TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jazz Syuhada 2021 Gandeng Komunitas Lintas Iman di Kotabaru

Sekaligus mengenalkan sejarah perjuangan di Kotabaru

Penampil pertama Jazz Syuhada 2021 (Dok. Jazz Syuhada)

Yogyakarta, IDN Times - Festival musik Jazz Syuhada 2021 kembali diselenggarakan di kompleks Monumen Serbuan Kotabaru, Kota Yogyakarta. Tahun ini, acara digelar secara hybrid (daring dan undangan terbatas) mengingat situasi pandemik COVID-19 pada Sabtu (27/11/2021).

Baca Juga: Batal Digelar Hybrid, Ngayogjazz 2021 Tetap Berlangsung Meriah

1. Jazz Syuhada 2021 usung tema Nyawiji Migunani

Pembukaan Jazz Syuhada 2021 (Dok. Jazz Syuhada)

Direktur Jazz Syuhada, Budhi Hermanto, menjelaskan Jazz Syuhada 2021 mengusung tema Nyawiji Migunani yang berarti bersama-sama dan bermanfaat bagi sesama. Menurutnya, ini adalah penyemangat masyarakat dalam menghadapi pandemik.

“Saya kira Yogyakarta sudah cukup teruji menghadapi ragam bencana, mulai dari gempa tahun 2006, Erupsi Merapi 2010, dan sekarang pandemi COVID-19. Kebersamaan dan tulung-tinulung adalah kunci dalam menghadapi pagebluk itu,” kata Budhi dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Sabtu.

2. Gandeng remaja lintas iman hingga warga dan relawan

Pertunjukan Musik Kolaborasi Hadrah RW 3 Kotabaru dengan Masjid Syuhada dan Orang Muda Katolik Gereja Santo Antonius & Kolese Santo Ignatius Kotabaru. (Dok. Jazz Syuhada)

Salah satu pendiri Jazz Syuhada, Aji Wartono, mengungkapkan festival ini digelar pertama kalinya pada 2019 bersamaan dengan Milad Masjid Syuhada ke-67. Tahun berikutnya, Jazz Syuhada kembali digelar secara daring karena pandemik.

Barulah pada tahun ini, acara ini diselenggarakan di Komples Museum Serbuan Kotabaru sebagai bagian dari pengenalan sejarah serbuan Kotabaru pada 7 Oktober 1945.

“Panitia Jazz Syuhada memutuskan untuk menyelenggarakan kegiatan di komples Museum Serbuan Kotabaru sebagai upaya mengenalkan sejarah Kotabaru, sekaligus juga untuk memudahkan menjaga jumlah kerumunan orang,” terang Aji.

Sementara, Rendra Agusta dari Masjid Syuhada mengatakan, penyelenggaraan Jazz Syuhada tahun ini melibatkan banyak pihak di Kalurahan Kotabaru. Mulai dari remaja Masjid Syuhada, remaja Gereja Katolik Kotabaru, Karang Taruna Kalurahan Kotabaru, Warga RW 3 dan 5 Kotabaru, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, UKM Kesenian Unisa, dan sejumlah relawan.

“Jazz Syuhada lahir atas inisiatif beberapa pihak untuk mengenalkan kawasan bersejarah Kotabaru-Yogyakarta, sekaligus sebagai media perjumpaan berbagai ragam komunitas dengan latar belakang yang beragam (suku, agama, profesi, dan lainnya) untuk keharmonisan dan kehidupan yang inklusif di Yogyakarta,” terang Rendra.

3. Mempererat relasi antarwarga dan komunitas

Suster dari Kongregasi Susteran Amal Kasih Darah Kotabaru menjadi dirigen Lagu Indonesia Raya. (Dok. Jazz Syuhada)

Ketua RW 03 Kotabaru, Sumardi, mengatakan warganya menyambut baik gelaran Jazz Syuhada. Selain mengenalkan sejarah, acara ini turun mempererat relasi antarwarga dan komunitas di Kotabaru.

“Semoga tahun-tahun mendatang Jazz Syuhada tetap bisa digelar dengan melibatkan banyak warga dan komunitas di Kotabaru, untuk mengenalkan kawasan kotabaru Yogyakarta sebagai kota tua yang bersejarah dengan ragam cagar budaya yang masih tersisa di Yogyakarta,” ujarnya.

Baca Juga: Prambanan Jazz Digelar Lagi, Hadirkan Kejutan dari Didik Nini Thowok

Berita Terkini Lainnya