TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biografi Ki Hajar Dewantara, Pendiri Perguruan Taman Siswa

Bapak Pendidikan Nasional asal Yogyakarta

biografi ki hajar dewantara (Wikimedia Commons)

Nama Ki Hajar Dewantara pasti tak asing lagi di telinga. Beliau dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan Menteri Pendidikan pertama Indonesia. Jasanya bagi dunia pendidikan Indonesia sangat besar, termasuk warisan semboyannya, "tut wuri handayani" yang lantas dijadikan asas dalam pendidikan Indonesia sampai detik ini.

Dirinya juga mendirikan Perguruan Taman Siswa yang genap berusia satu abad pada 3 Juli 2022 lalu. Selain itu, ada banyak hal menakjubkan lain dari tokoh nasional ini yang mungkin belum kamu ketahui. Berikut ini biografi singkat Ki Hajar Dewantara.

Baca Juga: Biografi Nyai Ahmad Dahlan, Pejuang Emansipasi dari Yogyakarta

1. Biodata Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara dan istri (Wikimedia Commons)

Nama lahir: Raden Mas Soewardi Soerjaningrat

Nama dewasa: Ki Hadjar Dewantara

Tempat dan tanggal lahir: Pakualaman, 2 Mei 1889

Nama Istri: Nyai Hajar Dewantara

Pendidikan: Europeesche Lagere School dan STOVIA (tidak tamat karena sakit)

Gelar: Bapak Pendidikan Nasional, Menteri Pengajaran Indonesia, Aktivis Pergerakan Kemerdekaan Indonesia, Pendiri Taman Siswa, Pahlawan Revolusi Kemerdekaan, Pelopor Pendidikan bagi Kaum Bumiputra

Wafat: Yogyakarta, 26 April 1959 (umur 69 tahun)

2. Perjalanan masa muda Ki Hajar Dewantara

ki hajar dewantara (commons.m.wikimedia.org)

Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau memiliki darah bangsawan karena merupakan anak dari GPH Soerjaningrat dan cucu dari Paku Alam III. 

Soewardi muda menamatkan pendidikan di Europeesche Lagere School, yang tak lain adalah sekolah dasar khusus untuk anak-anak yang berasal dari Eropa. Selanjutnya beliau melanjutkan pendidikannya di STOVIA atau pendidikan kedokteran, tapi tak selesai karena riwayat kesehatannya yang kurang baik.

Pada tahun 1922, ia menggunakan nama Ki Hadjar Dewantara atau sesuai dengan EBI menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya menanggalkan gelar bangsawan yang dimiliki di usia 40-an ini karena ingin lebih dekat dan bebas menjadi rakyat baik secara jiwa dan raga. 

Lantas ia kemudian bekerja sebagai kolumnis dan wartawan di beberapa surat kabar seperti  Tjahaja Timoer, Sediotomo, Oetoesan Hindia, dan lain sebagainya. 

3. Kegiatan organisasi yang diikuti Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara, Dekker, Mangunkusumo (wikimedia.org)

Ki Hajar Dewantara terkenal sebagai seorang wartawan yang pemberani dan handal. Gaya tulisannya dinilai komunikatif dan memiliki berbagai gagasan yang antikolonial. Namun selain bergerak dalam sebagai wartawan, beliau juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. 

Beliau pernah tergabung dalam organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908. Di organisasi tersebut Ki Hajar Dewantara sangat vokal dalam menyadarkan masyarakat, terutama yang tinggal di Jawa, soal kesatuan dan persatuan. Ki Hajar Dewantara juga tergabung sebagai anggota organisasi Insulinde dan Indische Partij buatan Ernest Douwes Dekker. 

4. Pembentukan Taman Siswa

Pendopo Tamansiswa (ustjogja.ac.id)

Pada tahun 1913 sampai 1919, Ki Hajar Dewantara diasingkan ke Belanda. Sesaat setelah kembali, beliau bergabung dalam sekolah yang dibina oleh saudaranya. Setelah memiliki pengalaman mengajar, pada 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa di Yogyakarta. 

Berdirinya Perguruan Taman Siswa karena Ki Hajar Dewantara merasakan kesenjangan antara pribumi dan penjajah dalam hal pendidikan. Pada saat itu anak-anak pribumi masih merasa kesulitan untuk bersekolah karena  pemerintah Belanda membatasi hanya anak bangsawan, konglomerat, dan yang berdarah biru saja yang bisa mengenyam pendidikan. 

Sekolah Taman Siswa awalnya didirikan di teras rumah Ki Hajar Dewantara yang kini menjadi Pendapa Taman Siswa di Yogyakarta. Semboyan yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani menjadi pegangan Taman Siswa, bahkan di dunia pendidikan sampai saat ini. 

Baca Juga: 5 Alasan Yogyakarta Dijuluki Kota Pelajar, Bikin Kagum!

Verified Writer

Dyar Ayu

Jalan-jalan mencari penyu Alabiyu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya