TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inflasi Mei 2019 DIY Terkendali, Karena Alasan ini

Pembangunan infrastruktur bikin arus distribusi lancar

Pexels/Rawpixel

Yogyakarta, IDN Times- Ramadan, menjadi bulan yang paling dinantikan sekaligus menjadi momen yang dikhawatirkan masyarakat dan pemerintah daerah. Pasalnya, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pokok masyarakat, harga-harga komoditas pangan selalu mengalami kenaikan tajam.

Namun, berdasarkan pantauan Badan Pusat Statistik (BPS) DI Yogyakarta, inflasi Kota Yogyakarta relatif terjaga dan stabil. Bank Indonesia Perwakilan DI Yogyakarta sebagai salah satu anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY merangkum beberapa faktor yang membuat inflasi tetap terjaga selama Ramadan hingga Lebaran.

Baca Juga: 4 Mimpi Jokowi yang Harus Kamu Ketahui Tentang Indonesia di Tahun 2024

1. Terjaganya pasokan pangan selama Ramadhan

IDN Times/Holy Kartika

Memasuki bulan puasa, inflasi DIY terkendali sebesar 0,42 persen. Deputy Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DI Yogyakarta, Sri Fitriani menilai hal itu terjadi seiring dengan terjaganya pasokan bahan pangan di pasaran.

"Pencapaian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi April 2019 sebesar 0,46 persen, terendah dalam empat tahun terakhir," ujar Fifin, Kamis (13/6).

Fifin mengungkapkan rendahnya inflasi Mei 2019 tersebut dapat dicapai seiring dengan terkendalinya inflasi kelompok pangan atau volatile food. Gejolak inflasi kelompok ini jauh lebih rendah dibandingkan April 2019.

"Inflasi volatile food Mei 2019 hanya 0,89 persen, sedangkan April lalu mencapai 2,15 persen," jelas Fifin.

2. Panen raya beras dan bawang merah masih berlangsung

IDN Times/Daruwaskita

Fifin mengatakan panen raya bawang merah dan beras sejak April lalu mendorong penurunan harga kedua komoditas ini. Pasalnya, beberapa pekan menjelang puasa, hingga Ramadan, harga komoditas pokok tersebut mengalami kenaikan yang signifikan.

"Deflasinya komoditas beras dan bawang merah ini dapat mengkompensasi peningkatan harga daging ayam dan cabai merah yang masing-masing mengalami inflasi 9,20 persen dan 10,80 persen," jelas Fifin.

Baca Juga: Siap-Siap Nongkrong, Street Art Akan Ramaikan Malioboro Pedestrian 

3. Kelancaran distribusi komoditas pokok jaga harga tetap stabil

https://www.freepik.com

Distribusi komoditas bahan pokok ke sejumlah daerah menjadi faktor penting dalam penentuan harga barang di pasaran. Fifin menilai sepanjang Ramadhan arus distribusi barang relatif lancar.

Selain masih berlangsungnya panen raya, kelancaran arus distribusi barang atau komoditas pokok memberikan kontribusi pada terkendalinya harga di pasaran. Lancarnya arus distribusi itu seiring dengan berkembangnya infrastruktur yang ada.

"Tidak hanya lancarnya distribusi barang, peningkatan perdagangan antar daerah juga turut mednorong terjaganya kecukupan pasokan pangan di DIY," imbuh Fifin.

4. Suksesnya ajakan belanja bijak kepada masyarakat

IDN Times/Holy Kartika

Euforia belanja mendekati Lebaran selalu menjadi pemicu naiknya harga sejumlah bahan pokok. Namun, edukasi dan sosialisasi belanja bijak yang dilakukan selama ini sedikit banyak memberi pengaruh kepada masyarakat.

"Ekspektasi inflasi masyarakat semakin baik melalui sosialisasi dan edukasi. Jadi ini tidak terlepas dari kinerja TPID yang gencar melakukan sosialisasi dan edukasi inflasi melalui berbagai metode," ungkap Fifin.

Baca Juga: Ini 6 Alasan Kita Harus Segera Lakukan Investasi Saham

Berita Terkini Lainnya