TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahasiswa UGM Pakai Bakteri Probiotik untuk Skrining Kanker Usus Besar

Memanfaatkan Escherichia coli Nissle termodifikasi

Mahasiswa UGM kembangkan metode baru skrining kanker usus besar. (Dok. Istimewa)

Sleman, IDN Times - Untuk meminimalkan mortalitas akibat kanker usus besar, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan metode skrining kanker usus besar (kolorektal) dengan memanfaatkan bakteri probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) termodifikasi.

Sekelompok mahasiswa tersebut terdiri dari Nayaka Bagus Wahyu Agung Hertanto, Sovann Amadeus, Ofadhani Afwan, dan Yohannes Edward GP dari FK-KMK, serta Maria Indra Ardriyanto dari Fakultas Farmasi.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Kembangkan 'Test Pack' Berbasis IoT untuk Sapi

1. Insidensi dan mortalitas akibat kanker usus besar tinggi

Sel kanker usus besar. unsplash.com/National Cancer Institute

Menurut Nayaka, saat ini insidensi dan mortalitas akibat kanker usus besar di Indonesia masih tergolong tinggi. Padahal, skrining dan penanganan dini dapat menurunkan mortalitasnya. Untuk itu, timnya mengembangkan metode ini untuk melakukan skrining sedini mungkin.

Untuk ide awal penelitian yang dilakukan sendiri terinspirasi dari sebuah seminar di Fakultas Biologi UGM yang memaparkan bahwa organisme, misal bakteri, bisa dimodifikasi untuk mengeluarkan protein tertentu. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian lainnya menyebutkan bakteri probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) mengalami peningkatan pada pasien kanker usus besar. 

"Akhirnya kami berpikir apa mungkin bakteri tersebut bisa dimodifikasi agar bisa dikembangkan untuk mendeteksi kanker. Dari situlah penelitian ini mulai dilakukan,” ungkapnya pada Senin (25/10/2021).

2. Penelitian dilakukan selama empat bulan

Ilustrasi Penelitian Ilmiah. IDN Times/Mardya Shakti

Untuk bisa mengembangkan metode ini, Nayaka bersama tim melakukan penelitian selama empat bulan lamanya, yang dimulai dari studi literatur. Dari hasil kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa jika modifikasi bakteri diperlakukan pada kolon normal maupun kolon dengan kanker, maka akan menunjukkan peningkatan pada kolon dengan kanker kolorektal.

“Kami mengembangkan ejaan untuk mudah dideteksi dengan memodifikasi ejaan ini agar bisa mengeluarkan protein fluoresens yang dapat berpendar di bawah sinar UV. Dalam hal ini kami tidak memerlukan metode yang rumit untuk menguji ejaan. Kami hanya memerlukan lampu UV, ejaan yang telah dimodifikasi bisa berpendar saat disinari UV sehingga dapat diamati langsung pada feses,” katanya.

Baca Juga: Manfaatkan Limbah Sampah, Mahasiwa UGM Sulap Plastik Jadi Speaker    

Berita Terkini Lainnya