Luthfi Kamal dan Samsul Arifin. (Instagram/pssleman)
Kendati musim kompetisi telah bergulir sejak pekan lalu, PSS sendiri sebenarnya masih dihantui ancaman boikot dari pendukungnya.
Boikot muncul pasca ketidakharmonisan antara manajemen PSS dan suporter PSS, termasuk Brigata Curva Sud (BCS), yang juga sempat menyuarakan tuntutan kepada manajemen.
Beberapa di antara tuntutan itu adalah, program pembinaan dan akademi usia muda, penyediaan fasilitas lapangan berlatih serta mes untuk pemain, kejelasan standar operasional prosedur (SOP) PT PSS dan lain sebagainya.
Untuk yang satu ini, lagi-lagi Dejan enggan berkomentar. "Saya bukan orang yang suka comment kalau ini tidak di ranah saya," katanya.
Hanya saja, tersemat harapan para pendukung PSS bisa tetap datang dan memenuhi seisi stadion. "Semoga kita bisa dapat full stadium, hijau ya," harapnya.
Dejan menegaskan bahwa suporter juga merupakan bagian dari tim, pemain ke-12 tepatnya. "Jangan lupa, banyak pemain muda untuk musim yang ini. Kalau tidak ada semangat dari belakang untuk pemain muda, pasti berat," imbuh dia.
"Kita semua tahu suporter di mana-mana penting untuk tim. Boikot atau tidak, kita harus kasih semangat untuk anak-anak," pungkasnya.