tersebut identik dilakukan oleh kawula muda tanpa mengenal gender. Rentang usianya mulai dari yang masih belasan, sampai yang sudah menikah. Dan jika pelakunya disebut sinoman, maka kegiatan yang dilakukan adalah nyinom.
2. Tugas sinoman yang tak sederhana dan berdasar ikhlas
Tugas sinoman gak sederhana, lho, makanya banyak yang menyebut mereka adalah pahlawan hajatan. Mulai dari membagikan makanan dan minuman kepada para tamu, mencuci piring, gelas, dan segala peralatan masak, sampai bersih-bersih pasca hajatan. Pun gak cuma sejam dua jam, tugas ini kadang dilakukan dari pagi sampai malam.
Jangan bayangkan ada uang saku. Sinoman dilakukan secara gotong-royong demi membantu si punya hajat, maka tak ada bayaran kecuali sekadar makan, kudapan, dan rokok bagi yang merokok. Namun nantinya ada yang namanya balas budi di mana mereka yang telah sinoman akan dibantu juga oleh tetangga-tetangga sekitarnya saat punya hajat. Tak heran kalau sinoman pun telah terjadi turun temurun.
Baca Juga: Mengenal Busana Abdi Dalem Estri Keraton Jogja, Dipakai Sesuai Pangkat
3. Pakai seragam selama tugas
Meski di desa, sinoman sudah mengenal yang namanya seragam. Umumnya mereka akan memakai batik dan celana panjang hitam. Ada juga yang menggunakan kemeja putih plus celana hitam juga. Bagi perempuan yang memakai hijab pun warnanya senada.
Pemakaian seragam ini bertujuan untuk mengenali sesama petugas nyinom. Pun dengan pakai seragam, akan tampak lebih rapi juga kompak saat bertugas.
4. Jadi media belajar kerja tim bagi anak muda
Sinoman identik ada saat adanya pesta pernikahan. Eits, padahal sinom ini juga ada di momen lain yang terjadi di sebuah desa, kok. Sebut saja ketika adanya pengajian, lelayu, sampai dengan merti desa.
Nantinya, akan ada satu orang yang diberi kewenangan untuk mengkoordinasi teman-temannya sehingga selama acara berjalan dengan baik dan semua berjalan sesuai porsi dan tugasnya. Dan secara tidak langsung, sinoman adalah media belajar bagi anak muda agar bisa bekerja secara tim dan bertanggung jawab.
Meski begitu, kini sinoman tak lagi seramai dulu. Sebab sudah banyak orang yang menggunakan jasa wedding organizer, event organizer, sampai katering dalam acara-acara sehingga nyinom tak lagi dibutuhkan. Nah, kalau di desamu masih ada gak nih tradisi sinoman?
Baca Juga: Mengulik Tradisi Topo Bisu, Waktu Merenung saat Malam 1 Suro