ilustrasi melihat cuaca (pexels.com/Fernanda Latronico)
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada BMC Psychology menunjukkan bahwa persepsi subjektif seseorang terhadap cuaca lebih memengaruhi suasana hati dibandingkan kondisi cuaca itu sendiri. Dalam studi ini, peserta diminta melaporkan bagaimana mereka merasakan suhu dan kenyamanan saat berada di luar ruangan, sementara data cuaca objektif seperti suhu, kelembapan, dan tekanan udara dicatat secara bersamaan.
Hasilnya mengejutkan. Meskipun suhu mencapai lebih dari 32°C, beberapa peserta merasa nyaman, sedangkan pada suhu 23°C, ada yang merasa tidak nyaman. Penelitian ini menemukan bahwa ketidaknyamanan terhadap suhu sering kali dikaitkan dengan emosi negatif seperti kelelahan dan stres.
Namun, penting dicatat bahwa ini hanya berlaku jika seseorang merasa terganggu oleh suhu tersebut. Jadi, panas terik tidak selalu membuat semua orang merasa tidak nyaman.
Dilansir Psychology Today, temuan ini menegaskan bahwa persepsi dan kenyamanan individu lebih besar pengaruhnya daripada kondisi cuaca objektif. Faktor-faktor seperti komposisi tubuh, usia, kebugaran fisik, hingga hormon turut berperan dalam bagaimana kita merasakan cuaca.