Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Digital Wellbeing, Fitur Anti Kecanduan yang Jarang Dimanfaatkan

Pexels/Lisa Fotios
Intinya sih...
  • Screen Time Monitoring: Pengguna dapat melihat dan mengatur batas waktu penggunaan aplikasi, membantu menyadari kebiasaan penggunaan perangkat.
  • App Timer dan Focus Mode: Memungkinkan pengguna membatasi waktu penggunaan aplikasi tertentu dan menonaktifkan notifikasi untuk tetap fokus.
  • Do Not Disturb (DND) dan Wind Down: Mengurangi gangguan dengan menonaktifkan notifikasi, serta meredupkan layar menjelang tidur. Sayangnya, sering tidak dimanfaatkan.

Di era digital, perangkat pintar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari komunikasi hingga pendidikan, kita semakin tergantung pada teknologi. Namun, penggunaan teknologi yang terus-menerus ini dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, seperti kelelahan mata, kurang tidur, dan penurunan kualitas interaksi sosial.

Itulah sebabnya banyak perusahaan teknologi telah mengembangkan fitur Digital Wellbeing atau kesejahteraan digital, yang bertujuan menjaga keseimbangan pengguna dalam penggunaan teknologi. Ironisnya, meskipun fitur ini disediakan, seringkali pengguna kurang memanfaatkannya atau bahkan tidak menyadari keberadaannya.

1. Apa itu Digital Wellbeing?

Google Play Store

Digital Wellbeing adalah fitur yang dirancang untuk membantu pengguna menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan kesehatan mental, emosional, serta fisik mereka. Beberapa fungsi utamanya termasuk mengatur batas waktu penggunaan aplikasi, membatasi notifikasi, dan memberi laporan tentang kebiasaan penggunaan perangkat. Fitur ini pertama kali diperkenalkan oleh Google di Android dan kini telah diikuti oleh banyak sistem operasi lain, termasuk iOS dari Apple.

Digital Wellbeing membantu pengguna untuk lebih sadar akan pola penggunaan teknologi mereka, dan mendorong mereka untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di depan layar. Dengan adanya fitur ini, diharapkan pengguna bisa lebih produktif dan menjaga kesehatan mentalnya dari paparan berlebihan terhadap teknologi.

2. Fitur utama Digital Wellbeing yang jarang dimanfaatkan

foto pribadi

Berikut adalah beberapa fitur utama dari Digital Wellbeing yang jarang dimanfaatkan dengan optimal, padahal memiliki manfaat besar:

  1. Screen Time Monitoring. Fitur ini memungkinkan pengguna melihat berapa lama mereka menghabiskan waktu pada setiap aplikasi atau kategori aplikasi, seperti media sosial, game, atau aplikasi kerja. Laporan ini dapat memberi gambaran nyata tentang kebiasaan penggunaan perangkat. Banyak pengguna tidak pernah memeriksa laporan ini atau mungkin hanya melihat sekilas, padahal data ini bisa membantu kita menyadari aplikasi mana yang mungkin menghabiskan terlalu banyak waktu dan tidak produktif.
  2. App Timer dan Focus Mode. Fitur timer memungkinkan pengguna membatasi waktu penggunaan aplikasi tertentu dalam sehari. Sebagai contoh, kamu bisa menetapkan batas waktu 30 menit untuk media sosial. Setelah batas waktu tercapai, aplikasi tersebut akan terkunci secara otomatis hingga hari berikutnya. Sementara itu, Focus Mode membantu pengguna untuk menonaktifkan notifikasi aplikasi tertentu sehingga mereka bisa tetap fokus pada tugas yang sedang dikerjakan tanpa gangguan. Fitur ini jarang dimanfaatkan, meskipun sangat efektif dalam membantu kita tetap fokus.
  3. Do Not Disturb (DND) dan Wind Down. Fitur Do Not Disturb meminimalkan gangguan dengan menonaktifkan notifikasi sementara waktu, terutama saat waktu tidur atau rapat penting. Selain itu, ada Wind Down yang secara otomatis meredupkan layar dan mengubah tampilan menjadi mode hitam putih menjelang waktu tidur. Kedua fitur ini membantu mengurangi paparan layar di malam hari dan mendorong tidur lebih awal, tetapi sayangnya tidak semua orang memanfaatkannya.
  4. Family Link. Family Link adalah bagian dari Digital Wellbeing yang dirancang khusus untuk membantu orang tua memantau dan mengelola penggunaan perangkat anak-anak mereka. Dengan Family Link, orang tua dapat mengatur batas waktu layar harian, membatasi akses ke aplikasi tertentu, dan memantau aktivitas online anak-anak. Sayangnya, fitur ini jarang dimanfaatkan karena banyak orang tua belum memahami manfaatnya atau bahkan tidak tahu bahwa fitur ini tersedia.
  5. Laporan Aktivitas Mingguan. Laporan aktivitas mingguan yang disediakan oleh Digital Wellbeing menunjukkan perubahan kebiasaan penggunaan perangkat dari minggu ke minggu. Ini bisa menjadi indikator yang baik apakah kita berhasil mengurangi waktu layar atau malah sebaliknya. Namun, banyak pengguna tidak memperhatikan laporan ini atau melihatnya sebagai data yang tidak relevan.

3. Mengapa Digital Wellbeing kurang dimanfaatkan?

Pexels/@julio-lopez-75309646

Ada beberapa alasan mengapa fitur Digital Wellbeing kurang digunakan:

  1. Kurangnya Kesadaran: Banyak pengguna tidak menyadari fitur-fitur Digital Wellbeing yang tersedia di perangkat mereka. Mereka mungkin tidak pernah mengeksplorasi pengaturan atau sekadar menganggap fitur ini tidak penting.
  2. Kurang Didorong oleh Produsen: Meskipun fitur Digital Wellbeing disertakan dalam banyak perangkat, produsen tidak selalu mempromosikannya dengan aktif. Fitur ini sering tersembunyi di menu pengaturan, tanpa banyak panduan tentang cara penggunaannya.
  3. Ketergantungan pada Teknologi: Ironisnya, meskipun menyadari bahwa terlalu banyak waktu layar berdampak buruk, kita sering kali enggan membatasi diri karena ketergantungan pada teknologi untuk kebutuhan sehari-hari, baik itu pekerjaan, hiburan, atau komunikasi.
  4. Tantangan Konsistensi: Menerapkan Digital Wellbeing memerlukan kedisiplinan dan konsistensi. Meskipun pengguna mulai membatasi waktu layar, ada godaan untuk melanggar aturan yang ditetapkan sendiri, misalnya dengan memperpanjang waktu layar atau membuka aplikasi setelah waktu habis.

4. Menjadikan Digital Wellbeing sebagai kebiasaan sehari-hari

pexels/@tirachard-kumtanom-112571

Agar Digital Wellbeing menjadi bagian dari keseharian, pengguna bisa mulai dengan:

  1. Mengatur waktu layar pada aplikasi yang paling sering digunakan.
  2. Mengaktifkan Focus Mode saat bekerja atau belajar.
  3. Memanfaatkan laporan mingguan untuk evaluasi kebiasaan digital.
  4. Menetapkan waktu bebas perangkat, terutama di malam hari atau saat bersama keluarga.
  5. Mengajak keluarga atau teman untuk ikut menerapkan kebiasaan Digital Wellbeing.

Dengan menerapkan fitur-fitur ini, kita bisa menghindari dampak negatif teknologi berlebihan dan memanfaatkan teknologi dengan cara yang lebih seimbang. Digital Wellbeing bukan hanya fitur teknis, tetapi alat yang bisa membantu kita menjaga kesejahteraan di dunia digital yang semakin menuntut perhatian kita.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agustang
EditorAgustang
Follow Us