TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Lego Banyak Diminati Orang Dewasa, Mainan Jadi Hobi

Enggak childish, kok!

ilustrasi orang dewasa yang sedang bermain Lego (unsplash/dolar gill)

Lego merupakan permainan bongkar pasang yang populer sejak dulu. Dengan konsep sederhana yang mereka miliki, Lego melatih kreativitas serta imajinasi anak. Merakit Lego bisa dengan mengikuti instruksi buku atau merakitnya dengan bebas. Lego juga mengeluarkan produk dengan tema tertentu sehingga hanya perlu merakit sesuai instruksi yang diberikan.

Namun akhir-akhir ini, Lego banyak mendapat sorotan karena mereka sudah merambah pasar kalangan orang-orang dewasa. Bahkan orang dewasa rela merogoh kocek cukup dalam untuk melengkapi koleksi Lego mereka. Inilah beberapa alasan mengapa orang dewasa gemar untuk merakit Lego. 

1. Mampu meredakan stres

ilustrasi tangan pria yang sedang memegang bagian lego (unsplash/sebastien bonneval)

Sebagai orang dewasa yang berkutat dengan pekerjaan, kita tak bisa terlepas dari stres. Untuk melepas beban tersebut kita butuh melakukan suatu kegiatan yang tak memerlukan banyak pikiran, seperti hobi. Merakit Lego kini telah menjadi hobi layaknya memasak, merajut maupun berkebun.

Merakit Lego tidak memerlukan kemampuan khusus, karena kita telah disediakan instruksi untuk merakitnya. Merakit Lego juga tak memerlukan pemikiran serta perencanaan jangka panjang. Sehingga cocok untuk melepas stres dan penat serta mengesampingkan pikiran-pikiran kita terhadap pekerjaan. 

Selain itu, merakit Lego juga dapat meningkatkan kadar dopamine dalam otak kita. Ketika Lego sudah tersusun dan terbentuk seperti apa yang kita inginkan, otak kita akan merasakan senang serta bangga dengan hasilnya. Wah, menarik ya?

2. Desain dan tema yang cocok untuk koleksi

ilustrasi karakter Star Wars dari lego (unsplash/daniel k cheung)

Dulu Lego memang terkenal sebagai mainan anak, namun kini juga diminati oleh orang dewasa sebagai koleksi. Perusahaan Lego kemudian memanfaatkan hal ini dengan menggaet para pecinta film, kartun maupun video game. Lego bekerja sama dengan lisensi terkenal dengan komunitas penggemar yang luas seperti Harry Potter, Star Wars, hingga Batman untuk dijadikan sebagai tema produk mereka.

Selain film, Lego juga mengusung tema bangunan-bangunan terkenal seperti patung Liberty atau menara Eiffel. Bahkan Lego menghadirkan tantangan dengan menciptakan tingkat kesulitan perakitan Lego dari yang mudah hingga yang paling rumit. 

Baca Juga: Unik, Kerajinan Action Figure Anime dari Sandal Jepit Bekas

3. Media untuk nostalgia

ilustrasi anak kecil yang sedang merakit Lego sesuai buku petunjuk (unsplash/kelly sikkema)

Bagi anak-anak tahun 90-an, bermain lego menjadi memori tentang kegiatan yang sangat menyenangkan. Masalah kita hanyalah dimarahi mama karena lupa membersihkan Lego yang berserakan. Ketika dewasa, bermain Lego menjadi salah satu media yang mampu membangkitkan memori-memori tersebut.

Ada pula bagi sebagian orang, Lego merupakan mainan yang cukup mahal sehingga mereka tidak bisa membeli dan memainkannya saat masih kecil. Kemudian ketika beranjak dewasa dan sudah berpenghasilan secara mandiri, mereka membeli Lego untuk mewujudkan impian mereka sejak kecil, dan menjadikan Lego sebagai koleksi pribadi.

4. Hilangnya stigma 'Lego untuk anak kecil'

ilustrasi buku instruksi merakit Lego (unsplash/sean d)

Sebelum sepopuler saat ini, Lego memang sudah dimainkan oleh orang dewasa. Namun, beberapa orang menyembunyikan hobi mereka karena takut diolok dan dianggap sebagai orang yang aneh. Hingga akhirnya Lego meluncurkan produk khusus orang dewasa, dan menghadirkan produk dengan aneka bentuk yang bisa dikoleksi.

Saat ini, Lego menjadi permainan yang umum dengan jangkauan rentang usia yang luas, dari anak-anak hingga lanjut usia bisa bermain Lego. Orang dewasa pun bisa ikut bermain bersama anak-anak untuk menyusun lego dan menciptakan waktu bermain menjadi lebih menyenangkan.

Baca Juga: 6 Bentuk Sabotase Diri Menurut Buku The Mountain is You, Gak Disadari

Verified Writer

Alifia Purnomo

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya