Warga Bantul Budidaya Ayam yang Diklaim Bisa Deteksi Gempa

Sepasang ayam ringneck pheasant dewasa dijual Rp 10 juta

Bantul, IDN Times - ‎Di tengah masa pandemik COVID-19 dan ekonomi masyarakat yang terpuruk, seorang peternak ayam di Bantul sukses melakukan budidaya ayam jenis ringneck pheasant. Sepasang ayam jenis ini bahkan laku dijual hingga jutaan rupiah.

Selain itu, ayam dari Amerika Selatan diklaim mampu mendeteksi gempa bumi dan gunung api meletus.

Baca Juga: Eri Sulap Rongsokan Motor Jadi Replika Robot Puluhan Juta

1. Awalnya hanya memelihara sepasang ayam ringneck pheasant‎

Warga Bantul Budidaya Ayam yang Diklaim Bisa Deteksi GempaDwi Susanto (33) warga Padukuhan Pereng Wetan RT 55, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul yang sukses mengembangkan kambing pygmy.(IDN Times/Daruwaskita)

Adalah Dwi Susanto (33), warga Padukuhan Pereng Wetan RT 55, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, yang sukses membudidayakan ayam jenis ringneck pheasant. Dirinya mengaku pertama kali mengembangbiakkan ayam tersebut hanya dari sepesang pejantan dan betina.

"Awalnya saya hanya membeli sepasang ayam ringneck pheasant secara impor dari Amerika Selatan," katanya, Sabtu (30/10/2021).

2. Perawatannya tak beda jauh dengan ayam lainnya‎

Warga Bantul Budidaya Ayam yang Diklaim Bisa Deteksi GempaDwi Susanto (33) warga Padukuhan Pereng Wetan RT 55, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul yang sukses mengembangkan ayam jenis ringneck pheasant.(IDN Times/Daruwaskita)

Dwi mengaku awal kali membudidayakan ayam ringneck pheasant pada tahun 2012 silam dan terus berkembang biak menjadi banyak. 

"Ayam ringneck pheasant sebenarnya adalah ayam hias," terangnya.

Untuk perawatan ayam yang punya bulu indah terbilang cukup mudah dan tak berbeda dengan memelihara ayam kampung atau ayam bangkok. Bahkan, ayam ini sangat suka makan sayur-mayur.

"Ya perawatan seperti ayam pada umumnya. Untuk pakan bisa pakan pabrikan kemudian ditambah sayur-sayuran seperti kecambah, sawi dan kangkung sebagai menu makanan tambahan," tuturnya.

3. Pejantan diklaim mampu mendeteksi gempa dan gunung meletus‎

Warga Bantul Budidaya Ayam yang Diklaim Bisa Deteksi GempaDwi Susanto (33) warga Padukuhan Pereng Wetan RT 55, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul yang sukses mengembangkan ayam jenis ringneck pheasant.(IDN Times/Daruwaskita)

Selain memiliki bulu yang indah, Dwi mengaku ayam ringneck pheasant memiliki kelebihan yakni bisa mendeteksi akan terjadi gempa dan gunung api yang meletus.

"Yang memiliki bulu indah sebenarnya ayam pejantannya namun keunggulan lainnya bisa mendeteksi akan terjadinya gempa dan gunung api meletus," ungkap.‎

Bapak dua anak ini mengaku, ketika akan terjadi gempa bumi misalnya ayam yang dipeliharanya bertingkah tidak seperti biasanya yakni berkokok dalam jangka waktu yang lama. Sementara ayam lainnya hanya diam saja.

"Ketika akan terjadi gempa dan gunung meletus, lima hingga 10 menit ayam akan terus berkokok dan berisik. Setelah itu terjadi gempa dan gunung meletus," terangnya.

"Saat gunung api Kelud meletus tengah malam pada tahun 2014 silam, ayam terus berisik dan berkokok pada tengah malam dan tidak berhenti. Selang beberapa saat saya melihat televisi ternyata gunung api Kelud meletus," katanya lagi.

Dwi mengklaim beberapa gempa bumi yang terjadi di luar DIY pernah terdeteksi ayam peliharaannya. Seperti gempa di Pacitan hingga di Pangandaran.

"Jadi ayam pejantan terus berkokok dan tidak berhenti serta berisik sementara ayam lainnya diam. Ternyata terjadi gempa di Pangandaran, gempa di Pacitan," ucapnya.

4. Sepasang ringneck pheasant dijual hingga Rp10 juta‎

Warga Bantul Budidaya Ayam yang Diklaim Bisa Deteksi GempaDwi Susanto (33) warga Padukuhan Pereng Wetan RT 55, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul yang sukses mengembangkan ayam jenis ringneck pheasant.(IDN Times/Daruwaskita)

Karena keindahan bulu ayam dan keunikan ayam tersebut akhirnya banyak orang tertarik dan memburu ayam ringneck pheasant baik anakan maupun yang sudah dewasa.

"Saya jual sepasang bukan per ekor dan untuk harganya satu pasang ayam mencapai Rp 5 juta namun kalau sudah indukan dan pejantan dijual dengan harga Rp10 juta. Paling banyak pemesannya dari Jabodetabek, Bandung dan Medan," ungkapnya.‎

Baca Juga: Budidaya Ayam Jawa Super Menjanjikan untuk Kuliner Ingkung

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya