7 Wisata Islami di Jogja, Cocok Didatangi saat Libur Panjang

Kunjungi masjid legendaris sampai kampung wisata religi, yuk

Bukan tanpa alasan Jogja dijuluki sebagai kota wisata. Sederet tempat bisa dijujuki kapan pun, mulai dari pantai, pegunungan, destinasi instagenic sampai yang bertajuk wisata islami di Jogja yang dapat dikunjungi baik saat libur Isra Mikraj atau Ramadan. 

Terlebih, wisata religi Jogja banyak yang unik, mulai dari masjid yang telah dibangun sejak Panembahan Senopati sampai dengan kampung bagi khatib atau penghulu di zaman kerajaan dulu. Yuk, simak rekomendasi tempatnya berikut ini!

1. Masjid Agung Kotagede

7 Wisata Islami di Jogja, Cocok Didatangi saat Libur PanjangMasjid Gedhe Mataram Kotagede (budaya.jogjaprov.go.id)

Kotagede selama ini dikenal sebagai kawasan yang masih mempertahankan sisi Jawa kunonya. Perkampungan dengan rumah-rumah yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun, pasar tradisional pertama di Kerajaan Mataram, adanya makam raja-raja yang masih satu kompleks dengan Masjid Agung Kotagede menjadi daya tariknya.

Bicara soal Masjid Agung Kotagede, tahukah kamu bahwa masjid tersebut telah dibangun sejak tahun 1575 oleh Pangeran Diponegoro? Arsitektur bangunan masjid sangat unik karena bagian pagarnya dibuat meniru Pura yang tak kain adalah rumah ibadah agama Hindu yang masa itu menjadi kepercayaan yang banyak diikuti oleh masyarakat sekitar. 

Di Masjid Agung Kotagede itu juga kamu bisa melihat sebuah bedug yang usianya hampir setara dengan usia masjid itu sendiri. Berdiameter 1 meter, bedug itu tersimpan di serambi masjid yang konon didapatkan oleh Sunan Kalijaga saat ia secara tidak sengaja menemukan pohon yang besar pada saat sedang mengembara melalui Kulon Progo.

2. Masjid Gede Kauman

7 Wisata Islami di Jogja, Cocok Didatangi saat Libur PanjangMasjid Gede Kauman (kratonjogja.id)

Tak jauh dari Titik Nol Kilometer, kamu bisa mampir ke Masjid Gede Kauman. Masjid Gede Kauman dibangun pada 29 Mei 1773 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dengan arsitektur Jawa Islam. Nah, meskipun berada di kawasan Keraton, masjid ini terbuka oleh umum kok, bahkan saat bulan Ramadan setiap harinya menjadi lokasi buka puasa bersama. 

Ciri khas dari masjid ini adalah penggunaan atap yang disebut Tajug Lambing Teplok. Atap ini menggambarkan pencapaian kehidupan manusia yakni hakikat, syariat, dan ma’rifat. Lalu di ujungnya terdapat mustaka berbentuk daun kluwih atau buah sukun yang memiliki arti keistimewaan untuk manusia yang berhasil mencapai kesempurnaan hidup dan adanya gadha berbentuk huruf 'alif' sebagai lambang Allah Maha Esa. 

3. Kampung Kauman

7 Wisata Islami di Jogja, Cocok Didatangi saat Libur PanjangKampung Wisata Kauman (pariwisata.jogjakota.go.id)

Kampung Kauman bisa jadi destinasi wisata Islami di Jogja yang kamu datangi selepas main dari Jalan Malioboro atau Keraton Jogja. Bukan sebarang kampung, Kauman kini telah menjadi kampung wisata dengan sentuhan religi favorit banyak orang. Apalagi saat bulan Ramadan, jelang sore selalu ramai pasar dadakan yang kebanyakan menjual makanan tradisional Jawa. 

Pada zaman dulu, kampung-kampung di sekitar keraton dibagi menjadi dua yaitu jeron beteng (di dalam benteng) dan jaban beteng (di luar benteng). Termasuk di jeron beteng, kampung ini disebut Kauman karena sebagian besar warganya adalah kaum atau abdi dalem di bidang agama. 

Kemunculan kampung ini tak jauh dari pembangunan Masjid Gedhe Kauman. Selepas selesai pembangunan masjid, Sri Sultan Hamengku Buwono I menunjuk abdi dalem untuk menghidupkan masjid serta mendapatkan tanah dari sultan. Kampung Kauman ini adalah tanah kelahiran dari pahlawan nasional, KH Ahmad Dahlan.

Baca Juga: Satu Jam Lebih Dekat: 9 Titik Legend di Kampung Wisata Kauman Jogja

4. Kampung Jogokariyan

7 Wisata Islami di Jogja, Cocok Didatangi saat Libur PanjangMasjid Jogokariyan Yogyakarta (google.com/maps/Suraji Raj's)

Apabila Kampung Kauman adalah contoh dari kampung njeron benteng, maka Kampung Jogokariyan adalah contoh dari njaban benteng. Kehadiran Kampung Jogokariyan ini diperintah langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IV yang ingin membuka kampung baru dan berdekatan dengan Panggung Krapyak. Hal ini didasari karena kampung-kampung jeron beteng kian sesak dan berdirilah Kampung Jogokariyan yang dulunya dihuni oleh kaum abangan.

Sempat disusupi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga tak sedikit warganya yang ditangkap dan dijebloskan ke penjara, kehadiran Masjid Jogokariyan pada tahun 1967 sebagai masjid pertama di wilayah tersebut menjadi perekat sekaligus angin segar bagi sekitar. Kini masjid tersebut menjadi salah satu masjid terpopuler di Jogja, terutama saat bulan Ramadan karena tiap harinya menyajikan buka puasa gratis dengan jumlah ratusan porsi. 

5. Makam Syekh Jumadil Kubro

7 Wisata Islami di Jogja, Cocok Didatangi saat Libur PanjangMakam Syekh Jumadil Kubro Turgo Merapi (google.com/maps/rini widayati)

Berada di kaki Gunung Merapi, Makam Syekh Jumadil Kubro menjadi salah satu makam leluhur yang paling sering dikunjungi oleh peziarah di Jogja. Meski harus naik tangga dengan jumlah yang banyak dan tinggi untuk mencapainya, tak menyurutkan niat peziarah.

Meski banyak yang memercayainya sebagai makam, tapi tak sedikit juga yang menyebutnya hanya petilasan dari Syekh Jumadil Kubro tersebut. Sang syekh dipercaya adalah sesepuh dari Wali Sanga atau penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Sedangkan secara bentuknya, maka tersebut mirip tugu kotak dengan kisaran ukuran 2,5 X 1,5 meter yang dibangun dari sumbangan seorang peziarah. 

Tidak hanya sekadar menyambangi, banyak peziarah yang berdoa hingga salat di sini. Pemandangan dari atas juga menawan, kamu bahkan bisa melihat Gunung Merapi yang gagah saat cuaca sedang cerah-cerahnya. 

6. Makam Raja-raja Imogiri

7 Wisata Islami di Jogja, Cocok Didatangi saat Libur Panjangmakam raja-raja imogiri (instagram.com/helly_potter)

Bukan hanya di Kotagede yang terdapat makam raja, begitu juga di Bantul, tepatnya di Kapanewon Imogiri yang didirikan oleh Sultan Agung pada tahun 1613 M-1646 M. Dengan luas kurang lebih 10 hektar, dimakamkan raja-raja yang pernah bertahta baik dari Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta beserta keluarganya. 

Lokasi Makam Raja-raja Imogiri tak terlalu jauh dari pusat kota, yakni kurang lebih 17 km saja. Meski begitu tempatnya lumayan menanjak, sesuai dengan keinginan Sultan Agung yang percaya bahwa mereka yang telah meninggal, arwahnya akan berada di tempat 'tinggi'. 

Makam Raja-raja Imogiri tak buka setiap hari, lho. Apalagi saat Ramadan, justru tutup sebulan penuh. Jadi, pastikan kamu sudah memahami jadwalnya sebelum berkunjung, ya. 

7. Masjid Syuhada

7 Wisata Islami di Jogja, Cocok Didatangi saat Libur Panjangpotret masjid syuhada (pariwisata.jogjakota.go.id)

Masjid Syuhada terletak di Kotabaru, Gondokusuman, Kota Jogja. Masjid tersebut dibangun pada tahun 1950 oleh Sultan Hamengku Buwono IX sebagai penghargaan kepada para 21 syuhada yang gugur dalam perang melawan Jepang dan sekaligus penanda pindahnya ibu kota Indonesia yang semula di Jakarta ke Yogyakarta, yang diakibatkan karena agresi militer Belanda yang pertama.

Masjid bernuansa hijau tersebut memiliki arsitektur bergaya gaya arsitektur Persia dan India. Hal ini bisa dilihat dari adanya kubah bawang yang berada di tengah bangunan sekaligus menandakan sebagai kubah utamanya serta empat kibah kecil lain yang mengelilingi sudut. 

Masjid ini juga dikenal dengan masjid nasional karena bagian depannya dilengkapi dengan 17 anak tangga, delapa tiang gapura, empat kupel bawah dan lima kupel atas. Menarik 'kan?

Ada lebih banyak lagi tempat wisata islami di Jogja yang bisa kamu datangi, tapi pastikan tak nelewatkan keenam di atas ya. Mau ziarah kubur, menyaksikan masjid unik, sampai keliling kampung wisata bernuansa religi, semua lengkap buat memenuhi hasrat mainmu. Selamat main!

Baca Juga: Sejarah Kampung Kauman, Tempat Lahirnya  Muhammadiyah

Dyar Ayu Photo Community Writer Dyar Ayu

Halo!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya