Mengenal Busana Abdi Dalem Estri Keraton Jogja, Dipakai Sesuai Pangkat

Ada tata cara dan tak semua bisa pakai, lho

Selama ini mungkin kamu masih asing dengan abdi dalem perempuan atau estri Keraton Jogja. Tugas abdi dalem estri sama beragamnya dengan abdi dalem laki-laki. Cara berpakaian pun harus berdasarkan aturan dan pangkat. 

Disebut pengangge, busana abdi dalem estri berbeda-beda saat melaksanakan tugas harian dan upacara adat. Menarik untuk diketahui, yuk, simak ulasan singkatnya berikut ini!

Busana atasan abdi dalem estri

Mengenal Busana Abdi Dalem Estri Keraton Jogja, Dipakai Sesuai Pangkatilustrasi pakaian adat Abdi Dalem estri (facebook.com/Kraton Jogja)

Semekan

Mengutip laman Kraton Jogja, jenis atasan pertama yang digunakan oleh abdi dalem estri adalah semekan atau disebut ubet-ubet. Semekan menjadi busana sehari-hari para abdi dalem estri yang berfungsi sebagai penutup dada, terbuat dari kain panjang dengan ukuran 250 cm x 60 cm dan lebarnya separuh dari kain jarik biasa. Sedangkan motifnya adalah gagrak model Yogyakarta.

Cara memakai ubet-ubet dengan melilitkan mengelilingi badan dari arah kiri ke kanan, dari bawah ketiak sampai di atas pinggul. Di bagian pinggang, ditata secara lurus dan rapi, tanpa ada sisa kain yang terlihat. Yang tak kalah penting, garis tepi ubet-ubet atau yang disebut kemada, dilipat sedikit ke arah dalam agar tidak tampak dari luar.

Dalam Keraton Jogja, pemakaian udet sebagai tanda dari pangkat para abdi dalem estri berdasatkan warnanya: 

  • Abdi dalem keparak dengan pangkat magang atau jajar, mengenakan udet warna putih polos.
  • Abdi dalem keparak dengan pangkat bekel enem, mengenakan udet warna biru polos muda.
  • Abdi dalem keparak dengan pangkat bekel sepuh, mengenakan udet warna biru polos tua.
  • Abdi dalem keparak dengan pangkat lurah, mengenakan udet warna merah polos.
  • Abdi dalem keparak dengan pangkat penewu dan wedana, mengenakan udet warna merah tua.
  • Abdi dalem keparak dengan pangkat riya, mengenakan udet warna merah dengan motif cinde.

Janggan

Busana abdi dalem estri berikutnya adalah janggan, yaitu atasan dengan model mirip surjan yang dilengkapi kancing hingga menutup leher.

Warna kainnya harus hitam, boleh polos atau bermotif kembang batu, tapi tidak diperbolehkan menggunakan bahan brokat. Nah, sebelum abdi dalem estri mengenakan janggan tersebut mereka harus memakai pakaian semekan yang lengkap.

Abdi dalem estri memakai janggan hanya dalam acara tertentu, misalnya saat hajad dalem atau caos bekti untuk abdi dalem estri punakawan. Nah, semua abdi dalem keparak diizinkan mengenakan janggan tanpa melihat status atau pangkat ketika ada tugas khusus. Khusus saat Hajad Dalem Ngabekten, abdi dalem keparak berpangkat magang dan jajar belum diizinkan memakai janggan, karena tidak bertugas apa pun kecuali duduk sowan bekti dan tidak sungkem pada Ngarsa Dalem.

Tangkeban

Abdi dalem estri juga memakai kebaya yang disebut tangkeban yang modelnya tanpa bef atau kutubaru. Kebaya tangkeban juga dikenal dengan kebaya 'kartinian' karena mirip dengan kebaya yang dikenakan oleh RA Kartini pada masanya.

Ketentuan pemakaian tangkeban sama dengan janggan, yakni hitam polos atau bermotif kembang batu, serta tak memakai bahan brokat. Abdi dalem estri juga perlu mengenakan semekan yang lengkap. Tidak sebarang abdi dalem estri bisa memakai tangkeban, lho. Hanya abdi dalem estri golongan keprajan yamg berada di tepas dan memiliki kedudukan darah dalem, meski tanpa minimal pangkat.

Busana bawahan abdi dalem estri

Mengenal Busana Abdi Dalem Estri Keraton Jogja, Dipakai Sesuai Pangkatilustrasi bebed yang dikenakan Abdi Dalem estri (facebook.com/Kraton Jogja)

Bukan cuma busana atasan saja yang diatur untuk abdi dalem estri. Bawahan yang disebut dengan sinjang, nyamping, atau bebed, juga penting untuk diperhatikan. Cara memakainya seperti kain jarik pada umumnya, yaitu dengan dari arah kiri ke kanan, atau bagian kanan di dalam dan kiri di luar.

Sedangkan untuk motif kain yang dipakai adalah gagrak Yogyakarta yang tidak masuk dalam motif larangan atau motif awisan. Saat dipakai nyamping ini perlu diwiru dengan ketentuan jumlah wiru ganjul seperti 5, 7, atau 9 yang tetap disesuaikan bentuk tubuh. Baru setelahnya nyamping diikat dan ditutup stagen.

Baca Juga: 6 Tumbuhan Penting di Kompleks Keraton Jogja, Maknanya Indah

Aksesori atau kelengkapan busana abdi dalem estri

Mengenal Busana Abdi Dalem Estri Keraton Jogja, Dipakai Sesuai Pangkatilustrasi Abdi Dalem estri mengenakan pakaian adat (kratonjogja.id)

Setiap abdi dalem wajib mengenakan gelung tekuk atau rikma ukel, tanpa hiasan apa pun. Gelung tekuk ini adalah gaya rambut khas Keraton Jogja yang sejatinya tidak hanya dipakai oleh abdi dalem saja, tapi juga permaisuri, kerabat wanita Ngarsa Dalem, dan lainnya.

Selain itu, ada juga atribut abdi dalem estri yang digunakan sebagai penanda pangkat yang disebut wedhung, yaitu semacam senjata belati mirip golok kecil, yang memiliki gagang pengait pada salah satu sisinya. Mereka yang memiliki wedhung hanya abdi dalrm estri berpangkat lurah ke atas.

Ada juga samir atau kain yang dikalungkan pada leher sampai dada. Samir menjadi penanda bahwa abdi dalem tersebut tengah menjalankan tugas atau ayahan dari Ngarsa Dalem. Saat tidak sedang bertugas, samir diselipkan pada tali udet bagian bawah dada sebelah kanan. Tujuannya, agar jika sewaktu-waktu mendapat mandat, bisa langsung segera dikenakan.

Baca Juga: 6 Dapur Keraton Jogja dan Fungsinya, Ada yang Khusus Sajikan Teh

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya