TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dulu Tenar, Pantai Samas Kini Cuma Disinggahi Pelancong Nyasar

‎Warganya tidak kompak untuk memajukan pariwisata pantai

Pantai Samas di Kabupaten Bantul (IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki sejumlah objek wisata pantai. Salah satunya adalah Pantai Samas yang terletak di Padukuhan Ngepet, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden.

Sayangnya, pantai ini semakin ditinggalkan wisatawan. Daya tariknya tertinggal jauh dengan sejumlah pantai rintisan yang digarap kelompok sadar wisata (pokdarwis) di kawasan yang sama, seperti Pantai Goa Cemara dan Pantai Baru.

Baca Juga: Viral Solo Pasang Baliho di Jogja, Ini 5 Rekomendasi Wisata di Sana

1. Pantai Samas pernah jaya pada tahun 80-an hingga 90-an

Pantai Samas di Kabupaten Bantul (IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu tokoh masyarakat di Pantai Samas, Rujito, mengatakan kejayaan Pantai Samas berlangsung pada tahun 1980-an hingga awal 90-an. Kala itu,  Jembatan Kretek menuju objek wisata Pantai Parangtritis belum dibangun.

"Kalau kejayaan Pantai Samas ya sekitar tahun 80-an hingga awal tahun 90-an ketika jembatan Kretek belum dibangun. Masih jembatan sesek (jembatan dari bambu)," katanya saat ditemui IDN Times di Pantai Samas, Jumat (7/1/2022).

Kejayaan Pantai Samas juga tidak lepas dari transportasi atau angkutan umum yang cukup banyak. Wisatawan bisa langsung mengakses Pantai Samas dari Kota Yogyakarta dengan kendaraan umum.

"Kalau saat liburan wisatawannya mbludak," ujarnya.

Baca Juga: 5 Kegiatan Seru di Desa Wisata Nglanggeran Gunungkidul

2. Prostitusi turut mencoreng citra Pantai Samas

Pantai Samas di Kabupaten Bantul (IDN Times/Daruwaskita)

Ramainya wisatawan yang berkunjung, kata pria yang akrab disapa Mbah Duwur ini, turut mendorong tumbuhnya aktivitas prostitusi dan penjualan miras di Pantai Samas pada tahun 90-an. Citra pantai ini pun tercoreng.

"Mulai dari adanya prostitusi dan miras itu, wisatawan yang mau datang ke Pantai Samas berkurang. Karena jika datang ke Pantai Samas dianggap datangi prostitusi," ungkapnya.

Citra yang sudah koyak itu diperparah dengan Jembatan Kretek yang selesai dibangun. Pelan-pelan, wisatawan mulai beralih ke Pantai Parangtritis yang memiliki akses cukup mudah dengan angkutan umum yang banyak.

"Ya mulai jembatan Kretek itu selesai dibangun kemudian wisatawan beralih ke Pantai Parangtritis atau Pantai Depok hingga saat ini," ujarnya.

Masyarakat Pantai Samas yang dahulu bisa menggantungkan hidup dari kunjungan wisatawan akhirnya banting setir menjadi petani atau nelayan. Ketika menjadi nelayan, mereka pun hanya bisa turun melaut sekitar enam bulan. Mereka tidak setiap hari bisa melaut karena kondisi alam yang terkadang kurang bersahabat.

"Ya hanya mengandalkan hasil tani dan terkadang dari melaut atau mencari ikan di Laguna Pantai Samas saja," terangnya.

3. Pelancong datang hanya karena nyasar

Pantai Samas di Kabupaten Bantul (IDN Times/Daruwaskita)

Lebih jauh, Rujito mengatakan Pantai Samas sendiri mulai kembali dikunjungi sejak ada aktivitas menerbangkan layang-layang kepala naga di sana. Namun, pengunjung yang datang biasanya adalah wisatawan lokal yang belum tentu membayar retribusi masuk Pantai Samas.

"Wisatawan yang dari luar kota mungkin wisatawan yang salah masuk pantai saja," katanya sambil tersenyum kecut.

Menurut dia, kemunduran pariwisata di pantai tersebut juga dipengaruhi oleh warganya yang kurang kompak.

"Lha, Pantai Samas mau maju bagaimana, orang warganya juga gak kompak, hanya mikirkan kepentingan masing-masing," ungkap pria yang pernah meraih penghargaan Kalpataru di era Presiden Megawati Soekarno Putri ini.

Baca Juga: Pengin Naik Gerobak Sapi, Para Bajingan Siap Antar Wisatawan di Jodog 

Berita Terkini Lainnya