Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Dalam sebuah pidatonya Bung Karno pernah mengatakan, ‘jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.’ Penggalan pidato ini begitu membekas dan harusnya menjadi pegangan kita yang hidup di zaman sekarang, bahwa ada banyak pahlawan gugur demi membela kemerdekaan. Para pahlawan ini datang dari berbagai penjuru Indonesia dan bersatu padu membela bangsa, tak terkecuali dari Yogyakarta.
Setidaknya ada 17 pahlawan nasional asal Jogja yang berperan besar bagi bangsa. Berikut ini nama dan profil singkatnya yang wajib diketahui.
1. Ki Hajar Dewantara, pendiri perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan sekolah kepada anak pribumi
Ki Hadjar Dewantara (Pranata (1959) Ki Hadjar Dewantara : Perintis perdjuangan kemerdekaan Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, p. 87) 2. Raden Mas Suryopranoto, pahlawan bergelar ningrat yang pantang menyerah memperjuangkan nasib buruh dan rakyat dari penjajah
RM Suryopranoto (direktoratk2krs.kemsos.go.id) 3. Abdulrachman Saleh, pahlawan yang meninggal di Banguntapan, Bantul ini berjuluk bapak kedokteran fisiologi dan tokoh Radio Republik Indonesia
Abdulrachman Saleh (tni-au.mil.id) Baca Juga: Diorama Arsip Yogyakarta, Wahana Edukasi Sejarah Baru Mengasyikkan
4. Agustinus Adisoetjipto, satu-satunya pahlawan yang memiliki ijazah Groote Militaire Brevet atau penerbangan sehingga dijuluki Bapak Penerbang Indonesia
Agustinus Adisoetjipto (tni-au.mil.id) 5. KH Ahmad Dahlan, pendiri organisasi Muhammadiyah yang diberi gelar pahlawan karena menjadi pelopor kebangkitan umat Islam dalam menyadari nasibnya sebagai bangsa yang terjajah
KH Ahmad Dahlan (Website/opac.perpusnas.go.id/) 6. Nyai Ahmad Dahlan, tokoh emansipasi perempuan yang menentang adanya kawin paksa sekaligus pendiri organisasi Aisyiyah
Nyai Ahmad Dahlan (aisyiyah.or.id) 7. Pangeran Diponegoro, pemimpin Perang Jawa melawan belanda yang berlangsung selama 5 tahun dan memperjuangkan penghapusan pajak pada rakyat
Pangeran Diponegoro,Tokoh Perlawanan Perang Diponegoro. (ikpni.or.id) Baca Juga: Kilas Balik dan Kontroversi Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta
8. Abdul Rozak Fachruddin, Ketua Umum Muhammadiyah yang menjabat tahun 1968–1990 juga ikut perang gerilya melawan Belanda
Abdul Rozak Fachruddin (bincangsyariah.com) 9. Brigjen TNI Anm. Katamso, Komandan Korem 072/Pamungkas dan salah satu korban dalam peristiwa Gerakan 30 September
Brigjen Katamso (ikpni.or.id) 10. Kolonel Inf. R. Sugiyono Mangunwiyoto, mantan Kepala Staf Korem 072/Pamungkas dan juga korban peristiwa Gerakan 30 September
Kolonel Inf. R. Sugiyono (ikpni.or.id) 11. Dokter Wahidin Soedirohoesodo, tokoh yang mengilhami lahirnya organisasi Budi Utomo dan juga seorang dokter yang tak memungut biaya pengobatan pada rakyat
Dokter Wahidin Soedirohoesodo (ikpni.or.id) Baca Juga: Museum Benteng Vredeburg, Saksi Sejarah Perjuangan Kemerdekaan
12. Sultan Agung Hanyokrokusumo, Sultan Mataram ketiga sekaligus sosok yang mengkonsolidasikan kesultanannya menjadi kekuatan teritorial dan militer
Sultan Agung Hanyokrokusumo (id.wikipedia.org) 13. Sri Sultan Hamengkubuwana IX, Wakil Presiden Indonesia kedua yang menjabat tahun 1973–1978 dan berperan dalam pembentukan Pemerintah Republik Indonesia
Sri Sultan Hamengkubuwana IX (dpad.jogjaprov.go.id) 14. Sri Sultan Hamengkubuwana I, sosok pemberani yang berjuang mati-matian mengusir bangsa asing dari daerahnya
Sri Sultan Hamengku Buwono I (kratonjogja.id) 15. Ki Bagus Hadikusumo, pimpinan organisasi Muhammadiyah sekaligus tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui BPUKPKI
Ki Bagus Hadikusumo (id.wikipedia.org) 16. KH. Abdul Kahar Mudzakir, perintis UII yang merupakan perguruan tinggi swasta tertua di Indonesia dan tokoh BPUPKI
KH. Abdul Kahar Mudzakir (hidayatullah.com) Baca Juga: Mengenal Nama Kecil Para Sultan Keraton Yogyakarta