Intensitas Gempa Dipicu Sesar Opak Terus Naik 5 Tahun Terakhir

Ingat, informasi ini disampaikan bukan untuk bikin panik!

Yogyakarta, IDN Times - Intensitas gempa bumi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dipicu aktivitas Sesar Opak terus-terusan meningkat selama lima tahun terakhir.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Sleman, Setyoajie Prayoedhie, menyebut hasil pengamatan data seismisitas menunjukkan adanya kenaikan sejak lima tahun lalu hingga 2022 kemarin.

"Lima tahun terakhir kurvanya cenderung meningkat," kata Setyoajie saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

1. Gempa kecil, tak dirasakan manusia

Intensitas Gempa Dipicu Sesar Opak Terus Naik 5 Tahun TerakhirIlustrasi Seismogram (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data hasil monitoring Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, tercatat 136 kejadian gempa bumi di wilayah DIY 2018 lalu dan meningkat menjadi 144 setahun setelahnya. Pada 2020 naik kembali jadi 160 dan 2021 sebanyak 282. Terakhir, 902 kejadian di tahun 2022.

Disebutkan pula peningkatan intensitas kegempaan juga dipicu aktivitas sebagian dari subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Artinya, bukan hanya Sesar Opak saja. Kegempaan tersebut hasil analisis BMKG rata-rata masuk kategori kecil atau di bawah magnitudo 5.0 yang hanya bisa dideteksi oleh alat detektor.

2. Alasan tak perlu cemas

Intensitas Gempa Dipicu Sesar Opak Terus Naik 5 Tahun TerakhirPengamatan Gerhana Bulan di Stasiun Geofisika Yogyakarta. (IDN Times/Siti Umaiyah)

Dengan naiknya intensitas gempa ini, menurut Setyoajie justru hal yang bagus. Dikarenakan, malah mengurangi potensi munculnya gempa besar di lintasan Sesar Opak.

Secara teori, Setyoajie menjelaskan, penyebab naiknya intensitas kegempaan itu adalah dampak rilis akumulasi energi Sesar Opak yang hingga saat ini masih aktif. Ini merupakan indikator kawasan itu sebagai daerah gempa.

"Banyaknya gempa yang terjadi itu kan ada rilis energi yang dikeluarkan. Daripada energi yang terakumulasi justru ketika terjadi gempa, gempanya besar. Dengan adanya gempa-gempa kecil pada dasarnya membantu mengurangi gempa besar," paparnya.

Baca Juga: YIA Jadi Bandara dengan Konstruksi Tahan Gempa Pertama di ASEAN

3. Aktivitas Sesar Opak juga masih normal

Intensitas Gempa Dipicu Sesar Opak Terus Naik 5 Tahun TerakhirIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Setyoajie menuturkan, BMKG memonitor aktivitas gempa bumi di DIY selama 24 jam melalui sembilan sensor, dan fenomena peningkatan intensitas kegempaan akibat akitivitas Sesar Opak ini masih bisa disebut dalam kategori normal.

"Ini masih normal," tegas Setyoajie.

Dikatakan normal lantaran DIY terutama bagian selatan dan kawasan Jawa Tengah adalah zona aktif gempa. Dalam artian, gempa bumi memang bisa terjadi kapan saja.

Namun, kata Setyoajie, Sesar Opak di sisi lain juga memiliki potensi memicu gempa bumi hingga magnitudo 6,5 atau gempa besar dan merusak seperti yang pernah terjadi pada 2006 silam.

Setyoajie menyampaikan meski gempa tidak bisa diprediksi, ia meminta masyarakat tetap tenang dan merespons Informasi mengenai aktivitas gempa di kawasan Sesar Opak ini dengan meningkatkan level kewaspadaan dan mitigasi kebencanaan.

"Poinnya adalah, masyarakat di DIY atau masyarakat di sekitar Sesar Opak lebih waspada. Dalam artian paham konsep mitigasi gempa bumi, paham konsep evakuasi mandiri, sehingga diharapkan kalau pun terjadi dampaknya tidak terlalau signifikan," tutupnya.

Baca Juga: Ahli UPN: Pemetaan Bangunan Rentan Gempa Sangat Penting!

Tunggul Kumoro Damarjati Photo Community Writer Tunggul Kumoro Damarjati

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya