7 Rekomendasi UNESCO Usai Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi Warisan Dunia

Masukan UNESCO dukung relokasi dalam kawasan sumbu filosofi

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerima rekomendasi dari UNESCO menyangkut kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia pertengahan September kemarin.

Terdapat tujuh butir poin dalam rekomendasi UNESCO tersebut, termasuk di antaranya penerapan pendekatan Historic Urban Landscape (HUL) hingga relokasi pemukiman informal.

1. Moratorium pembangunan hotel

7 Rekomendasi UNESCO Usai Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi Warisan DuniaWisatawan berada di kawasan Malioboro, Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Pada poin pertama, UNESCO merekomendasikan upaya menguraikan secara lebih rinci penerapan pendekatan Historic Urban Landscape dalam mengelola tekanan pembangunan perkotaan di Yogyakarta.

Berikutnya adalah menyempurnakan indikator-indikator pemantauan agar memadai untuk mengukur langsung kondisi konservasi atribut dengan Nilai-Nilai Universal yang
Luar Biasa atau Outstanding Universal Values.

"Mempertahankan moratorium pembangunan hotel dan memastikan pelaksanaannya di zona penyangga, sembari menyelesaikan kajian daya dukung dan membuat peraturan khusus yang secara permanen akan mencegah pembangunan gedung-gedung tinggi," demikian bunyi butir rekomendasi ketiga UNESCO.

2. Keberlanjutan relokasi pemukiman informal

7 Rekomendasi UNESCO Usai Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi Warisan DuniaKeraton Yogyakarta (kratonjogja.id)

Sedangkan bunyi rekomendasi keempat UNESCO adalah melanjutkan penerapan proses relokasi sukarela pemukiman informal di dalam kawasan.

"Dengan memastikan bahwa hak dan kebutuhan masyarakat tetap terlindungi," lanjut butir rekomendasi itu.

Baca Juga: Sumbu Filosofi Yogyakarta Bakal Jadi Kawasan Rendah Emisi

3. Perluas kawasan penyangga

7 Rekomendasi UNESCO Usai Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi Warisan DuniaSumbu Filosofi Yogyakarta (kratonjogja.id)

Rekomendasi kelima berbunyi mempertimbangkan kemungkinan perluasan batas dan zona penyangga di beberapa bagian kawasan di masa mendatang dengan mengajukan permintaan sedikit perubahan batas agar pengelolaan tekanan pembangunan perkotaan lebih efektif.

Keenam, meneruskan pengembangan Rencana Manajemen Risiko Bencana untuk kawasan. Termasuk pelatihan pengurangan risiko dan tanggap bencana.

Ketujuh atau terakhir, memberlakukan pedoman penilaian dampak warisan budaya yang baru saja diselesaikan dan memastikan bahwa semua pembangunan perkotaan yang
besar, pariwisata, dan proyek infrastruktur yang dapat berdampak pada kawasan dikomunikasikan kepada Pusat Warisan Dunia sesuai dengan paragraf 172 Pedoman Operasional Pelaksanaan Konvensi Warisan Dunia.

Baca Juga: Dispar DI Yogyakarta Siapkan Paket Wisata di Kawasan Sumbu Filosofi  

Tunggul Kumoro Damarjati Photo Community Writer Tunggul Kumoro Damarjati

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya