Mengenal Panggung Krapyak, Tempat Sri Sultan HB I Berburu Rusa
Menjadi bagian sumbu filosofi yang sarat makna
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta yang membentang dalam satu garis lurus, terdapat Panggung Krapyak yang jika ditarik ke utara digambarkan sebagai tempat kelahiran atau rahim dari seorang ibu, dewasa, lalu menikah.
Namun, tahukah kamu apa fungsi Panggung Krapyak dan siapa yang membangunnya? Biar tak penasaran lagi, yuk, simak sejarah singkatnya berikut ini!
1. Tak jauh dari keraton, bangunan Panggung Krapyak telah berusia ratusan tahun
Panggung Krapyak berlokasi tak jauh dari Keraton Jogja, yakni hanya berkisar 2 KM. Dilansir laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Panggung Krapyak dibangun oleh Sri Sultan HB I pada tahun 1760. Konon, awalnya kawasan Krapyak adalah sebuah hutan yang banyak rusa atau menjangan.
Keluarga Kerajaan Mataram Islam cukup gemar bertualang dan berburu, termasuk Prabu Hanyokrowati yang merupakan putra Panembahan Senopati. Prabu Hanyokrowati diketahui meninggal saat sedang menekuni hobi berburunya pada tahun 1610 hingga diberi gelar Panembahan Seda Krapyak.
Baca Juga: Mengenal Sumbu Filosofi Yogyakarta, Warisan Dunia UNESCO
Baca Juga: Tugu Golong-Gilig, Cikal Bakal Tugu Putih yang Jadi Ikon Yogyakarta