Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Saat main ke museum, kamu bisa melihat beraneka sebagai senjata tradisional khas Jogja. Namun tak hanya keris yang menjadi senjata tradisional di Jogja. Beberapa senjata juga digunakan untuk mempertahankan diri dan berperang melawan penjajah.
Berikut 9 sejarah senjata tradisional dari Jogja. Pasti kamu akan dibuat kagum dengan ceritanya.
Baca Juga: 7 Promo Buka Puasa di Hotel Jogja, Banyak Hidangan All U Can Eat
1. Plintheng
ilustrasi plintheng (etsy.com) Plintheng dalam bahasa Indonesia disebut dengan ketapel. Berbahan kayu, plintheng dibuat seperti huruf Y bagian yang tengahnya diikat menggunakan karet.
Plintheng memanfaatkan pegas dari karet yang ditarik mundur ke belakang. Biasanya memanfaatkan benda keras seperti batu untuk dilempar. Meski berkesan sederhana, plintheng ampuh melumpuhkan lawan karena bisa melukai dari jarak jauh.
2. Thulup
Thulup tradisional (budaya-indonesia.org) Thulup memiliki bentuk seperti sedotan. Berbahan kayu, bagian tengah yang berlubang nantinya diisi dengan peluru dari tanah liat yang dibuat runcing, sehingga saat mengenai musuh, lukanya bisa dalam.
Senjata ini tak hanya digunakan di Jogja, tapi juga di Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.
3. Bandhil
ilustrasi bandhil (bukalapak.com) Bandhil adalah senjata andalan karena bisa digunakan untuk jarak jauh dan jarak dekat. Ada 3 jenis bandhil, yaitu brubuh, jauh, dan lepas. Tali dan senjata bandhil terbuat dari besi, tapi untuk bandhil brubuh talinya terbuat dari anyaman serat yang dipilin secara ulet.
Baca Juga: Kalender Event Wisata Jogja Bulan April 2022, Ada Sarkem Fest!
4. Canggah
ilustrasi canggah (asyraafahmadi.com) Senjata tradisional dari Jogja yang gak kalah keren adalah canggah. Canggah bentuknya mirip seperti dwisula dengan dua mata tombak. Fungsi dari dua mata tombak ini adalah untuk diarahkan ke leher lawan seperti dijepit sehingga tak bisa berkutik.
5. Condroso
condroso (budaya-indonesia.org) Pada zaman dulu, perempuan juga ikut berperang. Tugasnya adalah sebagai mata-mata. Senjata yang biasanya dibawa adalah condroso. Bentuk senjata ini seperti hiasan konde tapi ketika ditusukkan pada tubuh, bisa mematikan.
6. Wedhung
wedhung (asyraafahmadi.com) Wedhung sering dianggap pisau biasa. Padahal kalau dicemati, wedhung mempunyai bentuk yang lebih besar. Cara pakainya sama seperti pisau yang diarahkan pada lawan. Biasanya wedhung akan disimpan dalam wadah kayu lalu diselipkan di samping badan.
7. Patrem
keris patrem (facebook.com) Patrem yang dalam bahasa jawa alus adalah keris dengan bilah kecil yang bentuknya bisa luris atau luk. Gendiknya pun beragam, ada naga, kikik, sampai singa. Biasanya ukuran paterm hanya berkisar 20 cm.
8. Tombak
wikia.nocookie.net/Ilustrasi Tombak Takdir Tombak tak bisa dihilangkan dari senjata tradisional Jogja. Di Kraton Jogja sendiri diketahui ada beragam jenis tombak dengan mata tombak yang berbeda-beda. Misalnya seperti cakra, konvensional, atau seperti kudi. Salah satu tombak yang cukup istimewa adalah tombak milik Kangjeng Kyai Ageng Pleret.
Baca Juga: Liburan hampir Tiba, 6 Taman Satwa di Jogja Bisa Jadi Tempat Piknikmu