5 Alasan Yogyakarta Dijuluki Kota Pelajar, Bikin Kagum!

Predikat ini tak bisa lepas dari keberadaan keraton

Kota wisata, kota budaya, dan kota pelajar adalah tiga di antara banyaknya julukan untuk Yogyakarta. Pemberian sebutan tersebut tak sembarang, apalagi predikatnya sebagai kota pelajar sudah disandangnya sejak zaman dahulu. Bukan hadiah dari pemerintah, melainkan disandangkan oleh masyarakat langsung kepada Yogyakarta karena berbagai alasan. 

Lalu, apa saja alasan Yogyakarta disebut sebagai kota pendidikan hingga bisa bertahan sampai sekarang dengan sebutan tersebut? Apakah masih berhubungan dengan status daerah istimewa yang juga disandangnya? Yuk, simak 5 alasan lengkap Yogyakarta disebut dengan kota pelajar berikut. Bikin makin kagum!

Baca Juga: Ini Alasan Yogyakarta Disebut Daerah Istimewa, Punya Otonomi Khusus

1. Pendidikan di Yogyakarta diketahui sudah ada sejak zaman kuno

5 Alasan Yogyakarta Dijuluki Kota Pelajar, Bikin Kagum!siswi-siswi National Onderwijs Instituut (wikimedia.org)

Cikal bakal pendidikan di Yogyakarta bisa dibuktikan sejak zaman kuno, bahkan sebelum Nusantara mengenal tulisan. Menurut Sugiyanto (2004) dalam jurnal "Yogyakarta Kota Pendidikan dan Ekonomi Alternatif" yang dimuat di Cakrawala Pendidikan terbitan UNY, November 2004, pada abad 1-1500 Masehi telah ada pendidikan dalam bentuk "Tunggak Semi", sebuah bentuk pendidikan yang paling tua.

Pada masa itu, sekolah diadakan di padepokan seperti padepokan Pacrabakan dan Wihara dan diajar oleh guru atau Pendeta Jnanabadra. Pembelajaran yang disampaikan saat itu adalah Cilpacastra yang artinya murid wajib menirukan, menghafal, dan menjalankan perintah guru.

Kemudian pada abad 1800-1900 di Yogyakarta, pendidikan juga dilakukan di sekitar keraton atau tepatnya di tratag yang diasuh oleh tokoh agama dan kerabat kerajaan. 
Pesertanya tak lain adalah anak-anak kerajaan dan anak rakyat jelata yang berada di sekitar keraton.

Materi yang diajarkan adalah seputar pembentukan sikap peradaban batin, perilaku dan etika. Secara tak langsung, aura kerajaan membuat rakyat menjadi memiliki kesadaran buat belajar.

2. Banyak sekolah yang lahir di zaman Belanda dan masih bertahan sampai sekarang

5 Alasan Yogyakarta Dijuluki Kota Pelajar, Bikin Kagum!SMP 5 Jogja (instagram.com/ariefbambang078)

Saat Belanda masuk ke Indonesia, banyak pengaruh yang sampai kepada masyarakat termasuk para raja. Pengaruh ini menyelam dalam pendidikan yang ada di Yogyakarta dan mengajarkan soal politik dagang, pertanian, bahasa, politik dagang, kebudayaan, dan hukum. 

Belanda banyak mendirikan sekolah-sekolah di Yogyakarta dan sampai saat ini yang masih eksistensi terpelihara yaitu SMA Negeri 3 dan SMP Negeri 5. Lalu pada tahun 1900-1945 yang diketahui sebagai Era Kebangkitan Nasional, lahirlah Hollands lnlandsche School. Sekolah ini menjadi contoh yang kemudian lahir sekolah-sekolah lain dengan guru dari kerabat keraton dan tokoh agama. Pembelajaran yang disampaikan saat itu adalah tata krama dan budaya, rumah tangga, dan kesejahteraan. 

Eksploitasi Belanda pada rakyat malah menumbuhkan semangat untuk mendirikan lembaga-lembaga kooperatif dan non-kooperatif seperti Wahidin Sudirohusodo (1852-1916) dan Budi Utomo 1908 yang bergerak pada bidang agama, pendidikan, dan politik. Sementara sekolah-sekolah yang berdiri di Yogyakarta pada zaman Belanda dan masih bertahan hingga sekarang yaitu Muhammadiyah (1912) dan Perguruan Taman Siswa (1922).

3. Setiap institusi pendidikan di Yogyakarta memiliki unsur-unsur normatif

5 Alasan Yogyakarta Dijuluki Kota Pelajar, Bikin Kagum!UGM selenggarakan wisuda daring dan luring. (Dok. Humas UGM)

Menurut Noeng Muhadjir (1999), pendidikan adalah upaya yang terprogram untuk mengantisipasi perubahan sosial oleh pendidik (guru) membantu subjek (murid) dan satuan sosial, berkembang pada tingkat normatif yang lebih baik. 

Dan untuk menuju jalan tersebut, konteks pendidikan harus mencapai 5 unsur, yaitu: (1) Yang memberi (guru/dosen/pamong), (2) yang menerima (murid/siswa/mahasiswa/peserta didik), (3) tujuan baik bagi yang memberi dan yang menerima secara filosofi meliputi etika, perilaku terpuji, watak terpuji, practical values, dan living values, (4) metode atau cara sebagai proses yang benar dan baik, (5) konteks positif yang bermaksud pendidikan harus mengoptimalkan yang positif dan meminimalkan peran negatif sehingga pendidikan memberi efek learning society

Kelima unsur tadi tidak diabaikan oleh institusi pendidikan di Yogyakarta sehingga mereka mampu memberikan pendidikan yang lebih unggul. Karena itu lantas muncul jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelaksanaan pendidikan di Yogyakarta.

4. Keraton Yogyakarta yang menciptakan iklim akademis yang berbeda dengan kota lain

5 Alasan Yogyakarta Dijuluki Kota Pelajar, Bikin Kagum!ilustrasi belajar di kraton (instagram.com/kratonjogja)

Sugiyanto menulis, predikat kota budaya, kota pariwisata, dan kota perjuangan yang dimiliki oleh Yogyakarta membangun iklim akademis sehingga kian mendukung Yogyakarta untuk disebut sebagai kota pelajar. Pun adanya aura keraton membuat kota ini dikenal tenang, damai, dan berbudaya sehingga apa pun yang dilakukan masyarakatnya akan selalu memikirkan nilai budaya, nilai sosial, dan etika. 

Ini bisa dilihat bagaimana penetapan harga sewa kost,  biaya pendidikan, harga makan dan lain-lain di Yogyakarta yang terkenal murah. Ini karena masyarakatnya tidak berpatokan pada nilai ekonomi, tapi justru pada nilai-nilai luhur. Adanya kepercayaan terhadap keraton juga memberikan rasa aman dan konsentrasi belajar penuh.

5. Memiliki lebih dari seratus perguruan tinggi dan ratusan program studi

5 Alasan Yogyakarta Dijuluki Kota Pelajar, Bikin Kagum!Universitas Islam Indonesia (UII). (uii.ac.id)

Alasan Yogyakarta dijuluki sebagai kota pelajar tak lain adalah karena banyaknya perguruan tinggi yang tumbuh di dalamnya. Dilansir dari laman Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 104 perguruan tinggi dengan 732 prodi dan tersebar di 5 kabupaten/kota. 

Dengan begitu, ini menjadikan Yogyakarta sebagai kota dengan pilihan perguruan tinggi dan program studi yang beragam untuk para siswa yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Juga, banyak ragam ilmu yang bisa dipilih mulai dari ilmu murni, ilmu terapan, dan ilmu antar bidang. Maka dari itu, Yogyakarta lantas menjadi tujuan belajar oleh banyak siswa dari seluruh Indonesia.

Dengan adanya 5 alasan di atas, makin yakin ‘kan kalau Yogyakarta memang layak disebut sebagai kota pelajar? Bukan baru di dapat apalagi karena hadiah, tapi diberikan langsung oleh masyarakat dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang ada di dalam kota ini. Sekarang, tinggal tugas kita nih buat menjaga alasan-alasan di atas tetap ada sehingga predikat Yogyakarta kota pelajar bisa terus ada sampai nanti. 

Baca Juga: Sejarah Jalan Malioboro, Ikon Yogyakarta yang Punya Makna Mendalam

Dyar Ayu Photo Community Writer Dyar Ayu

Jalan-jalan mencari penyu Alabiyu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya