Berwisata alam offroad dengan jip di perkebunan teh lereng Gunung Lawu. IDN Times/Dhana Kencana
Untuk menjaga agar tetap aman dan sehat selama berwisata, Yanri menyarankan untuk melakukan risk assessment atau penilaian risiko sebelum melakukan perjalanan. Terdapat empat bentuk risiko yang harus kita nilai, antara lain risiko destinasi, moda transportasi, riwayat penyakit, dan intervensi.
"Pertama, kita harus mengetahui risiko penyakit di daerah tujuan wisata kita. Hal ini seperti apakah daerah tersebut merupakan endemik malaria, musim dan bagaimana cuaca di sana. Kemudian bahaya apa saja yang mungkin ditemukan," papar Yanri.
Kedua, wisatawan harus jeli terhadap moda transportasi yang digunakan. Moda transportasi dapat mengakibatkan beberapa kondisi medis dengan berbagai keparahan. Contohnya mabuk darat atau laut, fobia, nyeri telinga (sinusitis). Kemudian juga terdapat risiko kecelakaan, luka, dan juga macet yang harus benar-benar kita pertimbangkan.
Selanjutnya, peka terhadap kondisi tubuh, apakah mempunyai riwayat penyakit tertentu, atau sedang dalam kondisi hamil.
Menurut Yanri, untuk mencegah terjangkit penyakit bisa melakukan vaksinasi, atau meminum obat tertentu. Namun juga harus mencermati kondisi tubuh yang tidak toleran kepada vaksinasi dan obat-obatan tersebut.
"Penting untuk membahas dan pemahaman bersama antara dokter dan orang yang hendak melakukan perjalanan," pungkas Yanri.