12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, Ketat

Aturan ini bahkan meliputi kehidupan pribadi para bintangnya

Seperti yang mungkin kamu ketahui, dunia Hollywood pertama kali muncul pada tahun 1908, dengan meluncurkan film pertamanya, The Count of Monte Cristo. Tiga tahun kemudian, Hollywood memiliki studio film pertamanya di Sunset Boulevard. Setelah itu, banyak perusahaan lain yang mulai berbondong-bondong ke California untuk memulai bisnis sinema mereka.

Pada tahun 1920, suara diperkenalkan ke dalam film, karena sebelumnya, film dibuat bisu. Hal ini juga menandai pergeseran dalam studio film. Para aktor dan aktris bergabung dengan studio film ketimbang bekerja secara mandiri.

MGM Films, Twentieth Century Fox, dan Paramount dianggap sebagai perusahaan studio terkemuka selama era tersebut. Para tokoh studio, seperti Eddie Mannix dari MGM, misalnya, berusaha untuk menjaga bintang-bintang mereka dari reputasi buruk. Mannix diyakini mampu menutupi segala jenis "kecelakaan" yang menimpa para aktornya, seperti kehamilan diluar nikah dan juga beberapa skandal paling mengerikan.

Meskipun Hollywood bertekad untuk menjaga reputasi para bintangnya tetap bagus, Hollywood juga menuntut banyak imbalan dari mereka. Para bintang Hollywood klasik ini memiliki aturan mengikat yang sangat ketat. Yuk, kita lihat aturan apa saja yang harus diikuti oleh para bintang Hollywood klasik!

1. Kontrak jangka panjang dengan studio film sudah menjadi standar umum

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, KetatDean Martin (kiri), Martha Hyer, dan Frank Sinatra pada pemutaran perdana film di Hollywood Paramount Theatre pada tanggal 18 Desember 1958 (commons.wikimedia.org/Metro-Goldwyn-Mayer/Photographer unknown)

Di era 20-an, studio film berbondong-bondong masuk ke Hollywood. Studio-studio film ini mencari wajah-wajah segar yang akan dijadikan seorang bintang. Studio kemudian akan mengontrak aktor atau aktris yang memiliki cita-cita menjadi bintang.

Seperti yang dicatat oleh The New Yorker, kontrak ini mengikat seorang aktor atau aktris untuk bekerja dengan satu studio tertentu selama bertahun-tahun, seperti yang sudah disepakati bersama. Beberapa bintang besar Hollywood klasik awalnya dibayar 5 ribu dolar seminggu. Semakin terkenalnya seorang aktor atau aktris, semakin tinggi juga bayaran mereka. Selain itu, tidak hanya aktor atau aktris yang dikontrak. Hal ini juga berlaku bagi sutradara, penulis, produser, sinematografer, direktur seni, dan teknisi.

2. Seorang aktor atau aktris bisa dipinjamkan ke studio lain tetapi bisa juga masuk daftar hitam

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, KetatLiz Taylor dan Richard Burton saat konferensi pers di Schiphol untuk film mereka, The Spy Who Come In From the Cold (commons.wikimedia.org/Joop van Bilsen)

Para bintang Zaman Keemasan Hollywood yang menandatangani kontrak dengan studio film tertentu, membuat mereka harus tetap setia kepada perusahaan dan harus kehilangan peran dengan para pesaing baru. Para bintang papan atas juga kesulitan mengembangkan kemampuan mereka dan mengambil peran yang berbeda, karena mereka diharuskan mempertahankan ciri khas mereka di dunia film. Meskipun begitu, beberapa aktor atau aktris diizinkan, kok, untuk "dipinjamkan" ke studio lain. Namun, studio utamanya akan selalu mengawasi dan memastikan agar para aktor dan aktris mereka bisa mendapatkan penghargaan.

Beberapa bintang berhasil dengan sistem pinjaman ini. Reporter Hollywood mengungkapkan bahwa Elizabeth Taylor terikat kontrak dengan Metro Goldwyn Mayer (MGM) hingga tahun 1960, namun MGM mengizinkannya memilih proyek yang berbeda dengan studio lain. Film-film yang dibintangi Taylor pun cukup sukses, di antaranya, National Velvet (1944) dan Cleopatra (1963). Namun, Olivia de Havilland yang tenar lewat Gone With the Wind, tidak sesukses Elizabeth Taylor saat berperan di bawah naungan studio lain.

Dilansir Entertainment Weekly, Olivia de Havilland yang menandatangani kontrak dengan Warner Bros. pada tahun 1935, muak dengan perannya yang itu-itu saja. Dia pun menolak peran yang diberikan studionya. Akibatnya, de Havilland masuk dalam daftar hitam dari industri ini, dan Warner Bros. bahkan memberi tahu studio lain untuk tidak mempekerjakannya.

3. Awalnya, seorang aktor atau aktris tidak bisa menolak peran yang diberikan oleh studio film mereka

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, KetatOlivia de Havilland pada Juni 1946 (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Jika sudah terikat kontrak jangka panjang dengan studio, para aktor dan aktris tidak punya hak untuk menentukan peran apa yang ingin mereka ambil. Namun, Olivia de Havilland berani melawan Warner Bros. (studio yang mengontraknya pada tahun 1935). Dia membuat perubahan legendaris pada sistem Hollywood. de Havilland tidak muncul di layar selama hampir dua tahun, dan dia bahkan belum genap berusia 30 tahun, padahal di umur itu seharusnya dia berada di puncak kariernya.

Akan tetapi, de Havilland tidak kenal lelah, dan dengan arahan dari pengacara ayahnya, dia membawa kasus ini ke pengadilan, dan menang. Seperti yang dijelaskan Reuters, dari tuntutan ini tercipta undang-undang de Havilland. Sebuah kontrak hanya berlaku selama tujuh tahun saja (Undang-Undang ketenagakerjaan pasal 2855). Undang-undang ini berhasil meruntuhkan sistem studio lama.

4. Seorang bintang Hollywood klasik harus mau diubah namanya

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, Ketatfoto promosi Rita Hayworth untuk film Gilda tahun 1946 (commons.wikimedia.org/Bob Coburn)

Apa kesamaan yang dimiliki Judy Garland, Marilyn Monroe, dan Natalie Wood? Nama-nama legendaris ini populer berkat studio film yang menjadikan mereka seorang bintang yang diingat seperti sekarang ini. Seperti yang ditulis The Guardian, pada masa Zaman Keemasan Hollywood, mengganti nama seorang aktor atau aktris merupakan hal yang biasa.

Contohnya saja pemeran utama Gilda, Rita Hayworth. Dia terlahir dengan nama Margarita Cansino, karena ayahnya orang Spanyol sedangkan ibunya orang Irlandia-Amerika. Dia dipaksa mengubah namanya agar terdengar seperti nama orang Amerika.

Joan Crawford, terlahir dengan nama Lucille LeSueur, merubah namanya karena nama belakangnya dibilang mirip nama selokan oleh seorang eksekutif studio MGM. Crawford sebenarnya membenci nama panggung yang diberikan. Nama Crawford dianggapnya mirip seperti crawfish (lobster air tawar).

Namun, bukan hanya bintang layar lebar perempuan yang harus mengganti nama mereka, laki-laki juga demikian. Cary Grant, misalnya, dia terlahir dengan nama Archibald Alexander Leach. Nama Cary Grant diberikan oleh Paramount Studios.

Baca Juga: 18 Selebritas Hollywood yang Pernah Terlibat dengan Charles Manson

5. Harus bersedia mengubah penampilan demi tampil menarik di layar kaca

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, KetatMarilyn Monroe pada tahun 1953 (commons.wikimedia.org/Bob Coburn)

Louis B Mayer, salah satu pendiri studio Metro Goldwyn Mayer (MGM), pernah menyatakan bahwa yang dia cari dari seorang bintang adalah wajahnya bukan bakatnya. Para calon aktor atau aktris harus rela mengubah penampilan mereka, bahkan ciri khas mereka, lho.

Hal ini dirasakan betul oleh banyak bintang Hollywood. Selain mengubah nama belakang aslinya yang berbahasa Hispanik (Cansino), Rita Hayworth juga mengalami perubahan fisik yang signifikan. Dia menjalani elektrolisis (prosedur memasukkan jarum yang sangat halus ke dalam folikel rambut) selama dua tahun untuk mengubah warna rambutnya yang gelap.

Di sisi lain, Marilyn Monroe juga terkenal dengan warna rambutnya yang pirang. Lahir dengan nama Norma Jeane Mortenson, Marilyn Monroe sebenarnya memiliki rambut ikal berwarna coklat tua saat pertama kali ia masuk ke panggung Tinseltown (Hollywood). Model profesional Emmeline dengan sinis pernah mengatakan kepadanya, "Lihat sayang, jika kamu ingin mencapai kesuksesan dalam bisnis ini, kamu harus mengubah warna rambut dan meluruskan rambutmu, karena wajahmu terlihat terlalu bulat."

Melansir kabar Racked, Hollywood klasik juga sudah menerapkan operasi plastik berbiaya mahal. Meskipun operasi plastik masih belum umum pada saat itu. Bahkan sejak tahun 1920-an, operasi hidung dan facelift sudah dilakukan.

6. Harus mengikuti kelas akting

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, KetatShirley Temple di film Miss Annie Rooney (1942) (commons.wikimedia.org/United Artists press photo)

Meski penampilan nomor satu, tapi bukan sembarang perempuan cantik atau laki-laki tampan bisa masuk ke dunia akting. Faktanya, studio-studio bersedia mengeluarkan banyak biaya untuk kelas akting bagi calon artis mereka, jika mereka dianggap memiliki potensi. Seperti yang diungkapkan Shirley Temple dalam bukunya, Child Star, pada awal tahun 30-an, eksekutif Fox, Winfield R. Sheehan, mengatakan bahwa Shirley memiliki potensi. Fox meminta Shirley untuk ikut kelas akting, meskipun studio harus mengeluarkan biaya yang mahal.

Ava Gardner juga diminta mengikuti kelas akting setelah menandatangani kontrak dengan MGM. Selain pelajaran aktingnya, bintang Mogambo itu juga diminta mengambil kelas vokal untuk menghilangkan aksen Selatannya, tulis Biography. Pelatihan vokal juga diberikan kepada aktris Lauren Bacall. 

7. Cerita palsu kehidupan para bintang Hollywood klasik

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, Ketatcuplikan dari film Grand Hotel (1932) bersama Joan Crawford dan Wallace Beery (dok. Metro-Goldwyn-Mayer/Grand Hotel)

Studio film biasanya menutupi latar belakang para bintangnya, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang yang buruk. Dikutip laman FSR, Joan Crawford, lahir dengan nama Lucille LeSueur, berasal dari keluarga miskin. Namun, MGM menyembunyikan masa lalunya dan mengatakan kepada pers bahwa dia berasal dari keluarga kelas atas. 

Kepalsuan dan kebohongan juga terus berlanjut dalam karier seorang aktor atau aktris. Aktris Judy Garland diketahui hamil di luar nikah, tapi MGM tidak ingin merusak reputasinya sebagai gadis yang polos. Jadi, studio memerintahkannya untuk melakukan aborsi dan menurunkan berat badannya secepat mungkin.

8. Jam kerja yang tinggi dan penggunaan obat-obatan

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, Ketatfoto studio Judy Garland tahun 1939 (commons.wikimedia.org/MGM studio)

Zaman Keemasan Hollywood menghasilkan banyak film yang tak terhitung jumlahnya. Seperti yang dilaporkan Britannica, lebih dari 7.500 film layar lebar dibuat oleh studio-studio film dari tahun 1930 sampai tahun 1945. Tentu saja, untuk menghasilkan film sebanyak itu, para aktor dan aktris berada di ambang kelelahan, karena tidak ada batasan seberapa banyak seorang bintang bekerja. 

Maka dari itu, studio memberikan para aktor dan aktris dengan pil (obat-obatan terlarang). Seperti yang dijelaskan oleh dokter dari Twentieth Century Fox, Lee Siegel, dalam buku Goddess: The Secret Lives of Marilyn Monroe, penggunaan pil sebagai solusi untuk membuat bintang tetap bertenaga merupakan hal yang lumrah. Pada awal tahun 50-an, hampir semua orang yang bekerja di Hollywood menggunakan pil.

Mungkin contoh paling terkenal dari eksploitasi ini adalah Judy Garland. Bintang The Wizard of Oz ini hanya memiliki satu hari libur dalam seminggu. Terkadang, dia harus bekerja 18 jam sehari. Itu sebabnya, untuk membuatnya tetap terjaga, studio memberinya amfetamin. Tragisnya, saat Garland mengeluh sakit dan ingin pergi ke rumah sakit, gajinya justru dipotong. Dia pernah berutang pada MGM sebesar 100 ribu dolar AS atau setara Rp1,56 miliar. Pada usia 47 tahun, Garland meninggal karena overdosis obat.

Baca Juga: Mengenal Chekhov’s Gun, Prinsip yang Bikin Film Lebih Efektif

9. Para bintang perempuan tidak boleh terlihat gemuk, diet ketat pun dilakukan

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, Ketatpotret Judy Garland, 1943 (commons.wikimedia.org/Cine Mundial)

Semua aktris perempuan di Masa Keemasan Hollywood, tubuhnya harus langsing. Masalah berat badan ini bahkan tertulis dalam kontrak mereka. Faktanya, para bintang harus berkonsultasi dengan ahli diet sebelum studio mempromosikan karya mereka. Yang cukup menyedihkannya, studio-studio tersebut bahkan memperlakukan para aktris papan atas dengan cukup kejam.

Judy Garland pernah dijuluki "babi kecil gemuk berkuncir" oleh eksekutif MGM, Louis B Mayer. Mayer bahkan menuntut Garland untuk mengonsumsi sup ayam, kopi hitam, dan rokok, serta pil, untuk menjaga bentuk tubuhnya. Aktris kelahiran Swedia, Greta Garbo, juga pernah disindir Mayer saat pertama kali tiba di Hollywood pada tahun 1925. Mayer mengatakan kepadanya, "Di Amerika, kami tidak menyukai wanita gemuk." Akibatnya, Garbo hanya makan bayam selama tiga minggu.

Selain berdiet, aktris perempuan juga harus tetap energik. Marilyn Monroe tertarik pada olahraga angkat beban. Saat diwawancarai Pageant pada tahun 1952, aktris tersebut mengungkapkan, "Saya menghabiskan setidaknya 10 menit setiap pagi untuk berolahraga dengan beban kecil."

10. Percintaan para bintang Hollywood klasik harus disetir studio yang mengontrak mereka

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, KetatAnn Rutherford (kiri), Mickey Rooney dan Virginia Gray dalam cuplikan film The Hardys Ride High (1939) (dok. Metro-Goldwyn-Mayer/The Hardys Ride High)

Meskipun film-film yang dibuat pada Masa Keemasan Hollywood penuh dengan adegan percintaan, tetapi akhir kisah cinta para aktor dan aktrisnya tidak seindah cerita di negeri dongeng. Ternyata, pihak studio memiliki andil terhadap kehidupan percintaan para bintang film mereka. Hal ini pernah terjadi pada bintang Boys Town, Mickey Rooney. Rooney pernah meminta izin ke MGM untuk menikahi Ava Gardner pada tahun 1942, tetapi, kepala studio MGM, Louis B Mayer, dengan tegas melarangnya.

Meskipun Rooney akhirnya diizinkan mengadakan pernikahan yang digelar tertutup, tetapi bintang lain tidak seberuntung itu. Menurut buku Scandals of Classic Hollywood, yang ditulis Anne Helen Petersen, ada rumor bahwa Jean Harlow tidak diizinkan menikahi William Powell karena dalam kontraknya dengan MGM, dia dilarang untuk menikah. Bagi para aktor atau aktris LGBTQ, hal ini bahkan cukup rumit. Dilansir History, studio akan menyuruh bintang Hollywood yang gay, lesbian, atau biseksual untuk menyembunyikan orientasi seksual mereka dari publik. Bahkan, studio meminta mereka melakukan pernikahan palsu demi menyembunyikannya.

Aborsi di Hollywood klasik juga menjadi hal yang umum dari tahun 1920-an hingga 1950-an. Hal ini bahkan diharuskan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu aktris perempuan yang tidak disebutkan namanya kepada majalah Vanity Fair, "aborsi adalah alat kontrasepsi kami."

11. Busana menjadi hal yang penting bagi para bintang Hollywood

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, KetatKatharine Hepburn, tahun 1938 (commons.wikimedia.org/TCM)

Sebelum Perang Dunia II, busana perempuan di Amerika sangat formal. Seperti yang dilansir Quartz, desainer Prancis Coco Chanel mulai mengintegrasikan pakaian laki-laki seperti celana untuk dikenakan perempuan pada akhir tahun 1920-an, tetapi celana untuk perempuan masih dilarang. Pada tahun 1938, seorang perempuan di Los Angeles, California, bahkan dipenjara selama lima hari karena mengenakan celana panjang di ruang sidang.

Tentu saja, Hollywood juga demikian. Studio film melarang bintang perempuan memakai pakaian laki-laki saat berfoto. Bahkan Marlene Dietrich, ditolak masuk ke restoran Brown Derby di Hollywood, hanya karena mengenakan celana.

Namun, bintang The Philadelphia Story, Katharine Hepburn, membantu menghapuskan aturan berpakaian di Hollywood. Dikutip laman Biography, aktris tersebut tidak mau mematuhi aturan itu. Departemen kostum RKO bahkan mencuri celananya, membuat Hepburn hanya memakai pakaian dalam di studio. Hepburn akhirnya membuka jalan bagi para bintang lain agar bisa memakai pakaian sesuka hati.

12. Bintang Hollywood klasik dimata-matai terkait aktivitasnya di luar studio

12 Aturan yang Harus Diikuti Bintang Hollywood Klasik, Ketatilustrasi mata-mata (unsplash.com/Craig Whitehead)

Begitu banyaknya aturan yang ditetapkan oleh studio-studio klasik di Hollywood untuk membuat para bintang tetap terkendali, membuat banyak orang bertanya-tanya, bisakah mereka melanggar aturan itu di luar pengawasan studio? Sebenarnya hal ini sudah dipikirkan, lho, oleh studio. Yup, studio ternyata menyewa mata-mata. Mata-mata ini bisa saja supir studio, pelayan, atau petugas kebersihan, tulis Majalah Smithsonian.

Asisten Judy Garland, Betty Asher, bahkan menjadi mata-mata Garland selama bertahun-tahun. Seperti yang diungkapkan Garland sendiri, Asher memberikan laporan kepada MGM seminggu sekali terkait aktivitas yang dilakukan Garland di luar studio, seperti dengan siapa Garland bertemu, kebiasaan makannya, dan apakah dia pergi keluar larut malam. “Saya menangis berhari-hari setelah saya mengetahui apa yang dia (Betty Asher) lakukan terhadap saya,” kenang Judy Garland.

Menurut jurnal Hollywood Works: How Creativity Became Labor in the Studio System (2016), yang diterbitkan Pers Universitas Cambridge, sutradara film juga terus diawasi saat dia sedang memproduksi sebuah film. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar filmnya dikerjakan sesuai rencana. Untuk melakukan hal ini, pembuat film dimata-matai oleh asisten produksi, produser lini, dan penulis naskah.

Tak semulus dan seindah yang kelihatan di layar lebar, aktor dan aktris Hollywood klasik justru berjuang keras dengan kehidupannya di dunia entertainment. Jatuh bangun menata karier sebagai seorang bintang Hollywood, tidak saja berhenti sampai disitu. Tuntutan kerja yang tinggi dan aturan yang ketat membuat para bintang kewalahan dan harus menjaga kewarasan mereka. Beberapa bintang bertahan, tapi ada juga yang tumbang layaknya pohon yang diterjang badai.

Baca Juga: Mengenal Red Herring, Alasan Plot Twist Film Mencengangkan

Amelia Solekha Photo Community Writer Amelia Solekha

Write to communicate

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya