Masjid Pathok Negoro Plosokuning, Benteng Keraton di Zaman Belanda
Pernah menjadi basis pertahanan melawan Belanda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Masjid Pathok Negoro Plosokuning atau Masjid Sulthoni merupakan salah satu ikon sejarah milik Kasultanan Yogyakarta. Bukan hanya digunakan sebagai tempat peribadatan, Masjid Pathok Negoro Plosokuning juga pernah digunakan sebagai basis pertahanan rakyat.
Meski terdapat perubahan dan pengembangan sesuai dengan kebutuhan, namun ketika dibandingkan dengan Masjid Pathok Negara lainnya, Masjid Plosokuning masih memperlihatkan bentuk dan komponen masjid kuno sesuai dengan ciri-ciri masjid Kasultanan. Bangunan, komponen dan tapak-tapak masjid ini masih terbilang tetap asli.
Baca Juga: Keistimewaan Masjid Suciati Saliman di Sleman Mirip Nabawi Madinah
1. Arsitekturnya serupa dengan Masjid Agung Yogyakarta
Beralamat di Jalan Plosokuning Raya Nomor 99, Minomartani, Ngaglik, Kabupaten Sleman, atau sekitar 9 km arah utara dari Keraton Yogyakarta, Masjid Pathok Negoro Plosokuning dibangun di tanah seluas 2.500 meter persegi dan bisa menampung jemaah hingga 5.000 orang.
Pembangunan masjid ini dilakukan di masa Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1757-1758 M. Jika diperhatikan, arsitektur masjid ini serupa dengan Masjid Agung Yogyakarta yang juga milik Kesultanan Yogyakarta.
Baca Juga: Masjid Syuhada, Mengenang Gugurnya 21 Syuhada Melawan Jepang