TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Rakyat Asal Mula Gunung Merapi: Pertarungan Empu dan Batara

Memakan korban yang kini dipercaya jadi penunggu gunung

Gunung Merapi (instagram.com/magelang)

Sebagai salah satu gunung paling aktif di Indonesia yang menyimpan berbagai misteri, membuat asal-usul Gunung Merapi kerap kali jadi pertanyaan. Gunung setinggi 2.930 mdpl ini berlokasi di Sleman, Yogyakarta serta Magelang, Klaten, dan Boyolali.

Menurut cerita rakyat yang beredar, munculnya Gunung Merapi berkaitan dengan Batara Guru, Gunung Jamurdipa, dataran Pulau Jawa, dan dua orang empu sakti. Penasaran dengan cerita rakyat asal mula Gunung Merapi? Yuk, simak sampai habis dan tuturkan pula ke anak-anak lain, ya.

1. Bermula dari ide untuk membuat Pulau Jawa tidak miring

ilustrasi peta lawas pulau Jawa (commons.wikimedia.org/John Joseph)

Alkisah pada zaman dahulu, tanah Pulau Jawa dalam kondisi yang miring. Pertanda bahaya, Batara Guru di Kayangan pun prihatin dengan kondisi tersebut. Akhirnya tercetuslah ide yang dapat membuat kondisi pulau menjadi normal.

Sementara itu, di tengah sebuah lautan terdapat gunung besar yaitu Gunung Jamurdipa. Gunung tidak aktif tersebut dicanangkan menjadi solusi permasalah Pulau Jawa yang miring. Batara Guru berencana memindahkan Gunung Jamurdipa ke tengah-tengah Pulau Jawa yang konon tempat itu sekarang dikenal sebagai Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 

Baca Juga: Cerita Rakyat Roro Jonggrang: Menolak Cinta dan Dikutuk Jadi Batu

2. Dua empu yang jadi penghalang dewa

karakter wayang Batara Guru (attoriolong.com)

Namun, Batara Guru tidak lantas melancarkan aksinya, karena diketahui ada dua orang empu yang menempati titik lokasi di mana Gunung Jamurdipa dipindahkan. Rupanya, kedua empu yaitu Empu Rama dan Empu Pamadi telah hidup di hutan rumba selama bertahun-tahun untuk membuat keris sakti.

Batara Guru pun berpendapat kalau dua empu itu harus segera pindah, karena tempat tinggalnya akan dijadikan tempat pendaratan Gunung Jamurdipa. Lantas, Batara Guru mengirim utusan Batara Narada dan Dewa Panyarikan untuk membujuk dua empu tersebut.

3. Negosiasi alot perihal pemindahan gunung

ilustrasi hutan atau jenggala (unsplash.com/Milk-Tea)

Dua Utusan Batara Guru telah turun ke Bumi siap melakukan titah. Setelah mereka menyusuri hutan rimba yang lebat dan menemukan kediaman para empu, mereka menyampaikan niat dan tugas yang dibawanya perihal pemindahan Gunung Jamurdipa.

Batara Narada dan Dewa Panyarikan membujuk Empu Rama dan Empu Pamadi agar mau pindah dari tempat tinggalnya. Segala usaha telah mereka kerahkan untuk melakukan tugasnya, sayangnya dua empu itu tidak mau menurut. Mereka tetap ingin tinggal di perapian mereka karena keris sakti tidak bisa dibuat di sembarang tempat dan tidak boleh dibuat dengan berpindah-pindah tempat.

4. Pertempuran melawan empu sakti

karakter wayang Batara Narada, penasihat Batara Guru (commons.wikimedia.org/Tropenmuseum)

Negosiasi alot pun terjadi. Utusan Batara Guru dan para empu tetap ingin mempertahankan kemauannya masing-masing. Hingga emosi Batara Narada dan Dewa Panyarikan tidak lagi terbendung, lalu terjadilah pergulatan dengan Empu Rama dan Empu Pamadi.

Darah bercucuran dari tubuh Batara Narada dan Dewa Panyarikan. Aji-aji sakti seringkali keluar untuk menyerang. Hingga beberapa waktu kemudian Utusan Batara Guru merasa kewalahan dan memutuskan kembali ke Kayangan untuk menghadap Batara Guru.

Baca Juga: 7 Game Horor Mengerikan yang Terinspirasi Cerita Rakyat

Berita Terkini Lainnya