TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Rakyat Ki Ageng Mangir, Asal Mula Desa Mangir

Berakhir tragis!

Lokasi upacara Odalan Maha Lingga Padma Buana umat Hindu di dusun Mangir, Bantul. (Dok.Istimewa/Desa Sendangsari)

Yogyakarta memiliki banyak cerita rakyat. Salah satunya adalah cerita rakyat Ki Ageng Mangir yang cukup populer. 

Tidak seperti cerita pada umumnya yang berakhir bahagia, cerita rakyat Ki Ageng Mangir ini justru berakhir tragis, lho. Seperti apa ceritanya? Yuk, simak selengkapnya di sini!

1. Sang penguasa tanah Mangir

Arsi tVn dari Hansinema.net

Ki Ageng Mangir dikenal sebagai seorang penguasa tanah Mangir. Ia adalah seorang yang berani, gagah, tampan, dan sakti. 

Tidak hanya itu, ia juga memiliki senjata berupa tombak yang sangat kuat. Nama dari tombak tersebut adalah Baru Klinthing. Konon, tombak tersebut merupakan lidah seekor ular naga raksasa yang memiliki nama Baru Klinthing. 

Baca Juga: Cerita Rakyat Nyi Roro Kidul Versi Putri Raja Pajajaran

2. Memiliki konflik dengan Panembahan Senopati

Panembahan Senopati (kebudayaan.jogjakota.go.id)

Walaupun ia terkenal sangat kuat dan gagah, ia memiliki sifat buruk, yaitu egois dan sombong. Sifat inilah yang membuat Ki Ageng Mangir berselisih dengan Panembahan Senopati. 

Konflik keduanya disebabkan oleh Ki Ageng Mangir yang menganggap tanah Mangir adalah tanah yang bebas merdeka. Artinya, tanah Mangir tidak perlu tunduk serta patuh kepada Mataram. 

Meskipun Panembahan Senopati selaku raja Mataram saat itu telah membujuk Ki Ageng Mangir untuk menghadap ke Mataram, Ki Ageng Mangir tetap menolaknya. Panembahan Senopati akhirnya merasa disepelekan dan marah. 

3. Perang tidak dapat mengatasi Ki Ageng Mangir

Website

Saat marah, Panembahan Senopati mengarahkan prajurit Kerajaan untuk mempersiapkan perang melawan Ki Ageng Mangir. Namun, Ki Juru Mertani yang merupakan penasihat Kerajaan Mataram, tidak menyetujui ide tersebut. 

Ia berpendapat bahwa Ki Ageng Mangir tidak dapat dikalahkan dengan perang. Peperangan justru hanya akan menimbulkan banyak korban. Panembahan Senipati akhirnya mempertimbangkan masukan dari penasihat Kerajaan. 

4. Menggunakan cinta untuk menaklukkan sang penguasa tanah Mangir

Pexels.com/Samson Katt

Tidak jadi menggunakan perang untuk melawan Ki Ageng Mangir, Panembahan Senopati memanggil puterinya, Pembayun, untuk menyamar sebagai ledhekLedhek merupakan wanita yang menari menggunakan pakaian adat Jawa dan diriingi oleh gending-gending Jawa. 

Pembayun pun akhirnya menyanggupi permintaan tersebut. ia segera berkeliling dari desa ke desa sampai akhirnya tiba di tanah Mangir. 

Ki Ageng Mangir yang merupakan seorang penggemar ledhek akhirnya melihat Pembayun yang cantik jelita. Ia pun langsung jatuh cinta kepadanya. 

Pembayun akhirnya dilamar oleh Ki Ageng Mangir. Tanpa mengetahui Pembayun adalah anak dari Panembahan Senopati, mereka akhirnya menikah. Tak berapa lama, Pembayun pun akhirnya hamil. Ki Ageng Mangir sangat bahagia mendapat kabar tersebut. 

5. Kenyataan yang pahit

ilustrasi orang kecewa (pexels.com/Andrew Neel)

Pembayun yang masih menyembunyikan identitasnya sebagai anak Panembahan Senopati, semakin gelisah. Hal tersebut karena ia juga mencintai Ki Ageng Mangir. 

Akhirnya, Pembayun mengakui identitas aslinya kepada Ki Ageng Mangir. Tentu saja Ki Ageng Mangir marah besar karena merasa dikhianati. 

Namun, Pembayun berusaha meyakinkan Ki Ageng Mangir bahwa ia sangat mencintainya. Ia juga berusaha meredam dendam Ki Ageng Mangir terhadap ayahnya. 

Pembayun juga membujuk suaminya tersebut untuk datang menemui Panembahan Senopati. Akhirnya, Ki Ageng Mangir setuju untuk menemui mertuanya tersebut. 

Baca Juga: Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil Ya

Itulah cerita rakyat Ki Ageng Mangir yang tragis sekaligus menjadi awal mula dari Desa Mangir. Desa tersebut berada di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. 

Berita Terkini Lainnya