Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cuci beras (pexels.com/Marina Zvada)
ilustrasi cuci beras (pexels.com/Marina Zvada)

Masak nasi saat naik gunung memang jadi tantangan. Gak ada kompor, bahan bakar pun terbatas, ditambah cuaca dingin membuat air susah mendidih.

Tapi tenang, kamu tetap bisa makan nasi hangat di tengah alam bebas asal tahu triknya. Coba intip cara mudah dan hemat gas untuk memasak nasi saat mendaki gunung berikut ini, siapa tahu bisa jadi andalanmu saat masak di alam bebas!

1. Pilih beras yang cepat matang dan gak perlu banyak air

ilustrasi beras (unsplash.com/Emma Miller)

Hindari beras pera yang butuh banyak air dan waktu lama untuk matang. Lebih baik bawa beras pulen seperti IR 64 atau pandan wangi karena lebih cepat matang dan cocok dimasak di alat seadanya.

Kamu juga bisa pilih beras instan atau pre-cooked rice yang tinggal diseduh air panas. Praktis banget buat pendakian singkat.

2. Cuci beras dari rumah atau pakai air seperlunya

ilustrasi cuci beras (flickr.com/Quiet Hut)

Kalau bisa, cuci beras dari rumah lalu simpan dalam plastik ziplock agar lebih hemat air di gunung. Tapi kalau harus nyuci di tempat, cukup bilas sekali pakai air bersih. Jangan terlalu boros, karena air di gunung sangat terbatas.

3. Pakai perbandingan air yang pas

ilustrasi cuci nasi merah (pixabay.com/gaophuongnam)

Perbandingan ideal air dan beras saat di gunung adalah 1:1,2, lebih sedikit dari biasanya. Karena masaknya pakai api kecil dan suhu rendah, air berlebih bisa bikin nasi lembek dan boros waktu.

Tips tambahan: setelah cuci beras, rendam selama 15–20 menit sebelum dimasak. Hal ini bikin tekstur beras lebih empuk sehingga cepat matang.

4. Gunakan kompor stabil dan nesting anti lengket

Ilustrasi Nesting (flickr.com/twentysixcats)

Pastikan pakai kompor portabel yang stabil dan nesting berbahan anti lengket seperti alumunium anodized. Perangkat ini membantu menyebarkan panas secara merata, sehingga bagian bawah nasi tidak mudah hangus saat dimasak.

Kalau pakai nesting biasa, olesi dasar panci dengan sedikit minyak sebelum masak agar nasi gak lengket dan susah dicuci.

5. Masak dengan api kecil dan tutup rapat

Ilustrasi masak di gunung (pexels.com/Taryn-Elliott)

Setelah air mulai mendidih, kecilkan api dan tutup rapat. Jangan sering dibuka, karena uap panas bisa keluar dan bikin nasi gak matang sempurna.

Tunggu sekitar 12–15 menit sambil cek sesekali. Jika air sudah habis dan nasi terlihat mengembang, matikan api dan diamkan 10 menit supaya nasi matang lewat uap.

6. Bungkus nasi pakai daun atau kain agar tetap hangat

Ilustrasi masak di gunung (pexels.com/Lam Kiên)

Setelah matang, jangan langsung buka semua. Kamu bisa mengambil seperlunya saja, lalu simpan sisanya dengan membungkusnya menggunakan daun pisang, daun talas, atau kain bersih agar tetap higienis dan ramah lingkungan. Ini bikin nasi tetap hangat lebih lama dan gak cepat basi di suhu dingin.

Jika waktu pendakianmu lama, simpan nasi dalam food container tertutup untuk dimakan di perjalanan selanjutnya.

7. Bawa lauk kering atau instan

ilustrasi makan di gunung (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Makan makin nikmat, jangan lupa bawa lauk kering seperti abon, kering tempe, sambal sachet, atau rendang kaleng. Nasi hangat dan lauk instan adalah kombinasi nikmat yang sederhana tapi bikin semangat di tengah hutan. Kalau punya waktu, kamu bisa masak sayur sup sederhana pakai bumbu instan.

Masak nasi di gunung memang butuh trik khusus, tapi bukan hal yang mustahil. Dengan peralatan yang tepat dan teknik masak yang benar, tetap bisa menikmati sepiring nasi hangat di tengah udara dingin pegunungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team