Menurut Nizam, selama ini mobil pengangkut yang ada di bandara maupun pabrik kebanyakan mengandalkan kendaraan diesel, sehingga cenderung tidak ramah lingkungan. Untuk itu, saat ini pihaknya sedang berfokus melakukan pengembangan mobil listrik yang siap untuk diujicobakan.
"Beberapa kendaraan listrik sudah uji coba, kalau itu cukup handal bisa digunakan di seluruh bandara di Indonesia. Untuk angkut penumpang, yang sangat banyak kebutuhan untuk bagasi," terangnya dalam jumpa pers Technoride Epic Endurance Cycling 2020 Sabtu (15/2) sore.
Nizam menyebutkan, untuk pengembangan mobil listrik sendiri sudah dilakukan UGM sejak 10 tahun terakhir. Menurutnya, ketika sudah keluar satu prototipe dan ketika sudah terstandarisasi, dalam 1 bulan pihaknya mampu untuk memproduksi 4-5 unit.
"Kita sedang cari pendanaan, nanti bisa buat lini produksi dalam skala kecil, bisa setahun 50. Sambil mencari mitra untuk bisa bersama, karena perguruan tinggi bukan pabrik, jadi kita bagian penelitiannya," jelasnya.