TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Sejarah Tugu Jogja, dari Bentuk yang Berbeda hingga Makna Ornamen  

Tugu Jogja awalnya diberi nama Tugu Golong Giling 

Potret Tugu Pal Putih Yogyakarta pada 1939 dan 2020 (Dok. KITVL/Foto Zindler, IDN Times/Paulung Risang)

Yogyakarta, IDN Times - Salah satu ikon populer yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Tugu Jogja. Terletak strategis di simpang empat Jalan Sudirman, AM Sangaji, Diponegoro, dan Mangkubumi, Tugu Jogja menjadi pusat perhatian dan tetenger atau tanda. 

Tugu Jogja juga memiliki keunikan dari sisi sejarah dan filosofinya. Berikut 6 fakta yang harus kamu ketahui. 

1. Dibangun di abad 17

Tugu Pal Putih Yogyakarta (IDN Times/Febriana Sinta)

Tepatnya pada tahun 1755, Sultan Hamengkubuwono I membangun Tugu Jogja. Monumen yang berwarna putih dan emas ini dibangun bersama dengan pembangunan Keraton Ngayogyakarta. 

Pembangunan Tugu Jogja ini merupakan perpanjangan pesan dari Sultan Hamengkubuwono I yang ditujukan kepada keluarga dalem, abdi dalem, dan rakyatnya. Harapan beliau agar semua selalu menjunjung semangat kebersamaan serta martabat sebagai manusia.

Baca Juga: 5 Tempat Makan Enak di Sekitar Tugu Jogja, Dekat dan Bikin Nagih!

2. Disebut sebagai Tugu Golong Gilig

www.cityandtrip.com/

Bentuk Tugu Jogja yang sekarang bukanlah bentuk asli saat didirikan. Tugu aslinya berbentuk silinder dan menyangga bola pejal. Dalam bahasa Jawa, golong berarti berbentuk seperti bola pejal, sedangkan gilig artinya silinder. Itulah sebabnya diberi nama Tugu Golong Gilig.

Bentuk ini mengandung makna Manunggaling Kawulo lan Gusti yang berarti bersatunya rakyat dengan Raja. Hal ini selaras dengan pesan Sultan Hamengkubuwono I saat membangun Tugu Jogja.

3. Tugu Jogja dibangun kembali setelah hancur karena gempa

IDNTimes/Holy Kartika

Kota Jogja memang pernah dilanda gempa besar. Salah satu adalah gempa di tahun 1867, yang meluluhlantakkan Tugu Jogja hingga terbelah menjadi tiga bagian.

Sempat terbengkalai, akhirnya pada tahun 1889 pemerintah Belanda menunjuk Patih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo V untuk mengawasi pembangunan kembali Tugu Jogja. Sayangnya semua konsep dan desain diubah oleh Belanda, dengan maksud untuk memecah belah rakyat dan Keraton.

4. Setelah dipugar namanya berubah menjadi Tugu Pal Putih

Penataan di kawasan Tugu Yogyakarta. IDN Times/Febriana Sinta

Awalnya Tugu Jogja memiliki tinggi hingga 25 meter, setelah dipugar hanya menjadi 15 meter. Tak hanya tinggi yang mengalami perubahan, bentuknya menjadi persegi dan bagian puncaknya berbentuk runcing. 

5. Makna ornamen pada Tugu Jogja

pixabay.com

Jika diperhatikan banyak ornamen yang sarat makna di Tugu Jogja, di antaranya adalah: 

1. Bagian puncak tugu terdapat untiran yang melambangkan pikiran menuju nirwana.

2. Prisma segi delapan, melambangkan delapan watak menuju kesempurnaan (hastha brata).

3. Panah vertikal dan daun loto, melambangkan ketajaman hati manusia dalam mengetahui baik dan buruk

4. Hexagram, melambangkan arah menuju ke cahaya yaitu Tuhan. 

5. Sudut runcing, melambangkan Tuhan sebagai tujuan akhir manusia

6. Deretan titik, melambangkan perjalanan tiada henti menuju kebenaran

7. Wajikan, melambangkan kesederhaan masyarakat Jogja yang diwakili oleh makanan wajik

8. Air tetes, melambangkan sifat masyarakat Jawa yang seperti air, terlihat lemah namun mampu menghancurkan batu

Berita Terkini Lainnya