TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa aja sih Aktivitas Teknologi Nuklir di Yogya? Ini Penjelasan BATAN

Masyarakat perlu tahu kegiatan BATAN

IDN Times/Daruwaskita

Sleman, IDN Times - Badan Tenaga Nuklir (BATAN) terus berupaya mendekatkan diri kepada masyarakat Indonesia. Salah satu upaya tersebut diwujudkan dengan menggelar temu pelanggan BATAN Jogja oleh Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) dan Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) di Auditorium STTN, Jl. Babarsari, Yogyakarta, Senin (01/4).

Baca Juga: Menjadi yang Terbersih, Inilah 4 Fakta Energi Nuklir

1. BATAN ingin tahu tingkat kepuasan pelanggan

IDN Times/Daruwaskita

Pertemuan yang diikuti oleh beberapa institusi pendidikan, pemerintah, industri, swasta, rumah sakit, kelompok atau komunitas, lintas sektoral, dan masyarakat bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan yang diberikan BATAN selama ini.

“Selain itu, temu pelanggan ini juga bertujuan untuk mendapatkan feedback dan saran perbaikan terhadap layanan yang kami berikan kepada masyarakat. Forum ini juga sebagai jembatan antara BATAN dengan pelanggan dalam menyampaikan aspirasi untuk perbaikan layanan khususnya PSTA dan STTN,” ujar Hal ini dikatakan oleh Ketua STTN, Edy Giri Rachman Putera.

Ia menyebutkan berbagai layanan PSTA dan STTN yang diberikan kepada masyarakat, antara lain: penyelenggaraan pendidikan D4, kunjungan fasilitas nuklir, pengujian sampel dan analisanya, dan pemanfaatan fasilitas laboratorium.

Selama tahun 2018, PSTA telah menerima pengujian sampel dari masyarakat sebanyak 773 kali. lalu, sebanyak 2.307 orang telah berkunjung ke fasilitas nuklir Yogyakarta, dan 30 kali memberikan layanan pengujian kesesuaian pesawat sinar X.

2. Canangkan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) untuk kawasan nuklir Yogyakarta

IDN Times/Daruwaskita

Bersamaan dengan acara ini, Edy Giri juga mencanangkan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) untuk kawasan nuklir Yogyakarta. Selain itu kegiatan ini menjadi rangkaian kegiatan peringatan 40 tahun Reaktor Kartini.

batan.go.id

Reaktor Kartini adalah sebuah reaktor nuklir kecil berkapasitas 250 kW yang terletak di kawasan Babarsari, Yogyakarta. Pembangunan reaktor ini dimulai pada akhir tahun 1974 yang seluruh prosesnya ditangani oleh tenaga-tenaga ahli BATAN.

Berfungsi sebagai sarana penelitian dan pelatihan, reaktor ini diresmikan Presiden Soeharto pada 1 Maret 1974. Reaktor Kartini adalah satu dari tiga reaktor nuklir yang dimiliki Indonesia. 

Reaktor lainnya berlokasi di Pusat Penelitian Tenaga Nuklir, Bandung bernama Triga Mark II–berkapasitas 250 kW diresmikan 1965, kemudian ditingkatkan menjadi 2 MW pada tahun 2000. Dan reaktor penelitian nuklir MPR RSG-GA Siwabessy di Serpong, Banten. Berkapasitas 30 MW diresmikan tahun 1987.

3. Pemanfaatan aplikasi teknologi nuklir perlu diketahui masyarakat

IDN Times/Daruwaskita

BATAN mengakui kegiatan temu pelanggan bukan menjadi satu-satunya cara untuk meningkatkan kualitas layanan meningkatkan jumlah pelanggan.

“Sosialisasi dan promosi pemanfaatan IPTEK nuklir untuk kesejahteraan perlu terus ditingkatkan. Menjalin kerja sama juga perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan aplikasi teknologi nuklir,” ujarnya.

4. Ada hambatan dalam kualitas pelayanan dan keterbatasan alat

IDN Times/Daruwaskita

Meski demikian, upaya meningkatan kualitas layanan PSTA dan STTN kepada masyarakat tidak terlepas dari berbagai hambatan. Hambatan yang dirasakan antara lain waktu pelayanan terbatas pada jam kerja dan kurangnya SDM. Beberapa personel yang memberikan layanan memiliki jabatan rangkap sehingga kurang maksimal dalam memberikan layanan.

Selain upaya penambahan SDM, juga diperlukan perbaikan terhadap laboratorium agar kualitas layanan dapat meningkat. Dengan meningkatnya kualitas layanan BATAN kepada masyarakat, Edy Giri berharap lebih banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan hasil litbang BATAN.

“Diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan hasil litbang PSTA melalui kegiatan penelitian bersama baik untuk sesama lembaga litbang maupun Perguruan Tinggi. Selain itu juga jasa layanan PSTA dan STTN dapat dimanfaatkan lebih luas oleh seluruh lapisan masyarakat, yang pada akhirnya dapat memberikan layanan terkait IPTEK nuklir yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat sebagai bentuk hilirisasi dari kegiatan litbang IPTEK nuklir di Indonesia,” harapnya.

Baca Juga: Kerja Sama RI-Denmark Mengembangkan Energi, Manfaatnya untuk Daerah

Berita Terkini Lainnya