TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Hal Ini Tidak Boleh Dilakukan saat Berkunjung ke Jogja

Meski tak tertulis, pantangan ini jangan dilanggar, ya

Ilustrasi pengunjung Pantai Parangtritis, Bantul. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Sebagai sebuah tujuan wisata dengan adat budaya yang cukup kuat, ada beberapa pantangan yang sebagian orang mungkin sukar dilogika . Padahal sebenarnya pantangan-pantangan tersebut merupakan kearifan lokal yang harus dijunjung semua orang.

Beberapa pantangan ketika berkunjung di Jogja ini karena sejarah, kepercayaan, dan lain sebagainya. Semua orang harus mengikutinya karena tidak ada yang dirugikan. Nah, apa saja hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika berkunjung ke Jogja ini?

Baca Juga: 6 Julukan bagi Jogja, Bukan Cuma Kota Gudeg!

1. Mengenakan batik motif larangan di Keraton Yogyakarta

Batik larangan motif huk (kratonjogja.id)

Setiap tempat pastinya memiliki aturan yang harus diikuti. Apalagi menginjakkan kaki di Keraton Yogyakarta yang merupakan istana dari Sultan Yogyakarta ini.

Di sini ada pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh para pengunjung, yaitu mengenakan pakaian batik motif larangan seperti huk dan kawung. Motif batik memiliki makna filosofis mendalam bagi Keraton Yogyakarta. Ketika masuk ke kediaman sultan ini, hanya orang tertentu yang boleh mengenakannya.

Motif huk, misalnya, hanya boleh dikenakan oleh raja dan putra mahkota. Sebab, motif ini melambangkan pemimpin.

2. Memakai warna Hijau di Pantai Parangtritis

Pengunjung objek wisata Pantai Parangtritis Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Mitos yang dipercaya di kawasan Parangtritis adalah daerah ini menjadi kekuasaan Nyi Roro Kidul, penguasa alam gaib di laut selatan. Konon tokoh mistis ini sangat menyukai baju dengan warna hijau, karena dianggap sebagai prajurit yang mendampinginya.

Pantangan memakai baju dengan warna hijau ini dikhawatirkan orang tersebut akan diambil. Bahkan tidak sedikit cerita yang mengatakan banyak orang dengan baju berwarna hijau terseret ombak.

Kejadian tersebut dipercaya orang tersebut diambil oleh penguasa laut selatan untuk dijadikan prajurit. Jadi, lebih baik untuk menghindari memakai baju hijau, dan menghormati adat yang sudah dijaga oleh masyarakat Jogja.

3. Berkunjung ke Candi Prambanan dengan pasangan sebelum menikah

Candi Prambanan (IDNTimes/Holy Kartika)

Pantangan ini berdasarkan pada cerita rakyat Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang. Diceritakan Bandung Bondowoso merasa ditipu oleh Roro Jonggrang ketika ingin dinikahinya.

Cerita itu diyakini juga berpengaruh terhadap pasangan kekasih yang belum menikah ketika berlibur di Candi Prambanan. Dikhawatirkan tulah dari Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang ini juga dialami oleh pasangan kekasih tersebut.

Banyak cerita yang menyebutkan ketika ada pasangan belum menikah berkunjung ke sana bisa putus di tengah jalan. Meski hanya mitos, namun hal ini sangat dipercaya oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya.

 

Baca Juga: 4 Cerita Rakyat Jadi Asal Usul Tempat Wisata di Yogyakarta  

Berita Terkini Lainnya