TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Dopamine Detox, Bantu Otak Atasi Kecanduan

Ampuh untuk mengurangi kecanduan medsos atau game!

ilustrasi belajar (unsplash.com/bonniekdesign)

Apakah kamu merasa senang main game yang menghabiskan waktu berjam-jam, tapi merasa bosan ketika harus belajar selama dua jam? Jika iya, jangan-jangan kamu sudah kecanduan dengan kebiasaan buruk, nih!

Tak hanya menonton, candu melihat media sosial, makan berlebih untuk menghilangkan emosi, hingga menonton film porno juga termasuk kebiasaan buruk, lho! Untuk mengatasinya, kamu perlu melakukan dopamine detox. Untuk lebih jelasnya, simak uraian berikut, ya!

1. Pengertian dopamine detox 

ilustrasi mematikan gawai (freepix.com/ katemangostar)

Dopamine detox atau detoks dopamin merupakan cara untuk menata ulang sistem otak sehingga otak tidak kecanduan karena rangsangan tertentu. Dalam laman Medical News Today, dopamin ialah jenis neurotransmitter yang ada dalam otak dan diproduksi secara alami sebagai pembawa pesan kimiawi yang bisa memengaruhi fungsi fisik dan perilaku. 

Dopamin bisa memengaruhi keinginan, motivasi hidup, konsentrasi, suasana hati. Nah, jika otak mengalami kekurangan atau kelebihan produksi dopamin, kesehatan mental juga ikut terganggu. Hal ini terjadi karena adanya tingkat rangsangan dari luar yang luar biasa sehingga otak terganggu dan menyebabkan rasa candu pada rangsangan tersebut.

2. Dopamin dan instant gratification

ilustrasi bermain game online (unsplash.com/Erik Mclean)

Dr. Cameron Sepah, pencetus dopamine detox mengatakan terdapat beberapa perilaku kecanduan yang menjadi tujuan detoks ini, seperti makan berlebih untuk menghilangkan emosi, pemakaian internet serta game yang berlebihan, masturbasi dan porno, narkoba, perjudian dan belanja.

Hal-hal semacam ini memberikan instant gratification (kesenangan instan) yang membanjiri otak dengan dopamin. Sehingga, kita lebih termotivasi untuk terus melakukan hal-hal candu ini agar otak dibanjiri lebih banyak dopamin. Semakin banyak dopamin yang dilepas dalam aktivitas tertentu, semakin termotivasi pula kita untuk melakukannya.

Itulah sebabnya, kita bisa scroll media sosial hingga berjam-jam, tapi sulit untuk konsentrasi belajar selama 1-2 jam. Ini karena medsos memberikan kesenangan instan, sementara belajar tidak memberikannya. Padahal, kita sebenarnya sudah tahu mana yang baik untuk kita kan?

3. Mengapa perlu dopamine detox

ilustrasi meditasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Nah, jika otak terus menerus dibanjiri banyak dopamin, tubuh akan pelan-pelan membentuk kekebalan terhadap neurotransmiter tersebut. Artinya, otak akan membutuhkan lebih banyak dopamin untuk merasakan intensitas kesenangan yang sama.

Dengan melakukan detoks ini, hal-hal yang bisa memicu neurotransmitter otak merasa candu menjadi berkurang. Perasaan tidak bahagia jika gak melakukan hal yang membuat candu jadi berkurang sedikit demi sedikit. 

Selain itu, kamu juga jadi bisa menikmati proses yang dilalui karena dopamine detox ini. Salah satu trik agar dopamine detox berjalan baik adalah delayed gratification (kepuasan tertunda). Bukan hanya menunda kesenangan, delayed gratification ini membuat seseorang mampu menunggu atau menunda sesuatu yang sebenarnya bisa diperoleh secara instan. Hal yang berlawanan dengan instant gratification ini bisa membuat individu jadi lebih sabar dan tidak terburu-buru.

Verified Writer

IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya