Awas Paparan Cahaya saat Tidur Bahayakan Kesehatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebuah studi yang di publikasi di PNAS pada 14 Maret 2022 lalu oleh Mason berjudul "Light exposure during sleep impairs cardiometabolic function" menunjukkan bahwa hanya satu malam, paparan pencahayaan ruangan selama tidur dapat merusak tubuh. Antara lain glukosa dan regulasi kardiovaskular, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung, diabetes dan sindrom metabolik.
1. Denyut jantung meningkat di ruangan yang terang sehingga tubuh tidak bisa istirahat
Temuan dari studi ini adalah peningkatan detak jantung yang berkelanjutan selama periode tidur dalam kondisi ruangan bercahaya. Hal ini dikarenakan paparan cahaya dapat merangsang aktivitas jantung dengan memunculkan respon sympathoexcitatory.
Pada tubuh kita terdapat sistem saraf simpatik dan parasimpatis untuk mengatur fisiologi kita pada siang dan malam hari. Simpatik mengambil alih di siang hari dan parasimpatis seharusnya di malam hari, saat terjadi proses pemulihan ke seluruh tubuh. Namun efek paparan cahaya saat tidur menyebabkan sistem saraf simpatis diaktifkan.
2. Cahaya malam saat tidur dapat menyebabkan diabetes dan obesitas
Peneliti menemukan resistensi insulin terjadi pada pagi hari setelah orang tidur di ruangan yang terang. Resistensi insulin adalah ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak dapat merespons insulin dengan baik, sehingga tidak dapat menggunakan glukosa dari darah untuk beraktivitas. Untuk menebusnya, pankreas Anda membuat lebih banyak insulin.
Selain itu, studi observasi cross-sectional juga mencatat jika tidur menggunakan lampu yang memancarkan cahaya malam redup atau dari luar ruangan maka akan berhubungan dengan masalah obesitas.
Baca Juga: 10 Mix and Match Warna untuk Ruang Tamu, Menarik dan Mudah Ditiru
3. Cahaya dan kesehatan seperti pedang bermata dua
Selain tidur, nutrisi dan olahraga, paparan cahaya pada siang hari merupakan faktor penting untuk kesehatan, tetapi pada malam hari kami menunjukkan bahwa intensitas cahaya walaupun sedikit dapat mengganggu kesehatan jantung dan endokrin.
Studi menguji efek tidur dengan 100 lux (cahaya sedang) dibandingkan dengan 3 lux (cahaya redup) pada peserta selama satu malam. Para peneliti menemukan bahwa paparan cahaya sedang bisa menyebabkan tubuh masuk ke kondisi siaga yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini, detak jantung meningkat serta kekuatan jantung berkontraksi dan meningkatkan kecepatan aliran darah ke pembuluh darah Anda untuk mengalirkan oksigen.
4. Tips mengurangi cahaya saat tidur
Bagaimana cara mengurangi cahaya saat tidur? Pertama, jika lampu dinyalakan untuk keamanan, aturlah lampu redup yang lebih dekat ke lantai.
Kedua, warna bohlam lampu itu penting. Cahaya kuning, merah atau oranye kurang merangsang otak. Jangan gunakan cahaya putih atau biru. Jangan lupa jauhkan dari orang yang sedang tidur, pindahkan tempat tidur Anda agar cahaya luar tidak menyinari wajah Anda.
Ketiga, nuansa gelap warna tembok atau masker mata bisa mengontrol cahaya luar ruangan.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ternyata 9 Benda di Kamar Tidur Menyimpan Debu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.