TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Pelajaran Hadapi Masalah Hidup dari Novel Le Petit Prince

Menjadi dewasa memang bukan hal yang mudah

Buku Le Petit Prince (unsplash.com/Casey and Delaney)

Le Petit Prince atau dalam versi terjemahannya, Pangeran Cilik, adalah sebuah novel karya Antoine de Saint-Exupéry, seorang pilot kelahiran Lyon, Prancis. Terbit pertama kali pada 1943, novel ini telah diterjemahkan ke lebih dari 300 bahasa.

Novel ini mengisahkan Pangeran Cilik dari asteroid B-612 yang berkunjung ke bumi, meninggalkan planet dan bunga mawar kesayangannya. Dia berteman dengan seorang pilot yang terdampar sendirian di gurun Sahara karena pesawatnya rusak.

Di dalam novel Le Petit Prince, penulis mengajak pembaca untuk melihat hidup dari sudut pandang seorang anak yang berpikir bahwa orang dewasa itu terlalu rumit. Berikut enam pelajaran menghadapi masalah hidup yang dapat kamu ambil dari novel ini.

1. Lihat dari berbagai sudut pandang

Topi dan ular yang memakan gajah. (electricliterature.com)

Karya agungku kuperlihatkan kepada orang-orang dewasa, dan aku menanyakan, apakah gambar itu menakutkan?

Mereka menjawab, "Mengapa harus takut pada topi?"

Gambarku tidak melukiskan topi, tetapi ular sanca yang sedang mencernakan gajah.

Menjadi orang dewasa kadang membuat seseorang harus memikirkan banyak hal yang rumit. Hal ini akhirnya membuat pikiran itu sendiri hanya fokus pada satu hal saja ketika tiba-tiba harus dihadapkan pada suatu masalah.

Untuk itu, cobalah lihat masalah itu dari sudut pandang yang lain karena bisa jadi kamu dapat menemukan sebuah celah yang dapat membantumu menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada.

2. Coba pahami hal di sekelilingmu dan terbuka terhadap semua kemungkinan yang ada

Ilustrasi anak perempuan (pexel.com/Hilal)

Orang dewasa tidak pernah mengerti apa-apa sendiri, maka sungguh menjemukan bagi anak-anak, perlu memberikan penjelasan terus-menerus.

Seiring bertambahnya usia, semakin banyak pula pengalaman atau hal-hal rumit yang pernah dihadapi oleh seseorang. Namun, bukan berarti orang tersebut tidak memerlukan masukan dari orang lain.

Tidak jarang karena menganggap dirinya telah memasuki usia dewasa, orang akan cenderung berlagak pintar, merasa sudah mengetahui segalanya, tidak mau memahami masalah yang ada dan menolak masukan yang diberikan kepadanya.

Baca Juga: 5 Sisi Positif Merantau Jauh dari Orangtua, Tempa Kemandirian

3. Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain 

Ilustrasi anak-anak (unsplash.com/Caroline Hernandez)

Di dalam novel tersebut diceritakan bahwa Pangeran Cilik mengunjungi beberapa planet lain dan bertemu dengan penghuninya. Pada setiap planet digambarkan bahwa setiap penghuni memiliki masalah dan kekurangannya masing-masing.

Untuk itu, ketika menghadapi masalah yang sulit, tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini karena setiap orang sudah pasti memiliki permasalahan tersendiri dalam hidupnya. Mungkin saja berbeda dengan masalah yang kamu lalui, tapi belum tentu kamu bisa berada di posisinya, begitu pula sebaliknya.

4. Temukan penyelesaian terbaik untuk masalah tersebut

Ilustrasi anak laki-laki (pexel.com/R Fera)

"Apa yang kau lakukan?" tanya Pangeran Cilik kepada pemabuk, yang sedang duduk membungkam di hadapan sederetan botol kosong dan sederetan botol berisi.

"Aku minum," kata pemabuk dengan nada berduka.

"Mengapa engkau minum?" tanya Pangeran Cilik.

"Supaya lupa," jawab pemabuk.

"Melupakan apa?" tanya Pangeran Cilik yang langsung iba.

"Melupakan aku merasa malu," pemabuk mengaku sambil menunduk.

"Malu kenapa?" tanya Pangeran Cilik yang ingin menolongnya.

"Malu karena minum," jawab pemabuk yang kemudian terpuruk dalam kebisuan.

Dan Pangeran Cilik berlalu serba kebingungan, "Orang-orang dewasa memang amat ganjil sekali," katanya dalam hati sambil berjalan.

Menemukan solusi atau penyelesaian yang tepat untuk sebuah masalah yang rumit memang bukan hal mudah. Namun jika salah dalam memilih jalan keluarnya, kamu bisa terjebak dalam lingkaran setan yang tidak berkesudahan.

Untuk itu, kamu perlu untuk memahami masalah tersebut dengan baik agar dapat menemukan penyelesaian yang tepat pula.

5. Fokus dan konsisten pada penyelesaiannya

Ilustrasi anak dan bunga mawar (pexel.com/Cottonbro)

Padahal sebuah Baobab, bila terlambat dicabut, tak mungkin lagi memusnahkannya. Pohon itu akan menutupi seluruh planetnya. Akarnya akan melubang-lubangi tanah. Dan bila planetnya terlalu kecil dan baobabnya terlalu banyak, planet itu pun akan jadi meledak.

"Itu hanyalah masalah disiplin," ujar Pangeran Cilik kemudian. "Pagi-pagi sehabis mandi, planetnya harus dibersihkan baik-baik. Begitu bisa membedakannya dengan mawar---yang mirip sekali dengan baobab kalau masih muda---kita mesti memaksa diri untuk mencabutnya dengan teratur. Itu pekerjaan yang sangat membosankan, tetapi sangat mudah."

Kebanyakan orang ketika menghadapi suatu permasalahan menjadi terlalu fokus pada masalah itu sendiri. Biasanya mereka akan banyak mengeluh tanpa mencoba untuk menemukan solusi untuk masalahnya.

Ketika telah menemukan penyelesaian yang cocok untuk masalahmu, coba untuk tetap konsisten dan fokus menyelesaikannya tanpa perlu banyak berpikir pada masalahnya.

Baca Juga: 5 Cara Belajar Menghargai Diri Sendiri, Agar Inner Beauty Terpancar

Writer

Nur Riona

A girl who loves words, music, and cat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya