3 Hal Menarik di Film Perempuan Pembawa Sial, Patut Disimak!

- Film Perempuan Pembawa Sial mengadaptasi folklore Indonesia, khususnya kisah Bawang Merah Bawang Putih, memberikan kedalaman emosional pada karakter-karakternya.
- Film ini menampilkan akar budaya Jawa yang kental, dengan ritual unik dan momen sakral pernikahan yang memperkuat nuansa tradisional dalam alur cerita.
- Fajar Nugros menyelipkan simbolisme melalui buah pisang, bawang merah, dan bawang putih di film ini, menambah lapisan interpretasi tambahan yang membuat film semakin menarik untuk dikulik.
Dunia perfilman Indonesia kembali diramaikan sebuah horor yang memadukan kengerian dengan nuansa budaya Jawa yang kental. Perempuan Pembawa Sial, karya terbaru dari Fajar Nugros, resmi memulai debutnya di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) pada 6 Desember 2024.
Namun, jangan berharap hanya menemukan teror penuh jumpscare khas film horor biasa. Film ini menyajikan lapisan cerita yang lebih dalam dengan simbolisme dan budaya yang sarat makna. Penasaran? Berikut tiga hal menarik yang wajib diketahui tentang film Perempuan Pembawa Sial!
1. Elemen follklore Indonesia yang menyatu dalam cerita

Salah satu hal yang membuat Perempuan Pembawa Sial menarik adalah, kehadiran adaptasi folklore Indonesia yang terselip dalam alurnya. Kisah Bawang Merah Bawang Putih, yang sudah akrab di telinga masyarakat, menjadi inspirasi yang terasa kuat di balik konflik antara saudara tiri dalam film ini.
Kemiripan elemen cerita film produksi IDN Pictures tersebut, tak hanya membangkitkan rasa nostalgia, tetapi juga memperkuat dinamika konflik yang intens. Alur yang dibangun dari adaptasi ini memberikan kedalaman emosional pada karakter-karakternya, membuat penonton terhubung lebih dalam dengan setiap ketegangan dan momen yang tersaji.
Selain itu, nama karakter kakak beradik tersebut mirip dengan tokoh cerita rakyat Bawang Merah Bawang Putih, yakni Mirah (merah) dan Puti (putih). Kebetulan atau bukan?
2. Budaya Jawa yang kental menghidupkan cerita

Film Perempuan Pembawa Sial berdiri kokoh dengan akar budaya Jawa yang begitu kental. Dari kisah Mirah dengan "kutukan" bahu laweyan hingga tradisi unik yang mencuri perhatian, seperti ritual meniup asap ke calon pengantin setelah dirias, semuanya menghadirkan keunikan tersendiri.
Tak ketinggalan, momen sakral pernikahan di mana mempelai pria menginjak telur, menambahkan sentuhan otentik yang memperkuat nuansa tradisional dalam alur cerita. Tentunya, setiap elemen budaya yang dihadirkan Fajar Nugros membuat film ini terasa lebih hidup dan berkesan karena saling terkait.
3. Simbolisme melalui buah dan bawang

Fajar Nugros dengan cerdik menyelipkan simbolisme melalui buah pisang, bawang merah, dan bawang putih di Perempuan Pembawa Sial. Pisang yang berkali-kali muncul di berbagai adegan bukan sekadar properti latar, melainkan menyimpan pesan tersembunyi.
Begitu pula bawang merah dan bawang putih, yang memiliki makna tersirat sesuai konteks cerita. Detail unik ini tentu tak boleh dilewatkan karena memberikan lapisan interpretasi tambahan yang membuat film ini semakin menarik untuk dikulik!
Melalui sentuhan folklore yang akrab tetapi dibalut dengan pendekatan segar, Perempuan Pembawa Sial berhasil menghadirkan cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga penuh ketegangan.
Adaptasi ini memperkaya emosi dan konflik, membuat penonton terus terpikat hingga akhir. Dengan simbolisme mendalam dan budaya Jawa yang kental, film ini menjadi pengalaman sinematik yang tak hanya menghibur, tetapi juga mengundang refleksi.