Dalem Ngeksigondo, Tempat Staycation Keluarga Keraton di Kaliurang

- Rumah Belanda di Kaliurang dibeli oleh Keluarga Keraton Yogyakarta untuk dijadikan pesanggrahan atau rumah istirahat.
- Dalem Ngeksigondo masuk cagar budaya dan memiliki luas 19.677 meter persegi dengan beberapa bangunan di dalamnya.
- Pesanggrahan ini pernah menjadi tempat perundingan Komisi Tiga Negara pada tahun 1948, meredakan konflik antara Indonesia dan Belanda.
Siapa bilang kalau orang zaman dulu tak mengenal liburan berkonsep staycation. Keluarga Keraton Yogyakarta misalnya, sampai membeli rumah seorang Belanda di Kaliurang untuk dijadikan pesanggrahan atau rumah istirahat.
Rumah ini disebut dengan Dalem Ngeksigondo, bangunan yang kini sudah masuk sebagai cagar budaya. Fungsinya lantas tak sekadar jadi tempat istirahat, tapi juga pernah jadi lokasi konferensi penting.
1. Berlokasi di Kaliurang dan dibeli oleh Sri Sultan HB VIII

Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dalem Ngeksigondo beralamat di di Jalan Astorenggo, Dukuh Kaliurang Barat, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Letaknya kurang lebih 25 km atau 60 menit perjalanan dari Jalan Malioboro.
Kurang jelas siapa pemilik awal dari rumah tersebut. Namun, berbagai sumber menyebut ia adalah orang Belanda yang bangunannya sudah ada sejak abad ke-20 dan dibeli oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1927 untuk dijadikan pesanggrahan. Dikutip dari laman Jogja Heritage Society, pesanggrahan adalah tempat untuk beristirahat yang sifatnya eksklusif untuk keluarga kerajaan.
2. Terdiri atas banyak ruangan

Pesanggrahan Ngeksigondo atau Ngeksiganda memiliki luas kurang lebih 19.677 meter persegi dan terdiri dari beberapa bangunan yakni bangunan induk, Gedung Keputren, Gedung Telepon, Gedung Gongso, dan Gedung Diesel.
Laman Dinas Kebudayaan DIY menyebutkan bahwa dalam bangunan induk inilah terdapat tempat tinggal Sultan, kamar-kamar untuk abdi dalem, dan garasi. Serta di antara bangunan tersebut ada sebuah taman kecil.
Tempat tinggal Sultan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Mulai dari ruang keluarga, ruang makan, hingga teras. Sedangkan gedung keputren digunakan untuk tempat tidur para putri-putri Sultan yang juga dilengkapi teras.
Gedung telepon berfungsi seperti namanya, yakni sebagai ruang telepon. Selanjutnya ada Gedung Gongso yang digunakan untuk tempat berkesenian seperti gamelan dan tari. Dan yang terakhir adalah Gedung Diesel atau ruang generator dengan ukuran 4 x 4 meter.
3. Pernah menjadi lokasi perundingan Komisi Tiga Negara (KTN)

Sejarah Pesanggrahan Ngeksigondo kian menarik setelah pada tahun 1948, bangunan ini dipinjamkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk menjadi tempat perundingan Komisi Tiga Negara (KTN), tepatnya di bagian Gedung Gongso.
Mengutip dari laman Jogja Heritage Society, KTN merupakan komisi yang dibentuk PBB untuk meredakan konfik antara Republik Indonesia dengan Belanda. KTN tersebut beranggotakan Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Hasil dari perundingan tersebut adalah redanya konflik antara Republik Indonesia dengan Belanda dan menghasilkan Nota Kaliurang.
Sampai saat ini kondisi Pesanggrahan Ngeksigondo masih sangat terawat. Bahkan pengelola bangunan bergaya indisch tersebut telah menerima penghargaan atas Pelestari Warisan Budaya atau Cagar Budaya dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2004. Kalau kamu, berminat mengunjungi tempat ini gak?