TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Gedung Agung, Istana Kepresidenan di Yogyakarta

Jadi saksi perjuangan bangsa Indonesia di Yogyakarta

Gedung Agung Yogyakarta dari depan (instagram.com/tinoindra)

Yogyakarta memiliki istana kepresidenan yang bernama Gedung Agung. Meski terletak di Jalan Malioboro, mungkin tidak sedikit pendatang yang melewatkannya. Berikut ini ulasan mengenai Istana Kepresidenan Gedung Agung di Yogyakarta yang menjadi salah satu daya tarik wisata.

1. Gedung Agung terletak di jantung ibu kota Yogyakarta

en.wikipedia.org

Kompleks istana kepresidenan ini terletak di Jalan A Yani Nomor 3, Kalurahan Ngupasan, Kemantren Gondomanan, Kota Yogyakarta, tepatnya di kawasan Nol Kilometer Jalan Malioboro. Terletak di seberang Museum Benteng Vredeburg dan Kantor Pos Besar, kompleks istana ini menempati lahan seluas 43.585 m².

Baca Juga: 6 Rute Lari di Jogja, Menyenangkan dan Gak Bikin Bosan

2. Kompleks istana mulai dibangun pada tahun 1824

Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta (instagram.com/istanakepresidenanyogyakarta)

Yang pertama dibangun dari kompleks istana Gedung Agung adalah gedung utamanya. Bangunan ini diprakarsai oleh Anthony Hendriks Smissaerat, Residen Yogyakarta ke-18 yang menjabat tahun 1823 hingga 1825, dan diarsiteki oleh adalah A Payen. Gedung ini dirancang untuk menjadi istana bagi para residen Belanda.

Pembangunan sempat berhenti karena terjadi Perang Diponegoro di tahun 1825 hingga 1830. Setelah perang selesai, pada tahun 1832 pembangunan dilanjutkan kembali.

Setelah gempa besar yang meluluhlantakkan istana ini pada tahun 1867, gedung dipugar dan selesai pada tahun 1869. Bangunan baru inilah yang menjadi gedung utama kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta. 

3. Beralih fungsi menjadi Istana Kepresidenan

Jenderal Sudirman, Bung Karno, Sri Sultan Hamengku Buwana IX, dan sejumlah pejabat negara lain berfoto di teras gedung induk, Istana Kepresidenan Yogyakarta, 1948. (instagram.com/istanakepresidenanyogyakarta)

Karena revolusi, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta keluarga dibawa ke Yogyakarta secara diam-diam. Pada tanggal 6 Januari 1946, Yogyakarta resmi menjadi Ibu Kota Republik Indonesia dan Gedung Agung menjadi Istana Kepresidenan yang ditempati oleh Presiden Soekarno dan keluarga. Khusus untuk Wakil Presiden dan keluarga tinggal di gedung yang sekarang menjadi Korem 072/Pamungkas.

Di Gedung Agung banyak peristiwa bersejarah yang terjadi. Salah satunya peristiwa pelantikan Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar TNI pada 3 Juni 1947. Tidak hanya itu, istana juga menjadi tempat untuk menerima atau menginap tamu-tamu negara. 

Memiliki arsitektur yang unik

Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta (instagram.com/istanakepresidenanyogyakarta)

Arsitektur bangunan istana Gedung Agung kaya akan corak Eropa dan Jawa. Untuk gaya Jawa dapat dinikmati di bagian depan. 

Diawali sejak memasuki gerbang utama, pengunjung akan disambut oleh patung raksasa penjaga pintu “Dwarapala” yang berasal dari sebuah biara di Candi Kalasan dan Tugu Dagoba setinggi 3,5 meter yang terbuat dari batu andesit. Aksen khas Jawa juga dapat ditemui dari ornamen kain batik karya Iwan Tirta dan ukiran Jepara di ruang makan VVIP. 

Gaya Eropa lebih terlihat di bagian bangunannya. Terdapat tiang-tiang besar gaya Doria di serambi depan dan ruang makan, cekukan tempat kaca di dinding, serta untaian lampu gantung kristal.

Baca Juga: 6 Julukan bagi Jogja, Bukan Cuma Kota Gudeg!

Berita Terkini Lainnya