TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Langkah TPID DIY Amankan Harga dan Pasokan Volatile Food

Pemda DIY gandeng KPPU kendalikan harga

IDNTimes/Holy Kartika

Yogyakarta, IDN Times-Inflasi harga komoditas pangan atau volatile food di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) cenderung unik dibandingkan daerah lain. Dalam momentum tertentu, harga beberapa komoditas akan mengalami lonjakan, salah satu komoditas paling rawan yakni komoditas cabai.

Dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIYGubernur DIY, Sri Sultan HBX mengungkapkan inflasi tidak cukup hanya direspon oleh kebijakan moneter yang merupakan tugas BI. Untuk menurunkan inflasi pada level rendah dan stabil, perlu dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.

"Melalui rakorda ini diharapkan menghasilkan output berupa harmonisasi kebijakan implementasi. Agar terwujud sinergisitas antara stakeholder dan inovasi kebijakan dengan upaya peningkatan produk lokal, terutama komoditas bahan pangan," ungkap Sultan di Hotel Grand Inna Malioboro, Senin (23/9).

Berikut ini, langkah yang dapat dilakukan TPID dalam upaya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas harga serta pasokan komoditas bahan pangan di DIY.

Baca Juga: Setiap Hari Pakabul Berhasil Kumpulkan Rp100 Juta Uang Lusuh 

1. Pengendalian inflasi dari hulu ke hilir

IDNTimes/Holy Kartika

Anggota TPID DIY dari Bank Indonesia, Hilman Tisnawan mengungkapkan pengendalian inflasi di Yogyakarta tidak hanya terkait faktor produksi, distribusi maupun di tingkat pedagang saja. Inflasi harga di Yogyakarta sebagian besar masih berkaitan dengan volatile food dan administered prices.

"DIY ini sangat unik, upaya pengendalian inflasi harus dari hulu ke hilir. Karena di Yogya ini, selain harus memenuhi kebutuhan pangan dari masyarakatnya sendiri, juga ada wisatawan yang datang. Makanya, inflasi bahan makanan dan minuman termasuk tertinggi," ujar Hilman.

Apabila jumlah penduduk DIY kurang lebih 3 juta orang, sedangkan jumlah wisatawan bisa mencapai 5 juta orang per tahunnya. Maka jumlah kebutuhan bahan pangan yang disuplai harus dapat memenuhi sekitar 8 juta orang.

"Itu kalau dilihat dari permintaan barang yang dibutuhkan DIY, tidak hanya untuk 3 juta orang, tetapi untuk 8 juta orang," jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY itu.

2. Fokus pada komoditas rawan inflasi

IDNTimes/Holy Kartika

Upaya pengendalian inflasi harga bahan pangan tidak harus dilakukan secara terfokus. Hilman memaparkan ada beberapa komoditas bahan pangan pokok yang memberikan andil inflasi cukup besar terhadap inflasi DIY.

"Agar volatile food di Yogya ini tidak bergejolak, maka kami melakukan langkah identifikasi komoditas tertentu. Ada yang memang difokuskan, yang paling rawan itu komoditas cabai," ungkap Hilman.

Baca Juga: Hampir Rampung, Yogyakarta International Airport Layani 34 Rute Baru

Berita Terkini Lainnya