7 Fakta Gempa Jogja 2006, 57 Detik yang Membuat Trauma

Bencana ini merenggut banyak korban jiwa

Yogyakarta, IDN Times - Pada 27 Mei 2006 terjadi gempa yang dahsyat mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan kekuatan 5,9 SR pukul 05:55 WIB. Ribuan orang tewas dalam peristiwa kelam ini. Daerah Istimewa Yogyakarta memang dikenal sebagai salah satu provinsi di bagian selatan Indonesia yang dikenal rawan terkena gempa, seperti gempa bumi Jogja 27 Mei 2006 yang menjadi salah satu peristiwa terkelam di Yogyakarta.

Tepat 16 tahun yang lalu, gempa besar mengguncang seluruh kabupaten dan kota di DIY, juga beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berikut fakta-fakta seputar gempa bumi Jogja yang perlu kamu tahu.

1. Lokasi terjadinya gempa bumi Yogyakarta 27 Mei 2006

7 Fakta Gempa Jogja 2006, 57 Detik yang Membuat TraumaGempa Jogja 27 Mei 2006 (Twitter.com/pandusw)

Dari data Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, gempa bumi Yogyakarta pada 27 Mei 2006 terjadi di koordinat 8,007 derajat LS dan 110,286 derajat BT dengan kedalaman 17,1 km. Jika merujuk BMKG, posisi episenter gempa berada pada koordinat 8,26 derajat LS dan 110,31 derajat BT dengan kedalaman 33 km. Bisa dikatakan, posisi gempa bumi ini sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 145 km selatan-tenggara Pekalongan, 15 km selatan Semarang, serta 440 km timur-tenggara Jakarta.

Meski hiposenter gempa bumi Yogyakarta berada di laut, namun tidak menimbulkan tsunami. Hanya saja, seluruh kabupaten dan kotamadya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami guncangan akibat gempa. Seperti Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo, Sleman, dan kota Yogyakarta, Solo, Purworejo, Semarang, Banyumas, Kebumen, Klaten, Boyolali, Ngawi, Kediri, Madiun, Pacitan, Magetan, Blitar, hingga Surabaya.

2. Memakan banyak korban jiwa

7 Fakta Gempa Jogja 2006, 57 Detik yang Membuat TraumaKorban gempa Jogja 2006 (Dok. Arsip Daerah DIY)

Gempa yang terjadi sekitar 57 detik ini telah memakan banyak korban jiwa. Berjenis gempa tektonik, peristiwa ini membuat orang-orang tak bisa menyelamatkan diri. Dari data BPDB Bantul, terdapat 4.143 korban telah meninggal dunia di wilayah Bantul. Sedangkan total korban meninggal di DIY dan Jawa Tengah mencapai 6.234 meninggal dunia dengan 26.299 mengalami luka ringan dan berat.

Bukan hanya permasalahan fisik saja, trauma dan ketakutan berlebihan juga dialami oleh masyarakat Yogyakarta yang selamat. Adanya isu gunung meletus dan tsunami mengakibatkan kegaduhan hingga tak sedikit dari mereka yang berlarian dan berusaha menyelamatkan diri.

3. Adanya gempa susulan yang merusak banyak bangunan

7 Fakta Gempa Jogja 2006, 57 Detik yang Membuat TraumaGempa Jogja 27 Mei 2006 (Twitter.com/pandusw)

Tak hanya gempa pada pukul 05.55 WIB saja yang menyebabkan kerusakan. 70 persen rumah di kecamatan Jetis telah rata dengan tanah karena gempa tersebut dan beberapa gempa susulan yang terjadi pada pukul 06.10 WIB, 08.15 WIB, dan 11.22 WIB. 

Beberapa gempa tersebut mengakibatkan banyak rumah, gedung perkantoran, instalasi listrik, dan instalasi komunikasi rusak. Menurut data BPDB Bantul, jumlah rumah yang mengalami kerusakan sebesar 71.763. Bahkan, di wilayah Klaten mengalami kerusakan yang lebih parah, yaitu 390.077 rumah roboh. 

Hingga tujuh hari terjadinya gempa bumi, tidak sedikit lokasi di kabupaten Bantul masih gelap karena belum teraliri listrik. Hal ini disebabkan oleh struktur tanah alluvial sehingga Klaten dan Bantul mengalami kehancuran yang sangat parah setelah mengalami gempa.

Tak sampai di situ, gempa bumi juga sempat membuat Bandara Adi Sutjipto ditutup karena adanya gangguan komunikasi. Selain itu, landasan pacu pesawat pun mengalami keretakan yang bisa membahayakan pesawat saat akan take-off dan landing. Karena itu, banyak penerbangan dialihkan ke Bandara Adisumarmo Solo dan Bandara Achmad Yani Semarang.

Baca Juga: Peringatan 15 Tahun Gempa Bumi, 57 Detik Guncang Yogyakarta 

4. Situs kuno serta lokasi wisata rusak

7 Fakta Gempa Jogja 2006, 57 Detik yang Membuat TraumaSelembar foto pasca gempa Yogyakarta 2006 disandingkan dengan keadaan masa kini. (Twitter.com/riandoed)

Beberapa situs sejarah dan lokasi wisata di Bantul dan Sleman mengalami kerusakan yang parah sehingga harus ditutup. Seperti kerusakan di Candi Prambanan terlebih bagian gunungan candi.

Kerusakan juga terjadi di Makam Imogiri yang mengakibatkan batuan untuk menyusun candi banyak yang berguguran. Bahkan, beberapa kuburan di Imogiri amblas, sebagian tembok serta bangunan makan runtuh, lantai amblas dan retak, serta hiasan seperti keramik yang pecah.

5. Adanya Desa Tangguh Bencana

7 Fakta Gempa Jogja 2006, 57 Detik yang Membuat TraumaGempa Jogja 2006 (twitter.com/Upil_Jaran2)

Agar tidak terjadi lagi kejadian gempa Jogja yang memakan banyak korban jiwa, Pemda DIY mengambil langkah preventif dengan mengembangkan kawasan Desa Tangguh Bencana. Desa ini pada tahap awal dibangun di Dusun Nglepen, Desa Sunberharjo, Kecamatan Prambanan di mana perkampungannya terdiri dari rumah dome yang mirip seperti rumah Teletubbies. Meski unik, rumah ini dikenal antigempa dan menjadi yang pertama di Indonesia.

Pembangunan desa ini pada awalnya terdiri dari 80 bangunan, terdiri dari 72 rumah hunian warga dan sisanya dipakai untuk MCK, puskesmas, dan aula. Selain Nglepen, Pemda DIY juga membuat desa tangguh di wilayah lain. Setidaknya pada 2019 sudah tercatat 34 desa tangguh bencana yang terdapat di sekitar pesisir Kabupaten Bantul.

6. Bantul sebagai kabupaten tangguh bencana

7 Fakta Gempa Jogja 2006, 57 Detik yang Membuat TraumaGempa Jogja 2006 (twitter.com/Upil_Jaran2)

Bukan hanya pembangunan Desa Tangguh Bencana, saat ini telah ada delapan sekolah yang menjadi Sekolah Tangguh Bencana yang kuat menahan goncangan gempa bumi. Setelah dibentuknya desa dan sekolah, kegiatan pendampingan dilakukan pelatihan pengurangan risiko bencana secara rutin. Penambahan alat Early Warning System (EWS) di pesisir pantai dipasang untuk mengantisipasi tsunami. Karena itulah, Bantul pun ditetapkan sebagai Kabupaten Tangguh Bencana pada tahun 2018.

Tak berhenti sampai di situ, Pemkab Bantul juga menyiapkan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menganggarkan program pengurangan risiko bencana agar wilayahnya tidak banyak mengalami kerusakan saat mengalami gempa bumi. Pastinya, kini seluruh bangunan pemerintahan di Kabupaten Bantul sudah terpasang jalur evakuasi ketika nantinya terjadi bencana.

7. Tugu Peringatan

7 Fakta Gempa Jogja 2006, 57 Detik yang Membuat TraumaIDN Times/Nindias Khalika

Di tahun 2016, Pemkab Bantul mendirikan tugu peringatan (tetenger) di Dusun Potrobayan, Srihardono, Pundong yang berada tak jauh dari pusat gempa.

Pendirian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran tanggap bencana dan mengenang peristiwa kelam Gempa Jogja 21 Mei 2022. Tugu prasasti ini berbentuk persegi panjang dengan tinggi 1,5 meter dan terbuat dari batu andesit. Terdapat satu buah tugu prasasti di tengah yang ditandatangani oleh Willem Rampangilei Kepala BNPB yang saat itu menjabat. Sedangkan di samping kanan dan kiri, tiga batu ditandatangani oleh Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY, Bupati Bantul, dan Rektor UPN.

Dengan adanya peringatan Gempa Jogja 27 Mei 2022, kita menjadi lebih peka membaca tanda-tanda alam dan tidak mengabaikan pentingnya tanggap bencana. Selain itu, kita juga perlu menjaga alam sekitar agar tidak cepat rusak. 

7 Fakta Gempa Jogja 2006, 57 Detik yang Membuat TraumaGempa Jogja 2006 (Dok. IDN Times)

Baca Juga: Monumen Gempa Potrobayan, 'Tetenger' Gempa Jogja 2006

IamLathiva Photo Community Writer IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya