Kenapa Populasi Kucing Domestik Bisa Merusak Lingkungan? Ini Faktanya

- Kucing domestik memangsa satwa lokal, seperti burung, mamalia, reptil, dan kodok, bahkan bisa menyebabkan kepunahan satwa lokal.
- Kucing domestik menyebarkan penyakit ke hewan liar dan manusia, seperti toxocariasis, toxoplasmosis, cat scratch disease, dan rabies.
- Kucing domestik mengganggu rantai makanan alami di alam liar karena tidak menjadi bagian dari rantai makanan tersebut.
Di balik tingkahnya yang menggemaskan, siapa sangka jika Felis catus atau kucing domestik merupakan salah satu hewan domestik paling berbahaya dan paling merusak? Daya tahan tubuh yang tinggi, kemampuan adaptasi yang baik, dan keganasan yang tinggi membuat kucing sukses bertahan hidup di berbagai tempat.
Mereka memang terkenal dan ada di mana-mana, namun apakah kamu tahu kenapa kucing domestik bisa merusak lingkungan? Jika belum, maka kamu harus menyimak artikel ini dengan seksama.
1. Kucing domestik bisa memangsa satwa lokal

Salah satu bahaya terbesar yang dibawa oleh kucing domestik adalah pemusnahan satwa lokal. Dalam hal ini, ia bisa memakan, memburu, dan menangkap satwa lokal. Kucing domestik merupakan predator tangkas yang bisa berburu di berbagai medan. Ia juga tak pilah-pilih makanan dan bisa memakan apapun, mulai dari unggas, reptil, amfibi, serangga, hingga mamalia.
Dilansir American Bird Conservacy, kucing domestik mampu membunuh sekitar 1 miliar ekor burung di Amerika Serikat. Di Australia sendiri, mamalia ini sanggup memburu 1 miliar mamalia, 399 juta burung, 600 juta reptil, dan 93 juta kodok tiap tahunnya. Saking seringnya memburu satwa lokal, bahkan kehadiran kucing domestik bisa menyebabkan kepunahan satwa lokal.
2. Kucing domestik berperan dalam menyebarkan penyakit

Kelihatannya, kucing domestik memang lucu dan tidak berbahaya, namun ia bisa menyebarkan berbagai jenis penyakit, lho. Gak cuma ke hewan liar, bahkan kucing domestik juga bisa menyebarkan penyakit ke manusia. Dilansir Invasive Species Council, beberapa penyakit yang disebarkan oleh kucing domestik adalah toxocariasis, toxoplasmosis, dan cat scratch disease.
Gak cuma itu, kucing juga bisa menyebarkan penyakit yang sangat berbahaya seperti rabies. Kucing bisa menyebarkan penyakit dengan berbagai metode, seperti gigitan, cakaran, dan manusia juga bisa terjangkit penyakit lewat kotoran kucing. Oleh sebab itu, kamu gak boleh sembarangan memegang kucing domestik liar jika tak ingin terjangkit berbagai penyakit.
3. Kucing domestik mampu merusak rantai makanan

Dilansir Btitannica, rantai makanan merupakan rangkaian kegiatan makan dimakan yang terjadi secara alami di alam liar. Di rantai makanan, ada organisme yang menjadi produsen, mangsa, dan predator. Rantai makanan sangat penting karena jika rantai makanan terjaga maka ekosistem akan berjalan sebagaimana mestinya dan populasi hewan juga akan stabil.
Sebagai hewan invasif dan domestik, kucing domestik tidak menjadi bagian dari rantai makanan alami. Oleh sebab itu, kehadiran kucing domestik di alam liar sangat mengganggu rantai makanan. Pasalnya, ia bisa memangsa hewan lain secara membabi buta. Alhasil, populasi hewan tak akan stabil, ekosistem rusak, dan predator akan kehilangan sumber makanannya.
4. Kucing domestik bisa mengotori lingkungan

Dilansir berbagai sumber, populasi kucing domestik sudah sangat membludak. Ia bisa dijumpai di manapun, mulai dari perkotaan, pedesaan, hingga kebun. Alhasil, kucing domestik bisa dengan mudah mengotori lingkungan entah dengan kotoran, sisa-sisa makanan, rambut yang berserakan, atau dengan bangkai yang berceceran.
Gak cuma mengganggu dan bau, semua hal tersebut cukup berbahaya karena bisa menjadi sarang penyakit, virus, dan bakteri. Kucing domestik juga memiliki siklus perkembangbiakan yang cepat sehingga banyak anakan kucing yang ditelantarkan oleh induknya.
5. Kucing domestik bersaing secara ketat dengan hewan lain

Kucing domestik memang kecil, namun ia merupakan predator yang andal. Karena hal tersebut, kehadiran kucing domestik sangat mengancam kehidupan predator lain. Dalam hal ini, ia bersaing dan bisa menggusur populasi predator lokal. Contohnya, kucing domestik bisa menggusur populasi kucing hutan. Selain itu, kucing domestik juga bersaing dengan ular dan burung predator saat berburu. Jika tidak ditangani, maka predator lokal akan kehilangan makanan, tidak bisa berburu, dan akhirnya mereka bisa musnah.
Setelah diulik, maka dapat disimpulkan kalau hewan kecil dan menggemaskan seperti kucing domestik memiliki efek yang besar terhadap lingkungan dan ekosistem. Bukannya membawa dampak positif, kehadiran kucing domestik justru membawa dampak negatif. Oleh sebab itu, pengontrolan populasi kucing domestik harus digencarkan agar ekosistem terus terjaga.