TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantu Ban Bocor hingga Motor Mogok, Aksi Sosial ACJJ di Malam Hari

Anggota tersebar di berbagai wilayah di Yogyakarta 

Personil ACJJ sedang berkumpul untuk memantau trouble jalanan - IDN Times/Rijalu Ahimsa

Sebuah kelompok yang mengatasnamakan Aksi Cepat Jalanan Jogja (ACJJ) terbentuk di Yogyakarta. Uniknya, kelompok yang bergerak di bidang sosial ini, sering membantu warga yang kendaraannya mengalami masalah di malam hari, mulai ban bocor, bensin habis, hingga mogok di jalan. Dalam aksinya mereka sama sekali tidak memungut biaya sepeser pun kepada orang yang dibantu.

 

Baca Juga: Penambang Pasir Sungai Opak Bantul Temukan Arca Kepala Budha

1. Dibentuk awal 2020, namun kegiatan ini sudah ada sejak lama

Dok. pribadi ACJJ

ACJJ adalah sekumpulan orang yang memiliki niat baik untuk membantu semua orang yang memiliki masalah di jalan pada malam hari. Anggotanya tersebar di empat kabupaten di DIY serta beberapa daerah di sekitarnya. 

Salah satu personelnya, Kristianto mengatakan bahwa penggunaan nama ACJJ ini baru dilakukan pada 31 Januari 2020 tetapi kegiatan membantu orang di jalanan ini sudah lama berjalan sejak tahun 2016.

2. Kegiatan ini dimulai dari grup informasi seputar Yogyakarta di Facebook

Dok. pribadi ACJJ

Kristanto menjelaskan awalnya gerakan ini dimulai dari grup informasi dan komunitas-komunitas di Yogyakarta, seperti grup Facebook Info Cegatan Jogja (ICJ), Info Kecelakaan dan Kriminalitas Jogjakarta (IKKJ), Info Cegatan Gunungkidul (ICG), dan grup serupa lainnya. Kemudian Kristanto dan kawan-kawan melakukan koordinasi, dan lahirlah sebuah wadah bernama ACJJ.

"Kalau kita sebelum penamaan ACJJ dari 2016, ada yang di ICJ, ada yang di komunitas lain-lainnya, IKKJ, atau seperti ICG. Kalau dulu gerakannya belum diwadahkan dalam arti dulu bergeraknya memang individu," ungkap Kristanto saat ditemui IDN Times pada Selasa (30/6).

Kristanto menceritakan dahulu jika ada satu orang yang meminta bantuan karena ada masalah di jalanan, personel yang datang justru terlalu banyak sehingga ACJJ ini dibentuk agar lebih terkoordinasi.

Hal yang sama disampaikan Rudi Hermanto. Ia mengungkapkan personel yang terkumpul adalah orang-orang yang sering berhubungan di media sosial.

"Kiblat kita kan grup sosial terbesar di DIY sendiri ya di ICJ. Di ICJ sendiri dulu sering trouble malam akhirnya (orang-orang di grup berkata) udah saya kondisikan, udah saya kondisikan dari berbagai wilayah, akhirnya kita saling kenal, kita minta kontaknya," ucap Rudi.

 

Baca Juga: Kangen Jogja, Tempat Wisata Ini Sudah Dibuka untuk Umum 

3. Tidak semua personel bekerja sebagai mekanik

Dok. pribadi ACJJ

Meski bantuan yang diberikan fokus pada kendaraan di jalanan, Kristanto dan kawan-kawan mengaku tidak semua anggota memiliki latar belakang mekanik.

"Kita dari dulu itu sebenarnya sinau (belajar) bareng-bareng. Kayak mas Agung (salah satu personel ACJJ) ini kan termasuknya senior dalam arti dia memang pintar dandan-dandan (membetulkan kendaraan), terus lainnya itu ya aku pengin melu (ikut) tapi bisanya pertama mung ngetutke (cuma mengikuti) terus kita sinau (belajar) bareng di situ," tutur Kristanto.

Dirinya juga menambahkan seiring berjalannya waktu, kemampuan setiap personel dalam membetulkan kendaraan semakin meningkat.

"Nanti kan skill-nya nambah terus dari dulu pertama ya kita nol," tambah Kristianto.

Kristianto menjelaskan anggota di kelompoknya hanya melakukan kegiatan sosial di malam hari. " Anggota kita pekerja biasa formal, siang ya kita tetap bekerja, malamnya kita ngibadah dengan cara pengondisian seperti itu," tambahnya.

4. Dalam aksinya, ACJJ tidak pernah memungut biaya sepeser pun

Dok. pribadi ACJJ

Dalam setiap aksinya, ACJJ tidak pernah mau menerima bayaran, aksi yang dilakukan murni untuk membantu sesama.

"Kalau untuk masalah jasa atau apa alhamdulillah selama ini kita free, gratis. Kita gak pernah minta satu sen pun gak pernah," ucap Kristanto.

Namun ACJJ tetap menerima jika orang yang dibantu mendonasikan barang yang bisa dimanfaatkan untuk membantu permasalahan lainnya.

"Ada yang terus habis ditolong ngasih donasi kayak alat seperti drei (obeng) atau seperti apa, ya kita terima gak apa-apa. Kan kalau itu untuk pengondisian, tapi kalau untuk masalah jasa atau apa kita gak pernah (menerima uang)," ucap Kristanto.

Sedangkan untuk suku cadang yang dibutuhkan Kristanto mengungkapkan mereka mengumpulkannya dengan cara swadaya.

"Spare part (suku cadang) selama ini swadaya mas, kalau seputar fan belt (salah satu suku cadang kendaraan) kita kan punya kenalan bengkel. Siang itu kita minta fan belt yang bekas. Intinya kan kita penanganannya cuma urgent yang penting bisa sampai rumah, tapi kita kasih solusi besok di rumah diganti (suku cadangnya dengan yang baru), tapi kalau ban ya insyaallah tetap awet," ucap Kristanto.

Baca Juga: Antisipasi COVID-19, Pedagang Wajib Mandikan Hewan Kurban  

Berita Terkini Lainnya