Sejarah Hotel Tugu Jogja, Dulu Berjaya, Kini Terlupa
Hotel Tugu adalah hotel tertua di Jogja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak jauh dari Jalan Malioboro yang terus dipercantik oleh pemerintah, ada sebuah bangunan lusuh nyaris ambruk yang dulunya pernah jadi yang termewah dan saksi sejarah. Letaknya berada di sebelah Utara. Kalau melewati Jalan Kleringan, kamu masih bisa melihat bagian atapnya.
Dulunya bangunan tersebut difungsikan sebagai hotel dengan nama Hotel Tugu. Namun seiring berkembangnya waktu, bukannya kian ramai jadi akomodasi wisatawan, malahan dilirik saja tidak. Menjadi bagian dari sejarah sejak zaman penjajahan sampai merdeka, berikut ini sejarah Hotel Tugu yang mulai banyak dilupakan.
1. Hotel bergaya kolonial yang mewah
Mengutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Yogyakarta, awalnya hotel ini bernama Gennootschap Grand Hotel de Djogja, kemudian berubah menjadi Naamloose Gennootschap Marba. Terdiri dari sebuah bangunan induk yang diapit dua bangunan pendukung, ketiganya didesain berbentuk persegi panjang dan menghadap ke barat.
Secara keseluruhan, Hotel Tugu didesain bergaya kolonial dengan atap pelana yang memiliki kemiringan tajam. Sementara fasadnya terbilang menonjol juga tinggi sampai menutupi atap. Untuk fasad bangunan kanan-kiri memiliki ornamen tiang-tiang pendek yang simetris memuncak di tengah.
Meskipun berkesan polos, yang membuat kesan mewah bangunan ini adalah jendela atas atau bouvenlicht yang berbentuk melengkung dengan hiasan kaca patri warna-warni. Pun laiknya bangunan zaman dulu, ciri khasnya berupa pintu dan jendela yang besar-besar.
Baca Juga: Sejarah Geger Sepehi, Penjarahan Keraton Yogyakarta oleh Inggris
Baca Juga: Sejarah Kedaton Ambarrukmo, Diisukan Jadi Venue Nikahan Kaesang-Erina