TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

HET Minyak Goreng Dicabut, Pakar UGM: Tambah Beban Pelaku UMKM

Wah, harga gorengan ikut naik, gak ya?

Minyak goreng satu harga, Superindo Daan Mogot pada Kamis (19/1/2022). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sleman, IDN Times - Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek) Universitas Gadjah Mada (UGM), Hempri Suyatna, menilai dengan dicabutnya harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan akan berdampak pada semakin melambungnya harga komoditas tersebut. Kondisi tersebut akan berdampak cukup serius di masyarakat, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Baca Juga: HET Dicabut, Harga Minyak Goreng di Sleman Langsung Naik

1. Harga minyak goreng akan sesuai dengan mekanisme pasar

ilustrasi minyak (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Hempri menjelaskan, penghapusan HET minyak goreng kemasan dengan melepas ke mekanisme pasar akan memberikan dampak pada berlakunya harga minyak goreng sesuai dengan mekanisme pasar. Hal ini memungkinkan juga harga minyak goreng akan menjadi mahal.

Menurutnya, kebijakan ini secara ideal memang dilakukan untuk mencegah terjadinya kelangkaan minyak goreng. Akan tetapi, di sisi lain akan menyebabkan harga minyak goreng yang tidak terkendali.

"Sisi lain kebijakan ini akan menyebabkan harga minyak goreng menjadi tidak terkendali," ungkapnya pada Kamis (17/3/2022).

2. Akan berdampak ke UMKM

Ilustrasi minyak goreng kemasan 2 liter (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Menurut Hempri, dampak negatif dari tidak terkendalinya harga minyak goreng ini adalah ke sektor UMKM. Terutama UMKM makanan yang memang menggunakan minyak goreng sebagai bahan baku serta ke warung-warung makan.

"Kondisi ini tentunya juga akan menambah beban berat pelaku UMKM, sehingga mereka harus beradaptasi dengan kondisi tersebut," katanya.

Baca Juga: Permasalahan Minyak Goreng Masih Terjadi, Pakar UGM: Pemerintah Bisa Memotong Jalur Distributor

Berita Terkini Lainnya