5 Penyakit Kucing yang Bisa Menguras Habis Isi Dompetmu, Cegah Segera!

- Feline Infectious Peritonitis (FIP) adalah penyakit mematikan dan sulit diobati pada kucing, memerlukan tes lanjutan dan obat antiviral langka dengan biaya puluhan juta rupiah.
- Gagal ginjal kronis umum terjadi pada kucing senior, membutuhkan perawatan seumur hidup dengan biaya bulanan mencapai jutaan rupiah.
- Diabetes melitus pada kucing memerlukan kontrol gula darah ketat, suntikan insulin, alat cek glukosa darah khusus, dan makanan diet khusus dengan kemungkinan komplikasi lainnya.
Memelihara kucing bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus menantang. Di balik kelucuan dan tingkah manja hewan berbulu ini, terdapat tanggung jawab besar terutama dalam hal kesehatan. Tidak sedikit pemilik kucing yang terkejut ketika harus menghadapi tagihan medis akibat penyakit serius yang diderita hewan peliharaannya.
Beberapa penyakit pada kucing bahkan memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang tidak murah. Pemeriksaan laboratorium, rawat inap, hingga obat-obatan khusus bisa menghabiskan jutaan rupiah hanya dalam satu kunjungan ke dokter hewan. Biar gak tekor, yuk cegah 5 penyakit kucing yang bisa buat kamu ngelus dada berikut ini!
1. Feline Infectious Peritonitis (FIP)

FIP merupakan salah satu penyakit paling mematikan dan sulit diobati pada kucing. Penyakit ini disebabkan oleh mutasi virus corona kucing yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Gejala FIP bisa meliputi demam tinggi, penurunan berat badan drastis, hingga penumpukan cairan di rongga perut atau dada, yang membuat kucing kesulitan bernapas.
Karena sifatnya yang kompleks dan sulit didiagnosis, proses penanganan FIP membutuhkan berbagai tes lanjutan. Biaya yang dikeluarkan dapat mencapai puluhan juta rupiah, terutama jika menggunakan obat antiviral modern seperti GS-441524 yang masih langka dan mahal. Meskipun belum ada pengobatan yang benar-benar menjamin kesembuhan, beberapa kasus berhasil ditangani jika ditindak sejak awal.
2. Gagal ginjal kronis

Penyakit ginjal kronis adalah gangguan umum pada kucing, terutama yang sudah memasuki usia senior. Fungsi ginjal yang menurun akan menyebabkan tubuh tidak mampu menyaring racun dengan baik, sehingga kucing menjadi lesu, kehilangan nafsu makan, dan sering muntah. Kondisi ini berkembang secara perlahan namun sangat mempengaruhi kualitas hidup hewan peliharaan.
Penanganan gagal ginjal kronis melibatkan perawatan seumur hidup seperti diet khusus, cairan infus subkutan rutin, dan pemeriksaan laboratorium berkala. Biaya bulanannya bisa mencapai jutaan rupiah tergantung pada tingkat keparahan dan frekuensi perawatan. Pemilik yang tidak siap secara finansial kerap kewalahan menghadapi biaya pengobatan penyakit ini.
3. Diabetes melitus

Diabetes pada kucing biasanya terjadi akibat obesitas dan gaya hidup yang kurang aktif. Gejalanya meliputi sering buang air kecil, haus berlebihan, dan penurunan berat badan meski nafsu makan tetap tinggi. Penyakit ini memerlukan kontrol gula darah yang ketat serta suntikan insulin setiap hari.
Alat cek glukosa darah khusus kucing, insulin impor, dan kunjungan ke dokter hewan secara teratur membuat biaya pengobatan menjadi sangat tinggi. Belum lagi kebutuhan akan makanan diet khusus dan kemungkinan komplikasi seperti gangguan mata atau infeksi. Jika tidak ditangani dengan konsisten, diabetes dapat menyebabkan kerusakan organ dalam jangka panjang.
4. Tumor atau kanker

Kasus tumor atau kanker pada kucing kini semakin sering ditemukan, baik jinak maupun ganas. Tumor bisa muncul di berbagai bagian tubuh seperti kulit, kelenjar susu, mulut, atau organ dalam. Gejalanya sering kali baru terlihat saat stadium lanjut, yang membuat proses penyembuhannya semakin rumit.
Penanganan kanker kucing melibatkan biopsi, pembedahan, kemoterapi, atau bahkan radioterapi tergantung pada jenis dan lokasi tumor. Semua prosedur tersebut membutuhkan peralatan medis canggih serta keahlian dokter hewan spesialis. Biaya yang dikeluarkan bisa menguras tabungan dalam waktu singkat, terutama jika perawatan harus dilakukan secara berkelanjutan.
5. Infeksi saluran pernapasan atas

Meskipun terlihat sepele, infeksi saluran pernapasan atas pada kucing bisa menjadi masalah besar jika dibiarkan tanpa penanganan. Virus seperti calicivirus atau herpesvirus merupakan penyebab utama dan bisa menular antar kucing. Gejalanya meliputi bersin-bersin, hidung meler, mata berair, dan demam.
Pengobatan untuk infeksi ini sering kali membutuhkan antibiotik, uap nebulizer, suplemen imun, serta perawatan isolasi agar tidak menyebar ke hewan lain. Dalam beberapa kasus, infeksi yang memburuk bisa berkembang menjadi pneumonia dan memerlukan rawat inap. Jika kucing tidak menunjukkan respons cepat terhadap pengobatan, biaya perawatan bisa melonjak drastis.
Mengetahui penyakit-penyakit berbiaya tinggi pada kucing merupakan langkah awal untuk mencegah beban finansial yang tidak diinginkan. Pemeriksaan rutin dan pemberian vaksin secara berkala dapat menurunkan risiko terhadap beberapa penyakit serius.