Sistem Deteksi Kerumunan Besutan Mahasiswa UGM, Cegah COVID Menyebar
Mempunyai fitur peringatan dini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Guna mengurangi kerumunan agar tidak terjadi penyebaran virus COVID-19, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sebuah sistem untuk deteksi kerumunan.
Ketua Tim Peneliti, Zulfa Andriansyah menjelaskan, platform yang diberi nama Syncrom atau kepanjangan dari System of Detection and Crowd Mapping ini berbasis Deep Learning dan WebGIS. Selain bisa mendeteksi adanya kerumunan, platform ini juga bisa menampilkan informasi kapan dan di mana kerumunan terjadi.
“Dengan platform ini sistem pemantauan bisa dilakukan secara terus-menerus selama 24 jam. Data terus diupdate setiap 30 detik,” ungkapnya pada Rabu (4/8/2021).
Baca Juga: Jalani Isoman, Ini Makanan yang Perlu Dihindari menurut Ahli Gizi UGM
1. Dilengkapi fitur peringatan dini adanya kerumunan
Zulfa menjelaskan, platform ini lahir lewat Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) tahun 2021 yang dikembangkan bersama dengan empat rekannya, yakni M. Ihsanur Adib (Kartografi dan Penginderaan Jauh), Wahyu Afrizal Bahrul Alam (Teknologi Informasi), Malik Al-Aminullah Samansya (Teknik Nuklir), dan Najmuddin Muntashir ‘Abdussalam (Teknik Industri) di bawah bimbingan Dr. Taufik Hery Purwanto.
Dia menjelaskan, dalam platform ini juga dilengkapi dengan fitur peringatan dini adanya kerumunan. Peringatan adanya kerumunan di lokasi terdeteksi akan disampaikan melalui pengeras suara secara otomatis.
"Syncrom bisa mendeteksi kerumunan melalui input data visual yang diproleh melalui CCTV lewat web cam yang terhubung dengan komputer lokal yang sebelumnya telah diprogram dengan deep learning untuk mendeteksi keberadaan manusia dan memprediksi kerumunan di suatu lokasi diteruskan ke sistem untuk dianalisis," katanya.
Kemudian, hasil data yang ada dikirimkan ke WebGIS dalam bentuk informasi terkait lokasi, waktu, dan jumlah kejadian kerumunan yang berada di satu lokasi terpantau CCTV. Jika data yang muncul menunjukkan adanya kerumunan maka voice alert akan berbunyi untuk memberikan peringatan.
Baca Juga: UGM Fungsikan Rumah Peneliti Wanagama sebagai Selter COVID-19