TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Pesanggrahan Keraton, Berwisata Sekaligus Belajar Sejarah

Pesanggrahan di zaman dulu memiliki banyak fungsi

www.instagram.com/yogyakarta

Sleman, IDN Times- Yogyakarta memiliki banyak pesanggrahan yang dibangun oleh Kasultanan Yogyakarta. Salah satu yang terkenal adalah Taman Sari yang telah menjadi destinasi wisata pelancong domestik maupun luar negeri.

Selain istana air Tamansari, ada beberapa pesanggrahan keraton yang hingga kini masih bisa ditelusuri jejak fisik bangunannya.

Menurut Dharma Gupta, dkk dalam Toponim Kota Yogyakarta (2007), pesanggarahan tersebut di antaranya Pesanggrahan Ambarketawang, Pesanggrahan Ambarbinangun, Panggung Krapyak, serta Pesanggrahan Ambarrukmo.

Baca Juga: 14 Menu Makanan dan Minuman Kesukaan Raja Kraton Yogya 

1. Ciri dan fungsi pesanggrahan

mldspot.com

Berbeda dengan keraton, pesanggrahan merupakan tempat yang dibangun untuk istirahat, rekreasi, beribadah, perlindungan, atau beraktivitas keluarga kerajaan.

Lokasi bangunan pesanggrahan, kata Dharma Gupta, dkk, mempunyai ciri khas tersendiri. Misalnya, selalu dibangun berdekatan dengan sumber air. Tak jarang pula ada kolam di sekitar area bangunan. Selain itu, terdapat gapura serta pagar keliling yang dibangun di sekitar pesanggarahan. Di sekeliling bangunan pun sering ditemukan taman atau kebun buah-buahan.

2. Pesanggrahan Ambarketawang

kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Salah satu pesanggrahan tertua yang kini masih bisa dilacak keberadaannya adalah Pesanggrahan Ambarketawang. Bangunan pesanggrahan ini sekarang tidak berbentuk utuh lagi, hanya sebagian kecil saja yang bisa dilihat.

Menurut Ki  Sabdacarakatama dalam Sejarah Keraton Yogyakarta (2009), Pesanggrahan Ambarketawang merupakan tempat yang digunakan Sri Sultan HB I ketika Keraton Yogyakarta tengah dibangun. Letaknya ada di dekat Gunung Gamping.

Sebelum Perjanjian Giyanti dan Keraton Yogyakarta dibangun, pesanggrahan ini telah ada tapi bernama lain, yakni Purapara. Di tempat ini, Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama pengikutnya tinggal selama satu tahun sejak 9 Oktober 1755 hingga 7 Oktober 1756.

3. Pesanggrahan Panggung Krapyak

kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Panggung Krapyak yang terletak di sebelah selatan Keraton Yogyakarta ini termasuk pesanggrahan yang berfungsi untuk pertahanan dan beraktivitas keluarga kerajaan. Ki Sabdacarakatama mengatakan bangunan ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1782. Panggung Krapyak dulu menjadi tempat singgah keluarga raja yang ingin berburu binatang, khususnya rusa dan menjangan, di hutan sekitar pesanggrahan.

Bangunan Panggung Krapyak berbentuk persegi panjang dengan pintu berbentuk simetris di keempat sisinya. Selayaknya pesanggrahan, sisa struktur pagar tembok ditemukan di sekitar Panggung Krapyak meski saat ini tertutup oleh warung dan rumah warga. Selain itu, sumur dan sisa kolam turut ada di sekeliling bangunan yang juga disebut Kandang Menjangan tersebut.

4. Pesanggrahan Ambarbinangun

pariwisata.bantulkab.go.id/

Ambarbinangun merupakan pesanggrahan yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI dan selesai pada tahun 1855. Fungsi bangunan ini adalah sebagai tempat beristirahat raja dan keluarganya. Di area pesanggrahan masih ada situs pemandian putri, kolam pemandian, ruang istirahat raja, dan Bangsal Panggung yang dulu dijadikan tempat beristirahat raja seusai mandi.

Kini, Pesanggrahan Ambarbinangun dipakai sebagai kantor dan pondok pemuda. Perubahan fungsi tempat ini, menurut situs pemerintah Bantul, terjadi sejak Jepang masuk ke Yogyakarta.

Pesanggrahan Ambarbinangun masih dipakai sebagai tempat peristirahatan hingga masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Tapi, bangunan ini kerap berubah fungsi menjadi tempat latihan seinendan dan kabodan, gudang obat-obatan, kantor pemerintah, serta asrama mulai zaman penjajahan Jepang, Belanda, sampai kemerdekaan.

Baca Juga: Mengenal Bregada, Pasukan Prajurit Kraton Yogyakarta

Berita Terkini Lainnya