Profil Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, Pendakwah Kawula Muda

Cak Nun dirawat di rumah sakit akibat pendarahan otak

Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun tengah dirawat di RSUP Dr. Sardjito karena pendarahan otak dan sempat tak sadarkan diri. Kondisinya kini dikabarkan sudah membaik, meski masih harus menjalani proses pemulihan. 

Cak Nun sendiri selama ini dikenal sebagai tokoh cendekiawan yang dikagumi anak muda, meski terkadang kata-katanya turut menuai kontroversi. Gaya bahasanya yang lugas dan kadang diselipkan humor menarik perhatian. Ini dia profil Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun.

1. Biodata Cak Nun

Profil Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, Pendakwah Kawula Mudaprofil cak nun (caknun.com)
  • Nama asli: Muhammad Ainun Nadjib
  • Nama lain: Emha Ainun Nadjib, Cak Nun, atau Mbah Nun
  • Tempat dan tanggal lahir: Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953
  • Agama: Islam
  • Nama pasangan: Novia Kolopaking
  • Nama anak: Sabrang Mowo Damar Panuluh, Ainayya Al-Fatihah, Aqiela Fadia Haya, Jembar Tahta Aunillah, Anayallah Rampak Mayesha
  • Pekerjaan: penulis, seniman, budayawan, penyair, cendekiawan, ilmuwan, sastrawan, aktivis-pekerja sosial, pemikir, dan kyai

Salah satu anak Cak Nun, Sabrang Mowo Damar Panuluh, pun dikenal sebagai salah satu pentolan grup band Tanah Air, Letto. Sementara sang istri, Novia Kolopaking, juga dikenal sebagai penyanyi dan aktris. 

2. Riwayat pendidikan

Profil Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, Pendakwah Kawula Mudaprofil cak nun (caknun.com)

Darah sosial Cak Nun ternyata menurun dari ibu dan bapaknya. Cak Nun sendiri adalah anak keempat dari 15 bersaudara, dari pasangan Muhammad Abdul Latief dan Chalimah. Ayah dari Cak Nun yaitu seorang tokoh agama dan petani yang cukup dihormati masyarakat di Desa Menturo, Sumobito, Jombang. Sementara sang ibu pun seorang tokoh masyarakat yang sering membantu masyarakat sekitar. 

Cak Nun awalnya memulai pendidikan formal di sekolah dasar dekat desanya. Sayang, tak sampai lulus kelas 6 beliau keluar dari sekolah karena merasa peraturan yang ditanamkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Lantas sang ayah mengirimnya ke Pondok Modern Darussalam Gontor. Lagi-lagi, Cak Nun hanya bertahan 2,5 tahun di pondok bahkan sempat memprotes kebijakan keamanan pondok yang menurutnya tak adil. 

Lantas, pendidikannya berlanjut ke Yogyakarta di mana ia masuk ke SMP Muhammadiyah 4 dan selanjutnya tamat SMA Muhammadiyah 1. Di SMA tersebut, Cak Nun bertemu dengan sahabat baiknya, Busyro Muqoddas. Cak Nun kemudian diterima di Fakultas Ekonomi UGM tapi hanya melanjutkan pendidikan selama empat bulan saja. 

Baca Juga: Profil Sabrang Mowo, Putra Cak Nun yang juga Vokalis Letto

3. Cak Nun sebagai wartawan, seniman, dan budayawan

Profil Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, Pendakwah Kawula Mudabiodata dan profil cak nun (caknun.com)

Cak Nun di mata guru-gurunya mungkin bukan siswa teladan. Dikutip dari berbagai sumber, Cak Nun bahkan pernah bolos sekolah selama 40 hari lamanya. Dan selama itu, Cak Nun hidup menggelandang di Malioboro. 

Di Malioboro terdapat komunitas Persada Studi Klub atau PSK yang di mata Cak Nun muda, lebih menarik daripada belajar di sekolah. Di komunitas yang digawangi oleh Umbu Landu Paranggi yang diketahui saat itu adalah redaktur sastra mingguan Pelopor Yogya tersebut, Cak Nun dan penyair lain belajar membuat puisi dan membacakannya di depan banyak orang. 

Tak banyak yang tahu, Cak Nun pernah menjadi wartawan pada tahun 1970-an tepatnya bergabung dengan media bernama Mertju Suar. Lokasi dari kantor dari koran tersebut yaitu satu komplek di Jalan Gondomanan, Yogyakarta. Tugas awal Cak Nun sebagai wartaman yaitu masuk dalam kanal kesenian dan kebudayaan. Ia pun merangkap menjadi redaktur rubrik remaja dan kaum muda yang mengirimkan karya sastra. 

Ketertarikan Cak Nun pada dunia jurnalisme sudah tampak sejak ia menduduki bangku SMA. Mengutip dari laman caknun.com, saat bersekolah di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta beliau perlahan mendekati dunia pers. Sampai sekarang, Cak Nun telah tergabung dalam Paguyubuan Wartawan Sepuh Yogya (PWSY). Menariknya, pada tahun 1981 di mana usia Cak Nun menginjak 28 tahun, majalah Tempo telah menerima tulisan kolom beliau dan ia menjadi kolumnis termuda pada saat itu di majalah Tempo. 

Cak Nun tak hanya menyukai dunia kepenulisan. Beliau menambah skill dengan bergabung ke Teater Dinasti yang kemudian mementaskan puisi-puisi yang telah dituliskannya. Dan bersinergi bersama Gajah Abiyoso, Fajar Suharno, Simon Hate, Joko Kamto, dan Agus Istiyanto yang tak lain adalah pendiri Teater Dinasti, Cak Nun kemudian melahirkan berbagai naskah drama dan puisi-puisi menarik. 

Pada 16 Mei 1987, pementasan 'Lautan Puisi' yang diambil dari puisi berjudul sama dihadiri oleh 6000 orang. Puisi tersebut ini adalah bentuk penentangan seorang Cak Nun terhadap pembatasan hak asasi manusia, terutama wanita, oleh Orde Baru yang pada saat itu pemakaian jilbab dilarang di sekolah dan sektor pemerintahan. 

4. Jalan Sunyi bersama Maiyah

Profil Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, Pendakwah Kawula Mudapenghargaan cak nun (caknun.com)

Pada masa pemerintahan Soeharto, Cak Nun adalah salah satu orang yang vokal mengkritisi kebijakan-kebijakannya. Pun ketika terjadi tragedi Trisakti  yang menewaskan banyak orang, ada peran Cak Nun dalam melengserkan Soeharto melalui seruan yang dinamai Husnul Khatimah. 

Namun di masa reformasi, Cak Nun memilih menepi, termasuk menghindari media mainstream. Bersama kelompok musiknya, Kiai Kanjeng, Cak Nun menggelar forum kajian yang dinamai Padhang Mbulan. Musik Kiai Kanjeng yang menggunakan gamelan yang dimodifikasi kemudian tampak lebih menarik untuk didengarkan. Album pertama yang dikeluarkan oleh Kiai Kanjeng berjudul Kado Muhammad yang dirilis pada 1995 dengan hits 'Tombo Ati'. 

Sejatinya Padhang Mbulan adalah forum keluarga yang biasanya diisi oleh Cak Nun dan Cak Fuad. Namun forum ini kemudian berkembang menjadi lebih besar karena masuknya masyarakat luas yang ingin bergabung dan berdialog bersama Cak Nun. Forum inilah yang menjadi awalan dari jamaah Maiyah. 

Tanpa sekat dari kelas sosial, agama, gender, siapa pun bisa bergabung dalam forum Padhan Mbulan. Bukan hanya dari Jombang tempat kelahiran Cak Nun dan Yogyakarta yang menjadi tempatnya menuntut ilmu, jamaah Maiyah datang dari seluruh Indonesia dan forum terdebut digelar lebih dari 60 kali setiap bulan seperti di Gambang Syafaat, Semarang, Kenduri Cinta, Jakarta, Papperandang Ate, Mandar, Sulawesi Barat, dan di berbagai daerah lainnya. 

Itu dia profil Cak Nun yang jadi favorit anak muda. Kita doakan semoga Cak Nun lekas sembuh dan bisa kembali memberi petuah bijak lewat ceramahnya.

Baca Juga: Cak Nun Pendarahan Otak, Buya Yahya Ungkap Kondisi di Sardjito

Dyar Ayu Photo Community Writer Dyar Ayu

Jalan-jalan mencari penyu Alabiyu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya