Pasca Penetapan Sumbu Filosofi, Kemacetan hingga Polusi Bakal Ditekan

Pemda DIY bentuk pokja khusus mengurus sumbu filosofi

Yogyakarta, IDN Times - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana mengurangi tekanan lingkungan dan pembangunan di kawasan Sumbu Filosofi, yang baru saja ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Sekretaris Disbud DIY Cahyo Widayat mengatakan, pengelolaan Sumbu Filosofi Yogyakarta dilaksanakan sebagai bagian dari agenda heritage impact assessment (HIA) atau penilaian dampak warisan budaya.

"Yang pertama adalah kita mencoba mengurangi tekanan dari lingkungan, misalnya terkait kemacetan, polusi. Kemudian tekanan dari pembangunan," kata Cahyo dalam diskusi virtual bertajuk "Sumbu Filosofi Yogyakarta Antarkan Masyarakat DIY Lebih Sejahtera dan Berbudaya", Kamis (21/9/2023).

 

1. Mengurangi tekanan bencana alam

Pasca Penetapan Sumbu Filosofi, Kemacetan hingga Polusi Bakal DitekanSumbu Filosofi Yogyakarta (jogjaprov.go.id)

Menurut Cahyo, ketentuan di atas tertuang dalam rencana pengelolaan (management plan) Sumbu Filosofi Yogyakarta yang telah disusun oleh Disbud DIY sebagai salah satu syarat pengajuan warisan budaya dunia ke UNESCO.

Selain lingkungan, Cahyo menuturkan, kegiatan pembangunan harus melalui asesmen, serta menggunakan pendekatan lanskap kota bersejarah atau historic urban landscape (HUL).

Fokus pemda lainnya yakni mengurangi tekanan bencana alam di kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. "DIY ini diam-diam juga banyak potensi bencana. Ada Gunung Merapi, gempa bumi, dan angin ribut, sehingga kami akan menyiapkan hal-hal berkaitan kesiapsiagaan bencana alam. Nanti BPBD DIY akan ikut mendukung," kata Cahyo.

 

2. Pemda DIY bentuk pokja untuk mengurus warisan dunia

Pasca Penetapan Sumbu Filosofi, Kemacetan hingga Polusi Bakal Ditekankebudayaan.kemdikbud.go.id

Cahyo berujar, Pemda DIY segera membentuk kelompok kerja (pokja) atau badan pengelola kawasan cagar budaya. Ini akan melibatkan banyak unsur pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah provinsi, Pemerintah Kota Yogyakarta, dan Pemerintah Kabupaten Bantul.

"Semuanya akan berkolaborasi, termasuk bersama swasta dan masyarakat demi pelaksanaan tanggungjawab pelestariannya. Setelah menjadi warisan dunia maka akan datang wisatawan dunia. Maka kita harus adakan beragam kegiatan pariwisata levelnya harus mengikuti level dunia," ungkap Cahyo.

 

Baca Juga: Mengenal Sumbu Filosofi Yogyakarta, Warisan Dunia UNESCO  

3. Tak ingin menjadi warisan dunia yang kehilangan daya tarik

Pasca Penetapan Sumbu Filosofi, Kemacetan hingga Polusi Bakal DitekanWakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana menyatakan mendukung seluruh program pelestarian Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Dewan, lewat berbagai kegiatan pariwisata juga bakal mengoptimalkannya sebagai modal untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat. Pasalnya, Huda berharap Sumbu Filosofi Yogyakarta ini tak bernasib serupa dengan sejumlah warisan dunia yang kehilangan daya tariknya dalam waktu singkat.

Dia mencontohkan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto yang ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO tahun 2019 lalu.

"Di Sawahlunto itu ramai wisatanya dua sampai tiga tahun, habis itu sepi. Tapi untuk Sumbu Filosofi karena sudah dirancang sejak awal jadi modal utama yang dimiliki Yogyakarta," ucap Huda.

Baca Juga: Sumbu Filosofi Jadi Warisan Dunia, Rekomendasi UNESCO Jadi Perhatian

Tunggul Kumoro Damarjati Photo Community Writer Tunggul Kumoro Damarjati

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya